Sebagai penonton sekaligus penikmat beberapa dari kita akan mengeluarkan sumpah serapah, betapa kita begitu membenci dan menghakimi si tokoh laki-laki yang selalu menarik ulur dan si tokoh perempuan yang dengan bodohnya selalu merasa kebingungan akan perasaannya hingga mengabaikan orang baru yang selalu datang menawarkan dunia baru, katakanlah sebuah konstruksi cinta yang menyebalkan. Pada sisi yang lain saya melihatnya sebagai suatu keberhasilan bagi penulis naskah ketika mampu mangaduk-aduk emosi penonton.\
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!