Perkembangan teknologi pada beberapa tahun terakhir ini bisa dikatakan sangat pesat, tidak terkecuali Augmented Reality (AR). Perkembangan ponsel cerdas atau yang biasa kita sebut dengan smartphone yang terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi baru yang bisa berjalan di dalam perangkat tersebut, salah satunya adalah aplikasi berbasis Augmented Reality.
Menurut MarketsandMarkets, pasar Augmented Reality diproyeksikan tumbuh dari yang semula berkisar 10,7 miliar USD pada tahun 2019, menjadi 72,7 miliar USD pada tahun 2024. Sehingga, diperkirakan akan tumbuh pada CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 46,6% mulai dari 2019 hingga 2024. Sebuah angka yang cukup besar dan menyenangkan, bukan?
Oke, mari kita kembali lagi ke pembahasan awal. Namun, pernahkah anda mendengar istilah Augmented Reality sebelum kita lanjut pembahasan lebih dalam? Bagi yang belum familiar dengan istilah Augmented Reality (AR), tenang saja kita akan mengulasnya di sini.
Apa Itu Augmented Reality?
Augmented Reality (AR) adalah sebuah teknologi yang seolah dapat memasukkan sebuah realitas maya ke dalam dunia nyata. Dengan berbekal kamera smartphone yang sudah mendukung teknologi AR, anda sudah bisa menikmati aplikasi AR langsung di dalam layar. Dengan tangkapan kamera, anda dapat melihat dunia nyata yang di dalamnya juga terjadi objek-objek digital yang seolah ada di depan anda. Namun, objek digital tersebut hanya sebuah realitas maya yang bisa dilihat di dalam layar. Itulah yang disebut Augmented Reality (AR)
Beberapa Teknologi dibalik Augmented Reality
Seperti yang kita pelajari pada pembahasan selanjutnya, Augmented Reality menyusahkan objek digital yang seolah dapat masuk ke dunia nyata melalui tangkapan kamera smartphone. Nah, tentunya ada beberapa komponen atau teknologi untuk membuat hal itu terjadi. Apa sajakah itu? Yuk, mari kita simak penjelasannya di bawah ini.
1. Kamera dan Sensor
Komponen lain yang dibutuhkan adalah sensor. Berikut ini adalah beberapa sensor yang digunakan sebagai pendukung Augmented Reality :
A. Accelerometer : digunakan untuk mendeteksi perubahan kecepatan dan perpindahan
B. Gyroscope     : digunakan untuk mendeteksi perubahan orientasi sudut dari smartphone
C. Depth Sensor  : digunakan untuk mengukur kedalaman atau jarak antar objek yang ditangkap kamera
Dengan beberapa jenis-jenis sensor di atas, smartphone anda dapat mendeteksi dan menghitung ruang dan tempat untuk meletakkan obyek-obyek virtual supaya kondisinya terlihat seperti nyata.
2. Proses Computer Vision
Computer Vision adalah salah satu bidang teknologi yang memungkinkan sebuah komputer dapat mengenali objek yang ia lihat sekitarnya. Contoh sederhana dari proses computer vision adalah deteksi QR Code. Ketika kamera diarahkan ke sebuah QR Code, ia akan mengirim perintah untuk diproses misalnya membuka halaman website, konfirmasi pembayaran, download aplikasi, menambah kontak, dll sesuai tujuan dibuatnya QR Code tersebut. Jadi dari penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa proses computer vision merupakan kemampuan komputer untuk mengidentifikasi dan mengenali suatu objek dan memprosesnya guna mendapat hasil tertentu.Â
Lalu apa hubungannya dengan Augmented Reality?
Konsep Augmented Reality yang sebenarnya adalah ketika kamera di arahkan ke objek atau gambar tertentu, maka secara otomatis di layar smartphone anda akan muncul sebuah objek virtual yang kita inginkan, misalnya seperti desert, sebuah buket bunga, dll.Â
Jenis-jenis Augmented Reality
1. Marketing Based ARÂ
  Jenis AR satu ini memerlukan penanda atau objek visual khusus untuk memicu munculnya objek virtual yang kita inginkan. Masih ingatkah kalian dengan pembahasan Computer Vision tentang QR Code sebelumnya?
Nah, QR Code tersebut akan muncul objek virtual baru yang telah kita tentukan sebelumnya. Namun, jika kamera tidak di arahkan ke QR Code atau Marker tadi, maka objek virtual yang muncul akan mengikuti posisi dan orientasi dari marker tersebut. Dari sini kita juga mengetahui bahwa perangkat AR ini juga menghitung posisi dan orientasi marker untuk memposisikan konten atau objek, baik itu 2D atau 3D yang dapat kita lihat di layar.
2. Markerless AR
  Jenis Markerless AR ini dapat bekerja berdasarkan pelacakan (tracking) terhadap kondisi dunia nyata. Jadi AR Jenis ini tidak memerlukan penanda atau marker untuk menampilkan objek virtual. Selain itu, markerless AR juga umum digunakan untuk memetakan arah atau aplikasi seluler berbasis lokasi lainnya. Seperti contoh terdapat pada aplikasi permainan Pokemon Go. Masih ingatkah kalian dengan permainan Pokemon Go?
Ya, permainan tersebut merupakan salah satu contoh dari Markerless AR. Pokemon GO mendeteksi lokasi dan lingkungan sekitar untuk dapat menampilkan lokasi dan lingkungan sekitar untuk menampilkan karakter pokemon seolah berada di depan kita. Tentu pengalaman markerless AR lebih imersif dan kita tidak perlu repot-repot untuk menyediakan penanda (marker) untuk menghadirkan objek virtual.
Kegunaan Augmented Reality dalam Dunia Nyata
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa pasar Augmented Reality diprediksi akan  meningkat pesat di beberapa tahun yang akan datang. Tentunya pertumbuhan pasar tersebut dibarengi dengan jumlah pengguna yang ikut meningkat. Dulu, hanya perusahaan besar dengan target Marketing menengah ke atas saja yang berani menggunakan teknologi AR dalam strategi pemasarannya. Kini, Augmented Reality sudah bisa digunakan di setiap industri, termasuk kesehatan, pendidikan, retail, hiburan, dan masih banyak lagi.
Sekian artikel penjelasan mengenai teknologi sistem informasi masa depan tentang Augmented Reality yang saya tulis untuk memenuhi tugas Pengantar Sistem Informasi
Nama : Beta Narulita Aprilia
NIM Â Â : 3130020010
Matkul : Pengantar Sistem Informasi
Prodi : Sistem Informasi
Instansi : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Dosen Pengampu : Tri Deviasari Wulan, S.T. M.T.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H