Mohon tunggu...
Berya Kamayan A.M
Berya Kamayan A.M Mohon Tunggu... Penulis - Researcher / Content and Creative Writer / Translator

A Remote Writer

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Freeze Response, Penyakitnya Generasi (Z)uka Stres, yang Enggak Boleh Disepelekan!

16 Juli 2024   20:24 Diperbarui: 16 Juli 2024   21:37 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadinya workaholic, tapi kalau balik rumah atau kos mendadak sunyi, sepi, sendiri, malas bersosialisasi, ngelamun dan gampang kaget kalau dapet pesan dari atasan atau grup kantor? Jangan-jangan itu Freeze Response!

Situasi dimana kamu nggak bisa berhenti scrolling layar gawaimu, nggak mampu bangun dari tempat tidur karena punggungmu ketempelan kasur, bahkan kamu dengan sengaja terputus dari dunia luar. Kondisi ketika kamu merasa waktu berhenti berputar dan kamu jadi sibuk menonton layar lebar dimana pemeran utamanya adalah dirimu sendiri, inilah yang dinamakan Freeze Response.

Freeze Response adalah respon tidak lazim yang terjadi ketika kamu tertekan dengan dunia yang sedang berputar di sekitarmu. Bisa jadi karena tekanan pekerjaan, tekanan keluarga, tekanan sosial, dan banyak ragam tekanan lainnya yang memprovokasi kamu untuk terjebak dalam kondisi ini.

Hal-hal di atas tentunya nggak bisa disepelekan dan sangat perlu bantuan para ahli untuk mengembalikan kehidupanmu yang sejahtera dan bahagia. Oleh karena itu, ada baiknya berhenti sejenak dari kesibukan harianmu dan ambil cermin besar untuk berkaca, apakah kamu sedang berada dalam fase Freeze Response?

3 Tanda Kamu Berada dalam Fase Freeze Response

Kalau kamu merasa hidupmu mulai tidak produktif, tidak menyenangkan, membosankan, dan melayang-layang, berceriminlah pada 3 tanda berikut, sadari dan evaluasi perilakumu lewat cermin tersebut. 

Disosiasi

Lagi dan lagi, kamu terputus dari dunia luar. Pikiranmu menuntut untuk istirahat dari kenangan, informasi, perasaan, dan lingkungan sekitar. Disosiasi dibagi menjadi depersonalisasi dan derealisasi. 

Pada depersonalisasi, kamu akan mengalami persepsi ruang dan waktu yang menyesatkan. Merasa bahwa dirimu tidak nyata, tidak stabil, bahkan tidak ada. Kamu akan mati rasa secara emosional atau bahkan fisik. Di sana ada sebuah perasaan seperti sedang menonton film hidupmu sendiri.

Pada derealisasi, ada ilusi-ilusi tidak nyata yang tercipta dalam bayanganmu, seperti mimpi yang berkabut. Kamu menjadi sosok yang tak bernyawa atau statis. Terlihat buram atau terdistorsi secara visual. Kalau kamu merasakan hal-hal tersebut, kamu telah mengalami disosiasi dan jangan abaikan!

Mencari Kenyamanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun