Mohon tunggu...
beta widias
beta widias Mohon Tunggu... Penulis Freelance -

ibu rumah tangga yang suka menulis,ngeblog dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kado untuk Calon Arsitek

26 Oktober 2015   11:33 Diperbarui: 26 Oktober 2015   11:38 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Foto Cover Polis Axa Mandiri"][/caption]

 

Orangtua mana yang tidak ingin buah hatinya bahagia di masa depan? Anda pasti salah satu di antaranya. Segala harapan dan cita-cita pasti Anda tumpahkan kepada sang buah hati. Saya dan suami pun demikian. Tentu saja kita tidak boleh memaksakan keinginan kita terhadap si buah hati. Biarkan anak memilih apa yang dia inginkan sesuai dengan bakat dan minatnya. Tugas kita sebagai orangtua hanya sebagai pendukung dan mengarahkannya ke jalur yang benar.

Sebagai contoh, putri kami, usia 10 tahun, kelas 5 SD, menyukai kegiatan menggambar. Saya sebagai ibu, telah melihat bakat ini sejak dia berusia 3 tahun. Saya terus menerus memfasilitasi dengan berbagai peralatan pendukung yang berhubungan dengan hobi putri saya. Dia sangat menyukai kegiatan menggambar hingga entah berapa buku gambar sketsa yang telah dia penuhi dengan karyanya.

Sampai pada satu hari, putri saya berbincang dengan saya dan Papanya tentang cita-cita. Kami sangat senang saat dia mengucapkan kalimat, “Pa, Ma, kakak ingin jadi arsitek.” Kemudian suami dan saya memberikan gambaran bagaimana profesi seorang arsitek dan apa saja yang harus putri saya tempuh untuk mewujudkan cita-citanya. Kami pun menekankan padanya agar terus belajar dengan rajin terutama pelajaran yang berkaitan erat dengan cita-citanya, diantaranya Matematika, Sains, dan menggambar.

Tahun lalu, terpikir dalam benak saya rencana menabung demi pendidikan putri saya kelak. Hal ini saya diskusikan terlebih dulu dengan suami. Awalnya suami saya alergi dengan kata ‘asuransi’. Namun setelah saya bertanya pada staf Financial Advisor AXA-Mandiri di cabang bank Mandiri terdekat, saya mendapatkan penjelasan tentang manfaat tabungan rencana AXA-Mandiri, khususnya program tabungan Mandiri Sejahtera Mapan. Semua hal yang saya dapatkan dari petugas AXA Mandiri tersebut, saya sampaikan pada suami.

Lalu, suami saya berpikir, dengan hanya menabung setiap bulan sesuai kemampuan kita, cita-cita putri saya untuk menjadi arsitek akan terwujud di masa depan. 

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Tentu saja dengan asumsi seberapa besar kenaikan biaya kuliah di 5 atau 10 tahun mendatang. Pihak AXA-Mandiri memberikan informasi bahwa saya bisa mengambil manfaat uang tunai dari tabungan tersebut di tahun ke-6 dengan jumlah asumsi nilai hasil investasi sebesar 20 juta rupiah lebih. Nilai itu diperoleh dari plan yang saya ambil, yaitu tabungan Rp350.000,00 per bulan dengan nilai pertanggungan dasar sebesar Rp50.000.000,00. Pilihan pembayaran premi pun dapat dilakukan dengan metode auto debet dari rekening tabungan Anda jika sudah terdaftar sebagai nasabah Bank Mandiri. Hal ini akan membuat saya disiplin menabung.

Tabel ilustrasi perkembangan nilai investasi dengan asumsi bahwa premi dibayarkan tepat waktu sesuai kontrak polis. Nilai ini telah diperhitungkan berdasarkan  biaya asuransi dan administrasi.

[caption caption="Tabel Plan Tabungan Asuransi AXA MAndiri Sejahtera"]

[/caption]

Saya pun dapat melakukan Top Up minimal Rp1.000.000,00 kapan saja agar nilai akumulasi investasi semakin cepat meningkat. Hasil invenstasi di tahun yang sudah ditentukan itu bisa saya gunakan untuk keperluan sekolah putri saya dengan perkiraan usia putri saya sudah memasuki masa SMAnya. Jika tidak dicairkan hingga tahun ke-10 pun saya tetap bisa memetik hasil investasinya hingga berkali lipat seolah tak perlu menabung lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun