Mohon tunggu...
Bes
Bes Mohon Tunggu... -

nama saya bes

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar dari Harvard untuk Membangun Asia

27 Februari 2015   12:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:26 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun di lain pihak ada juga pengalaman lainnya bahwa seperti “good dictator” di Jordan, Maroko dan Saudia Arabia. Disana rakyat masih memiliki kesetiaan terhadap raja mereka.

Para panelis menitik beratkan pentingnya demokrasi pada era globalisasi saat ini. Saat ini, suara rakyat harus semakin didengarkan apalagi ketika kesenjangan sosial dan kemiskinan semakin meningkat. Seorang panelis menitik beratkan bahwa, hanya manusia yang bebas yang dapat memberikan voting. Dominasi dunia barat terhadap promosi akan demokrasi dibuktikan dengan keberadaan markas dan kehadiran para militernya.

Seorang panelis mengatakan bahwa korupsi adalah “moral judgemnent” jadi harus hati-hati dalam mengucapkan kata korupsi. Jangan pernah mengatakan bahwa kita melakukan revolusi karena pemerintahnya korupsi. Karena belum tentu kita yang akan naik berkuasa tidak akan melakukan hal yang sama. Negara harus mengerti apa yang diinginkan oleh rakyatnya dan berbagai kecenderungan saat ini. Seperti halnya di Hong Kong baru-baru ini, masyarakat menginginkan demokrasi dan kebebasan berekspersi dan Negara harus mendengarkannya.

Ekonomi, Finansial, Entrepreneurship

Pada panel khusus Ekonomi dan finansial, seorang panelis menjelaskan potensi besar Asia dalam pembangunan. Misalnya di Asia Tenggara, Filipina memiliki potensi pertumbuhan yang cukup besar dan nilai pertumbuhan mereka hampir mengimbangi pertumbuhan di India.

Belajar dari pengalaman di India dimana jumlah telepon genggam masih lebih banyak dari pada kamar kecil/wc. Industri komunikasi sangat menguntungkan namun hanya menguntuk bagi pihak yang bergerak di bidang tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi di India khususnya di Asia juga harus diiringi dengan perbaikan infrastruktur dan sistem transportasi yang memadai. Sehingga pada akhirnya pertumbuhan bisa berlangsung lama dan bisa menggerakkan sektor-sektor lainnya.

Dalam kesempatan yang membahas pertumbuhan ekonomi, saya bertanya tentang bagaimana potensi Indonesia dalam beberapa tahun kedepan. Semua panelis mempunyai buah pikiran yang sama yaitu pertumbuhan Indonesia cukup baik dan stabil, namun harus diiringi juga dengan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme. Seperti yang kita tahu bahwa korupsi telah menguras tenaga dan uang negara yang sangat merugikan pembangunan dan rakyat.

Dalam sesi entrepreneurship, Harvard khusus mengundang dua pengusaha muda Indonesia yakni Markus Rahardja dan Daniel Jayasaputra, mereka adalah entrepreneur muda yang masih berusia 22 tahun. Sangat menarik, karena dalam usia yang sangat muda mereka telah mendapatkan perhatian  serius dari Universitas Harvard dan dapat menjadi pioner dan model untuk pengusaha muda lainnya.

Konteks Indonesia

Dalam HPAIR 2015 secara khusus pembangunan Indonesia dan berbagai dinamikanya tidak banyak disentuh karena memang tema besarnya tentang Asia. Namun beberapa issu aktual seperti demokrasi dan pemberantasan korupsi menjadi penekanan penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Belajar dari sejarah, sebuah negara akan jatuh ketika elit politik dan para penguasa menggunakan kekuasaan mereka untuk memperkaya diri sendiri, keluarga, partai, dan sahabat. Masalah Indonesia tidak hanya korupsi materi namun juga kolusi, nepotisme atau bahkan penyalahgunaan kekuasaan. Kita berantas 3 hal itu, maka Indonesia Raya bukan hanya mimpi di masa lalu.

Kedepannya saya harapkan generasi muda Indonesia agar tidak ragu untuk mengikuti konferensi yang mendunia seperti HPAIR ini. Berbagai event internasional kelas dunia harus coba dimasuki dan berani mengikutinya. Siapapun bisa asal berani bersiap mengembangkan diri. Karena tidak hanya mendapatkan ilmu dan pengalaman tentang isu yang diangkat, namun konferensi semacam ini juga memiliki nilai yang bisa menaikkan moral, semangat mengangkat nama Indonesia di dunia internasional, dan tentu memberikan kita motivasi yang lebih untuk maju, Inspiratif dan Inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun