[caption caption="Foto Cover Polis Axa Mandiri"][/caption]
Orangtua mana yang tidak ingin buah hatinya bahagia di masa depan? Anda pasti salah satu di antaranya. Segala harapan dan cita-cita pasti Anda tumpahkan kepada sang buah hati. Saya dan suami pun demikian. Tentu saja kita tidak boleh memaksakan keinginan kita terhadap si buah hati. Biarkan anak memilih apa yang dia inginkan sesuai dengan bakat dan minatnya. Tugas kita sebagai orangtua hanya sebagai pendukung dan mengarahkannya ke jalur yang benar.
Sebagai contoh, putri kami, usia 10 tahun, kelas 5 SD, menyukai kegiatan menggambar. Saya sebagai ibu, telah melihat bakat ini sejak dia berusia 3 tahun. Saya terus menerus memfasilitasi dengan berbagai peralatan pendukung yang berhubungan dengan hobi putri saya. Dia sangat menyukai kegiatan menggambar hingga entah berapa buku gambar sketsa yang telah dia penuhi dengan karyanya.
Sampai pada satu hari, putri saya berbincang dengan saya dan Papanya tentang cita-cita. Kami sangat senang saat dia mengucapkan kalimat, “Pa, Ma, kakak ingin jadi arsitek.” Kemudian suami dan saya memberikan gambaran bagaimana profesi seorang arsitek dan apa saja yang harus putri saya tempuh untuk mewujudkan cita-citanya. Kami pun menekankan padanya agar terus belajar dengan rajin terutama pelajaran yang berkaitan erat dengan cita-citanya, diantaranya Matematika, Sains, dan menggambar.
Tahun lalu, terpikir dalam benak saya rencana menabung demi pendidikan putri saya kelak. Hal ini saya diskusikan terlebih dulu dengan suami. Awalnya suami saya alergi dengan kata ‘asuransi’. Namun setelah saya bertanya pada staf Financial Advisor AXA-Mandiri di cabang bank Mandiri terdekat, saya mendapatkan penjelasan tentang manfaat tabungan rencana AXA-Mandiri, khususnya program tabungan Mandiri Sejahtera Mapan. Semua hal yang saya dapatkan dari petugas AXA Mandiri tersebut, saya sampaikan pada suami.
Lalu, suami saya berpikir, dengan hanya menabung setiap bulan sesuai kemampuan kita, cita-cita putri saya untuk menjadi arsitek akan terwujud di masa depan.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Tentu saja dengan asumsi seberapa besar kenaikan biaya kuliah di 5 atau 10 tahun mendatang. Pihak AXA-Mandiri memberikan informasi bahwa saya bisa mengambil manfaat uang tunai dari tabungan tersebut di tahun ke-6 dengan jumlah asumsi nilai hasil investasi sebesar 20 juta rupiah lebih. Nilai itu diperoleh dari plan yang saya ambil, yaitu tabungan Rp350.000,00 per bulan dengan nilai pertanggungan dasar sebesar Rp50.000.000,00. Pilihan pembayaran premi pun dapat dilakukan dengan metode auto debet dari rekening tabungan Anda jika sudah terdaftar sebagai nasabah Bank Mandiri. Hal ini akan membuat saya disiplin menabung.
Tabel ilustrasi perkembangan nilai investasi dengan asumsi bahwa premi dibayarkan tepat waktu sesuai kontrak polis. Nilai ini telah diperhitungkan berdasarkan biaya asuransi dan administrasi.
[caption caption="Tabel Plan Tabungan Asuransi AXA MAndiri Sejahtera"]
Saya pun dapat melakukan Top Up minimal Rp1.000.000,00 kapan saja agar nilai akumulasi investasi semakin cepat meningkat. Hasil invenstasi di tahun yang sudah ditentukan itu bisa saya gunakan untuk keperluan sekolah putri saya dengan perkiraan usia putri saya sudah memasuki masa SMAnya. Jika tidak dicairkan hingga tahun ke-10 pun saya tetap bisa memetik hasil investasinya hingga berkali lipat seolah tak perlu menabung lagi.
Manfaat lain dari jenis tabungan adalah adanya jaminan asuransi jiwa dan kesehatan bagi saya sebagai Tertanggung. Jika terjadi apa-apa dengan saya, misalnya meninggal dunia, putri saya tetap bisa mendapatkan biaya pendidikannya dari tabungan ini sebagai proteksi. Semisal saya harus dirawat di rumah sakit, klaim asuransi kesehatan dapat dilakukan selama jangka waktu 1 bulan dengan mengisi formulir klaim seperti ini :
[caption caption="Formulir Klaim Rawat Inap untuk diisi oleh Dokter"][/caption]
[caption caption="Formulir Klaim Rawat Inap untuk diisi oleh Pemegang Polis/ Tertanggung"]
Walau saya sudah memiliki asuransi dari lembaga tempat suami saya bekerja, saya tetap bisa mengajukan double claim asuransi. Hal ini bisa meringankan beban biaya rumah sakit yang cukup tinggi yang akan membebani keluarga. Saya teringat pengalaman ibu saya saat sakit. Beliau ternyata sudah memiliki asuransi kesehatan dan itu sangat meringankan kami sekeluarga karena seluruh biaya rawat inap ditanggung oleh asuransi di mana beliau terdaftar. Jadi tabungan Mandiri Sejahtera Mapan ini sangat menguntungkan saya dan keluarga.
Pengalaman saya saat mendaftarkan diri sebagai nasabah AXA-Mandiri, pelayanannya ramah, dan penjelasannya mudah dipahami. Proses pembuatan polis kurang lebih 1 bulan dari tanggal pendaftaran sebagai peserta. Setelah saya memiliki polis asuransi ini tahun lalu, saya sempat mengalami penurunan kemampuan membayar premi menginjak bulan keempat. Lalu, terpikir untuk melanjutkannya lagi di pertengahan tahun 2015 ini.
Saat saya mendaftarkan diri kembali melalui Financial Advisor, Pak Randi Pratama, yang bertugas di kantor Bank Mandiri Cab. Ujungberung-Bandung, saya hanya perlu meng-update data diri dari polis sebelumnya. Nilai investasi selama 3 bulan di tahun yang lalu telah masuk ke rekening tabungan secara otomatis. Polis baru akan diterbitkan setelah satu bulan.
[caption caption="Financial Advisor, Randi Pratama"]
Namun, saya mengalami sedikit kendala. Ternyata setelah satu bulan, polis belum juga saya terima. Entah apakah ini karena keteledoran saya dalam menulis alamat rumah atau pihak AXA-Mandiri. Saya berinisiatif mengadukan hal ini ke customer care AXA-Mandiri di nomor (021) 30058788. Setelah mengikuti instruksi melalui panduan suara di telepon, saya tersambung dengan Customer Service. Dia mengecek nomor polis yang sebelumnya telah saya ketahui di notifikasi SMS dan alamat lengkap saya. Semua pembicaraan itu secara otomatis terekam di sebuah sistem. Itu merupakan salah satu prosedur pelayanan untuk bukti keakuratan data. Saya pun menambahkan informasi bahwa saya telah menerima notifikasi SMS kedua, isinya, ‘Polis tidak dapat kami kirimkan karena alamat tidak jelas.’
Tanggal 20 Oktober 2015, untuk kedua kalinya saya mengonfirmasi ulang alamat saya via CS. Ternyata keterangan status polis saya di pihak AXA-Mandiri tertera ‘sudah diterima seseorang bernama ‘A’.’
“Saya belum juga menerima polis tersebut sampai hari ini, mbak. Jika di rumah tidak ada orang, biasanya Satpam yang akan menerima kiriman paket apapun bentuknya dan tidak ada Satpam bernama ‘A’,” ujar saya.
Pihak AXA-Mandiri menyatakan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut dan akan menindaklanjuti dengan investigasi plus menerbitkan duplikat polis. Menurut informasi yang saya peroleh, selambat-lambatnya dalam 14 hari duplikat polis sudah jadi tanpa dikenakan biaya administrasi. Saya berterimakasih atas respons customer care AXA-Mandiri.
Tiga hari setelah saya melaporkan hal ini pada Pak Randi di kantor Bank Mandiri Cabang Ujungberung, Bandung, saya akhirnya menerima bukti duplikat polis. Bukti tertulis ini sangat penting jika terjadi klaim di kemudian hari.
Saya bersyukur setelah kemampuan finansial keluarga kembali stabil, jaminan masa depan putri saya kembali terlihat cerah. Yang ada di dalam benak saya dan suami saat ini, “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Tak masalah bagi saya sebagai orangtua sedikit berhemat sekarang dengan menabung agar cita-cita si buah hati terwujud.
Saya sempat membicarakan tentang pilihan tabungan ini dengan sahabat saya via ponsel. Ternyata dia baru saja memilih AXA-Mandiri untuk tabungan rencana pendidikan kedua anaknya yang berumur 5 tahun dan 7 bulan.
Tabungan Mandiri Sejahtera Mapan adalah kado untuk calon arsitek. Bangga rasanya jika suatu hari nanti melihat putri saya memakai baju Toga dan lulus dengan nilai terbaik sebagai calon arsitek andal.
[caption caption="Polis Asuransi JIwa AXA Mandiri"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H