pagi ini kutemukan diriku terbangun, dengan darah berceceran di seprei dan telinga sedikit perih. Oh tidak, sy tidak ingin jadi Van Gogh. Benar saja di lantai marmer kutemukan sepotong telinganku dengan darah dimana-mana.
Segera kuselamatkan seprei dari darah yang semakin merembes, menyelamtkan sepotong kenang yang tersisa, sia-sia saja aroma tubuh kekasihku yang melengket diseprei kini berganti amis yang menjijikkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!