Mohon tunggu...
betalis arum
betalis arum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis di Kompasiana untuk melengkapi tugas KBI! Hobi membaca dan memasak, yeah~~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inklusi dalam Sastra Anak: Menghadirkan Keberagaman melalui Tokoh Cerita

2 Desember 2024   12:36 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto mengenai Pengenalan Lebih Dekat Pendidikan Inklusi (sumber: Melintas.id https://images.app.goo.gl/CZT8CbWP6tajHaFTA)

Membaca cerita yang menampilkan karakter dengan latar belakang berbeda dapat membantu anak-anak memahami bahwa perbedaan adalah sesuatu yang wajar. Representasi inklusif dalam cerita membantu mematahkan stereotip yang sering melekat pada kelompok tertentu, seperti etnis minoritas atau penyandang disabilitas. Anak-anak belajar untuk melihat nilai individu berdasarkan karakter, bukan asumsi atau stigma sosial.

  • Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Tokoh cerita dari latar belakang beragam sering kali menghadapi tantangan yang mencerminkan masalah nyata di masyarakat. Melalui cerita tersebut, anak-anak belajar strategi untuk menghadapi perbedaan, menyelesaikan konflik, dan bekerja sama. Proses ini memperkuat keterampilan pemecahan masalah anak secara sosial dan emosional.

Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Panggung Boneka untuk Anak dengan Kebutuhan Khusus

Menggunakan cerita inklusif seperti di atas, guru atau orang tua dapat mengadakan pertunjukan boneka. Misalnya, boneka yang memiliki kebutuhan khusus dapat menjadi tokoh utama yang menyelesaikan masalah dalam cerita. Ini memberikan representasi positif kepada anak-anak dengan kebutuhan khusus dan mengajarkan empati kepada yang lain.

2. Digital Storytelling yang Interaktif

Platform seperti PiBo memungkinkan cerita interaktif dengan berbagai tema keberagaman. Anak-anak dapat memilih jalan cerita yang berbeda, yang melibatkan karakter dengan latar belakang yang inklusif, misalnya, seorang anak dari suku tertentu atau dengan kebutuhan khusus yang memimpin dalam petualangan.

3. Penggunaan Bahasa Isyarat

Dalam cerita "Lili dan Aca Main Bersama", karakter yang menggunakan bahasa isyarat menjadi bagian aktif dalam cerita. Buku ini secara tidak langsung mengajarkan anak-anak dasar-dasar bahasa isyarat, sehingga mereka lebih mudah berkomunikasi dengan teman-teman tunarungu. Belajar bahasa isyarat bisa dengan workshop mini atau bersama saudara-saudara tunawicara dan tunarungu kita.

Penerapan ini memberikan pengalaman langsung kepada anak-anak untuk memahami dan menghargai keberagaman melalui media yang menyenangkan dan mendidik. Dan bukanlah suatu kesulitan apabila kita mau belajar bersama-sama.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun