Mohon tunggu...
Betaria Simanullang
Betaria Simanullang Mohon Tunggu... -

gadis kecil yang menyukai 'cinta' dengan seribu pemahaman berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Merindukan Kamu yang Dulu

31 Mei 2014   07:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin ada teman yang curhat tentang hancur nya hubungan nya dengan pacar yang sekarang udah jadi mantannya. Setelah dia bercerita banyak tentang apa yang menjadi kemungkinan kandasnya hubungan itu, aku menarik kesimpulan hal ini dikarenakan salah satu diantara mereka ada yang berubah sifatnya nggak semanis saat ditahun pertama mereka jadian (hingga bulan lalu, hubungan mereka sudah mendekati tahun ke-4).

Berangkat dari itu aku jadi ingat kalau aku punya filosofi begini, “sifat asli seseorang akan muncul dibulan ketiga atau keempat.”

Ada sebagian yang mengerti dan ada yang nggak ngerti. Bagi yang ngerti, mungkin ini dikarenakan mereka mengalami sendiri kejadian itu? J

Maksud filosofi ku diatas adalah, saat kita menjalin sebuah hubungan katakanlah pacaran. Di awal bulan bulan pertama –tiga sampai empat bulan- akan terasa sangat manis dan mendebarkan. Nah, setelah lewat dari kuantitas bulan itu, kenyataan sebenarnya akan muncul. Sifat asli kedua belah pihak akan naik ke permukaan dan mulai lah timbul bumbu-bumbu lanjutan dalam hubungan. Kenyataan akan mulai mengerjai dan mengolok-olok hubungan tersebut.

Beruntunglah mereka yang memiliki pasangan yang sifatnya memang dari awal sudah seperti ‘itu’ dan nggak dibuat-buat sehingga mau sampai kapan pun, ya sifat dia tetap gitu nggak berubah kearah lain yang menciptakan ketidaknyamanan. Malang nya mereka yang memiliki pasangan yang penuh dengan modus di dalam kepalanya. Yang memiliki banyak alasan tentang mengapa ia menjalin suatu hubungan dengan pasangannya. Iya, di tiga empat bulan pertama semua akan muncul.

Ah.. ironisnya hal ini memang terjadi pada ku.

Pacar ku belakangan ini sedikit sedang menjajak ke sana sepertinya. Belakangan ini, dia entah mengapa berubah menjadi makhluk yang penuh alasan, penuh minta maaf, dan penuh pengingkaran. Dia mulai membentak dan berlaku agak kasar. Sehingga belakangan ini aku banyak memikirkan hal-hal tertentu tentang kelanjutan hubungan ini. Aku mulai jenuh dan merasa risih sebenarnya.

Dia mulai terasa seperti orang lain.

Teman ku itu cerita kalau dia dan pacarnya kandas dikarenakan teman ku itu nggak tahan lagi dengan alasan-alasan pacarnya yang sangat klasik dan berulang, bentakan dan kasarnya sikap si mantan pacar.

Bagaimana dengan aku dan pacarku? Aku sebenarnya sangat-sangat anti tentang timbulnya masalah dalam hubungan kami ini apalagi rasa jenuh. Tapi kenyataan yang ada memang sedang mengolok-olokku. Alasan dan permintaan maaf serta pengingkarannya sedikit demi sedikit mengikis rasa percaya ku. Bercerita pun tak lagi semempesona saat pertama kali kami jadian. Rasanya seperti bercerita dengan orang lain yang sekedar mendengarkan telinga secara sukarela.

Aku nggak meminta mu untuk bersikap lembut dan lantas memperlakukan ku seperti putri. Nggak. Tapi seenggaknya jangan bentak atau bersikap kasar. Saat orang lain melakukan hal kasar dan bentakan itu padaku, bukankah seharusnya kamu nggak ikut-ikutan? Bukankah seharusnya kamu yang menjadi pendamai hati ku dan tempat ku mengadu ditengah ramainya orang-orang? Lantas kalau bukan kamu, siapa lagi?

Kemarin, saat aku memiliki begitu banyak sayang untuknya, aku nggak menemukan alasan kenapa harus memikirkan kebersamaan ku dengannya. Yang ku tau karena aku ingin, makanya aku tetap bersamanya walau banyak yang menjadi batu kerikil kami. Tapi sekarang ini, sikap nya secara nggak sengaja menciptakan alasan (banyak alasan) tentang sebenarnya ada baiknya kalau kami nggak bersama.

Ironis memang, padahal aku sangat meluap kan sayang ku padanya sebelum ini. Rasa sayang yang tidak bisa kukendalikan hingga terkadang aku terheran sendiri menyaksikan diri ku sendiri.

Sayang, aku jadi memikirkan hal yang agak mencincang perasaan ku, “apa kamu masih tetap merindukan dan masih tetap mencari ku tanpa ciuman dan pelukan-pelukan itu?”
Tolong jangan salah artikan antara cinta dan nafsu, sayang.

Apa pernah dalam sekali saja bayangan mu itu, aku membuat mu tergelitik bukan karena sentuhan-sentuhan ku tetapi karena aku, karena tingkah ku yang memang bisa membuat mu tergelitik tergelak tanpa sentuhan fisik ?

Ah, sayang aku merindukan kamu yang dulu.

Bisakah kita bertahan sedikit lebih lama lagi? Kalau seandainya aku ada salah dalam meningkahimu, sebaiknya kamu katakan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun