Mohon tunggu...
Betaria Simanullang
Betaria Simanullang Mohon Tunggu... -

gadis kecil yang menyukai 'cinta' dengan seribu pemahaman berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Mau Membuat Pengakuan

29 Agustus 2014   15:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:11 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya kemarin, saat aku dan kamu ada sedikit cekcok tentang 'komunikasi kita', aku memutuskan untuk menyudahi kegundahan dan kegelisahanku itu.
Aku menyerahkan nya pada 'keterserahan'-mu tentang mau bagaimana dan lantas aku mencari pelarian.
Setelah itu aku menemukan beberapa kandidat yang memungkinkan untuk dijadikan pelarian. Seorang, sudah kamu ketahui siapa karena aku sudah pernah menceritakannya padamu. Seorang lagi, dia yang belum kamu kenal karena dia berasal dari lingkungan yang sama denganku.

Dia yang ku kenal ini adalah seorang yang sangat pandai berkata dan sangat pandai meluluhkan hati. Dia seorang pemuji yang handal. Aku mau mengakui bahwa memang aku yang pertama meneleponnya saat kamu sibuk ketika aku meneleponmu. Kami bercerita banyak hal termasuk hal-hal yang berbau nostalgia kami berdua. Dia bercerita banyak tentang dunianya. Dia tidak menyia-nyiakan kersempatan ini untuk memanfaatkan setiap detik dengan cerita dan pertanyaan pertanyaan konyolnya. Awalnya aku suka, namun lama-kelamaan aku malah merasa dia sedikit pembual. Mungkin karena selama ini kamu dan aku tidak pernah seramai ini saat sedang berbicara, jadinya aku enggak tahu apakah perkataannya ini betulan atau bohongan.

Seorang lagi yang belum kamu kenal ini, adalah seorang yang sangat perhatian. Bahkan sayatan kecil di jari kelingkingku saja tak luput dari perhatiannya. Dia banyak bertanya tentangku, dan dia seorang yang humoris dengan tingkah spontannya itu. Dia selalu seperti sedang cari-cari perhatian denganku, tapi aku hanya bisa tersenyum saja. Dan dia kecewa saat tahu aku sudah dimiliki kamu. Dia kecewa dan mengatakan kekecewaannya itu padaku, tapi lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum. Karena ku tahu, dia kolektor haha.

Tapi aku menyadari, sedikit pun nggak ada niat ku melirik mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun