Mohon tunggu...
Bes
Bes Mohon Tunggu... -

nama saya bes

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Brasil Bukan Sekedar Piala Dunia

12 November 2014   08:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:01 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Dari puncak gunung, tampak keindahan kota Rio dari berbagai sudut. Dengan menggunakan transportasi kereta gantung sebagai alat transportasi untuk ke puncak gunung membuat perjalanan ke atas semakin berkesan. Favelas yang menjadi lambang kesenjangan sosial di Brasil pun kini menjadi area favorit para wisatawan. Seakan seperti perjalanan safari, mereka biasanya menggunakan jeep dan mobil khusus untuk menuju ke perkampungan kumuh tersebut.

[caption id="attachment_374451" align="alignright" width="300" caption="FLA na Copacabana..."]

1415746273820384066
1415746273820384066
[/caption]

Jika kita pergi ke pantai, jangan kaget kalo dimana-mana kita akan liat tiang gawang. Rupanya ini memang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya. Tidak hanya moment Piala Dunia ini saja. Bola sudah menjadi nafas keseharian masyarakat Brazil pada umumnya. Dipantai pun tampak banyak tiang gawang, yang pastinya akan dipergunakan untuk bermain sepak bola pantai.



Tak hanya sepak bola, masyarakat Rio de Janeiro atau yang biasa dipanggil Carioca, juga menggunakan net volly untuk bermain sepak bola, hingga akhirnya terciptalah Volley-football. Banyaknya jumlah orang yang berolahraga pun membuat saya terheran heran. Matahari yang terbit di pesisir pantai Copacabana pun tak menyurutkan semangat para Carioca untuk berolahraga. Hal yang lebih mencengangkan adalah orang tersebut membawa peralatan olahraga sendiri dan kemudian berolahraga secara individual.



Pemandangan yang tidak asing bagi saya juga adalah bis bis yang sangat penuh di pagi hari, dimana orang-orang berdesakan didalamnya. Harga bis tersebut relatif mahal, 3 Reais (mata uang Brazil) hampir menyamai tarif bus di Eropa. Hal yang membuat berbeda hanyalah, transport disini hanya ada bus besar dan kereta bawah tanah. Banyaknya kendaraan roda dua pun membuat saya seakan berada di Indonesia. Namun kendaraan roda dua didominasi oleh motor besar, belum tampak motor bebek atau motor matic.



Di Brasil terdapat metro, bis dan kereta gantung sebagai transport umum sebagaimana kota-kota besar dunia umumnya. Sisi positifnya adalah bis-bis tersebut berukuran besar sehingga mampu menampung warga Rio de Janeiro untuk terbiasa menggunakan transportasi publik. Jika kemajuan sebuah negara dapat di ukur dari tata kota dan sistem transportasi massal di kota tersebut maka Brazil sudah dapat di kategorikan sebagai negara maju.



Bicara Brasil tidak lengkap rasanya kalau tidak bicara wanitanya. Dunia mengetahui wanita dari Amerika Latin ini terkenal dengan pesona dan kecantikannya. Tak heran kalau para juara Miss Universire dan Miss World lahir dari negara-negara dikawasan ini. Saya tergelitik juga, mengapa wanita disini bisa demikian cantiknya, apa rahasianya. Sebuah pertanyaan usil bagi pengetahuan petualangan saya di kota ini. Ibaratnya, jika sebelumnya saya tidak percaya bahwa bidadari itu ada, ketika berada di Brazil saya seakan melihatnya setiap tiga menit. Setiap saat kita bisa melihat bidadari seperti yang kerap digambarkan kecantikannya dalam dongeng-dongeng nina bobo.



Wanita cantik ala Brazil pun tak dapat dihindari menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Tingginya angka wisatawan yang masuk ke brazil kemudian memiliki kecenderungan untuk mencari tempat porstitusi. Terkadang ketika menggunakan taxi, para supir pun tak ragu untuk menawari service porstitusi Brazil. Menurut Undang-Undang konstitusi di Brazil, aktivitas portitusi di legalkan namun tidak untuk para pekerja dibawah umur. Sejauh mata memandang pun, di sepnjang pantai Ipanema dan Copacabana, terdapat banyak wanita dengan kecantikan luar biasa yang berlalu lalang dalam berbagai aktivitasnya.



Dengan wilayah dan daratan yang sangat luas, membuat brazil sadar akan berbagai macam potensi tersebut. Di Brazil juga banyak berbagai macam buah buahan dan sayur sayuran yang terjangkau. Terkenal sebagai pengekspor kopi dan ayam, Brazil kini juga telah menemukan cadangan minyak potensial di pesisir pantai mereka. Keamanan sempat menjadi tolak ukur keberhasilan Brazil di Piala dunia. Kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terdapat di Rio de Janeiro menjadi akar kriminalitas di kota dengan taraf hidup termahal di Amerika Selatan.


[caption id="attachment_374453" align="alignright" width="300" caption="Escalas de Lapa, Rio de Janeiro"]

14157467322088515456
14157467322088515456
[/caption]

Banyaknya jumlah pergolakan antara pengedar narkotika dan pihak keamanan sering menjadi tontonan sehari-hari bagi para masyrakat. Namun sejak 2010 pihak keamanan kota Rio de Janeiro sudah mulai melakukan pasifikasi untuk mengamankan favelas dari para pengedar narkoba. Saya pun sempat berpapasan beberapa kali dengan polisi militer Brazil yang sedang berpatroli di kawasan keramain kota Rio de Janeiro.



Yang menarik,di name tag di dada mereka tampak sangat jelas nama dan golongan darah mereka. Setelah saya tanya ternyata golongan darah sangat penting jika ada anggota yang sedang terluka, sehingga proses transfusi bisa langsung dilakukan. Beberapa saat sebelum partai final pun, banyak tentara yang berdiri di sisi jalan, lengkap dengan seragam dan senjata laras panjang hanya untuk mengamankan partai final piala dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun