Mohon tunggu...
Berwyn Muhammad Rafaelino
Berwyn Muhammad Rafaelino Mohon Tunggu... Mahasiswa - FISIP Uhamka 2021

Ingin menari diatas bayangan sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Nilai-Nilai Islam: Revolusi dalam Kampanye Politik

13 Juli 2023   02:06 Diperbarui: 13 Juli 2023   13:41 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak terasa lagi di negara Indonesia yang tercinta ini tahun depan akan sudah mulai melakukan pemilu, dimana pasti banyak dari partai-partai Indonesia akan menggelarkan kampanye politik mereka apalagi di era teknologi yang sudah berkembang pesat tak luput sosial media juga akan menjadi wadah dari kampanye politik, Tentunya, seperti biasa, partai-partai politik Indonesia akan aktif menggelar kampanye politik mereka dalam upaya untuk mendapatkan dukungan dan mempengaruhi pandangan masyarakat.

Perhelatan pemilu yang akan datang merupakan momen penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Tidak terelakkan bahwa kampanye politik akan menjadi pemandangan yang umum di berbagai penjuru negeri. Dalam suasana ini, partai-partai politik akan berlomba-lomba menyampaikan visi, misi, serta janji-janji mereka kepada rakyat Indonesia.

Pemilu merupakan momentum yang memungkinkan warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan pemimpin dan arah masa depan negara. Dalam suasana ini, partai-partai politik akan menggunakan beragam strategi dan pendekatan untuk memenangkan hati dan pikiran masyarakat. Mulai dari menggelar rapat umum, orasi politik, hingga memanfaatkan media sosial sebagai platform kampanye modern.

Pada tahun depan, kita dapat mengharapkan suasana politik yang semarak, dengan jargon-jargon partai yang menggema di udara dan papan reklame yang menjulang tinggi. Tentunya, masyarakat juga memiliki peran penting dalam menyaring informasi, menganalisis janji politik, dan memilih calon pemimpin yang sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan mereka.

Dalam menjalani proses pemilu ini, penting bagi kita semua untuk tetap menjunjung tinggi etika politik, menghormati perbedaan pendapat, dan memilih pemimpin yang mampu mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Mari kita sambut proses demokrasi ini dengan sikap bertanggung jawab, kritis, dan cerdas, demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia, negeri yang kita cintai.

Partai-partai politik Indonesia yang ingin mendapatkan dukungan massa telah melibatkan ulama, cendekiawan Muslim, dan tokoh-tokoh agama lainnya dalam kampanye mereka. Mereka menggunakan narasi keagamaan, referensi Al-Qur'an, dan prinsip-prinsip Islam sebagai basis legitimasi dalam menyampaikan pesan politik mereka.

Dalam upaya untuk memenangkan hati dan pikiran pemilih Muslim, partai-partai politik Indonesia menggagas kebijakan-kebijakan yang dianggap sejalan dengan nilai-nilai Islam, seperti pemberantasan korupsi, keadilan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan kepedulian terhadap masalah sosial. Kampanye politik mereka mengusung pesan-pesan yang berkaitan dengan moralitas, integritas, dan keadilan, dengan tujuan membangun persepsi bahwa partai tersebut adalah "pilihan yang Islami".

Namun, penerapan nilai-nilai Islam dalam kampanye politik juga menimbulkan sejumlah pertanyaan dan perdebatan. Beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa politisasi agama dapat mengaburkan prinsip-prinsip demokrasi dan pluralisme, serta dapat memicu polarisasi sosial di masyarakat. Oleh karena itu, dalam melanjutkan proses pemilu ini, penting bagi semua pihak untuk memastikan bahwa penerapan nilai-nilai Islam dalam kampanye politik tetap sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi, menghormati perbedaan, dan mendorong dialog yang inklusif.

Dengan adanya "revolusi" dalam kampanye politik ini, penting bagi kita sebagai warga negara untuk mampu mengkritisi pesan politik yang disampaikan, tidak hanya berdasarkan identitas agama, tetapi juga berdasarkan nilai-nilai keadilan, kesejahteraan, dan keberlanjutan. Dengan demikian, penerapan nilai-nilai Islam dalam kampanye politik dapat menjadi sarana untuk memperkuat demokrasi Indonesia, memajukan kehidupan berbangsa, dan mewujudkan cita-cita bersama dalam bingkai keadilan dan harmoni.

Kampanye politik merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam dunia politik. Tujuan utama dari kampanye politik adalah mempengaruhi pendapat dan sikap publik, serta meraih dukungan yang kuat dari masyarakat. Zulkieflimansyah (2015), menjelaskan kampanye politik sebagai "upaya persuasif yang dilakukan oleh partai politik atau calon politik untuk mempengaruhi pemilih dalam memilihnya melalui berbagai bentuk komunikasi politik yang melibatkan pesan, media, dan strategi".  Dalam konteks Islam, penerapan nilai-nilai agama menjadi suatu revolusi yang menarik dalam kampanye politik.

Azyumardi Azra dan Din Syamsuddin (2017) mendefinisikan nilai-nilai Islam sebagai ajaran dan prinsip-prinsip moral, etika, dan keadilan yang terdapat dalam agama Islam. Nilai-nilai ini merupakan pedoman yang mengarahkan umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan berinteraksi dengan sesama manusia. Melalui ajaran agama Islam, nilai-nilai seperti kasih sayang, keadilan, kejujuran, kesederhanaan, keramahan, kerja keras, dan perdamaian diutamakan. Nilai-nilai ini mendorong umat Muslim untuk hidup dengan integritas, menghormati hak-hak sesama, memperjuangkan keadilan sosial, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

 Dalam konteks politik, nilai-nilai Islam ini dapat membentuk landasan moral bagi kandidat politik Muslim untuk menjalankan kampanye yang berintegritas, bertanggung jawab, dan berfokus pada kepentingan umum. Nilai - nilai Islam yang terkandung dalam Al Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW menawarkan pedoman yang kuat dan bermakna dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah politik. Penerapan nilai-nilai ini dalam kampanye politik memberikan sebuah alternatif yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama, serta memberikan keutuhan dan integritas dalam menjalankan amanah politik.

Disini akan membahas mengenai prinsip-prinsip komunikasi dalam Al Quran yang dapat diadopsi dalam kampanye politik, seperti qaulan baligha (berbicara dengan jelas dan tegas), qaulan karima (berbicara dengan kata-kata yang baik dan santun), qaulan marufa (mengungkapkan perkataan yang baik), qaulan layyina (berbicara dengan lembut dan bersikap ramah), qaulan maysura (berbicara dengan kata-kata yang mudah dipahami), dan qaulan sadida (berbicara dengan jujur dan lurus). Prinsip-prinsip ini memberikan panduan yang kuat bagi kandidat politik Muslim dalam berkomunikasi dengan masyarakat.

Selain itu, etika komunikasi Islam juga menjadi fokus utama dalam penulisan ini. Etika komunikasi yang baik, seperti menggunakan bahasa yang sopan, menghormati orang lain, menjaga kebenaran, serta menghindari fitnah atau penyebaran berita palsu, sangat penting dalam menjalankan kampanye politik yang Islami. Dengan menerapkan etika komunikasi yang baik, kampanye politik dapat memberikan dampak yang positif dan membangun kepercayaan masyarakat. Menurut Bagir, Z. A. (2015), etika komunikasi Islam dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip komunikasi yang mencerminkan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, kebenaran, kearifan, dan sikap saling menghormati.

Serta membahas tentang peran komunikasi massa dan media sosial dalam kampanye politik Islami. Komunikasi massa melalui media cetak, televisi, dan radio memiliki pengaruh yang signifikan dalam menyampaikan pesan politik kepada masyarakat. Media sosial, di sisi lain, telah menjadi platform yang kuat dalam berkomunikasi dengan pemilih potensial, terutama generasi muda. Dalam menggunakan media massa dan media sosial, penting bagi kandidat politik Islami untuk menjaga kesesuaian dengan nilai-nilai Islam, serta menjalankan komunikasi yang efektif dan bijaksana.

Terakhir menganalisis pengaruh fenomena internet dalam perspektif Islam. Internet telah mengubah cara komunikasi dan informasi disebarkan di seluruh dunia. Dalam konteks kampanye politik, penggunaan internet haruslah mempertimbangkan prinsip-prinsip komunikasi yang baik dalam Islam. Dengan menjaga akhlak dan etika dalam penggunaan internet, kampanye politik Islami dapat mencapai tujuan yang bermartabat dan membangun kebijakan yang berintegritas.

Dalam keseluruhan akan ditekankan pentingnya penerapan nilai-nilai Islam dalam kampanye politik sebagai sebuah revolusi yang signifikan. Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip komunikasi dalam Al Quran, menghormati etika komunikasi Islam, serta memanfaatkan komunikasi massa, media sosial, dan internet secara bijak, kampanye politik Islami dapat memberikan dampak yang positif dan membawa perubahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

  • Prinsip-prinsip Komunikasi dalam Al Quran.
    dalam Al Quran terdapat prinsip-prinsip komunikasi yang dijelaskan dengan jelas. Prinsip-prinsip ini dapat diadopsi dalam kampanye politik Islami.
    -Pertama, Qaulan baligha (berbicara dengan jelas dan tegas).
    "Dan sampaikanlah kepada mereka kata-kata yang meninggalkan kesan yang kuat di dalam hati mereka" (QSAn-Nisa: 63). Mengajarkan pentingnya menyampaikan pesan politik dengan cara yang jelas dan tidak ambigu. Kandidat politik Islami harus mampu mengartikulasikan visi dan misi mereka secara tegas kepada publik.
    -Qaulan karima (berbicara dengan kata-kata yang baik dan santun).
    "Jika salah satu atau kedua orang tua mencapai usia lanjut dalam perawatanmu, janganlah engkau menggerutu pada mereka atau berteriak pada mereka. Dan berbicaralah kepada keduanya dengan kata-kata yang baik dan penuh penghormatan" (QS Al-Isra': 23). Mengajarkan pentingnya menggunakan bahasa yang sopan dan menghormati orang lain dalam berkomunikasi politik.
    -Qaulan marufa (mengungkapkan perkataan yang baik).
    "Dan janganlah engkau menyerahkan harta kepada mereka yang belum matang akalnya yang ada dalam wewenangmu, sebagai pokok kehidupan yang dijadikan Allah untuk mereka. Berikanlah mereka pengeluaran dan pakaian dari harta itu, dan sampaikanlah kepada mereka kata-kata yang baik" (QSAn-Nisa: 5). Mengajarkan untuk menyampaikan pesan politik dengan kata-kata yang membangun dan tidak merugikan pihak lain.
    -Qaulan layyina (berbicara dengan lembut dan bersikap ramah).
    “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata kata yang lemah lembut, mudah mudahan ia ingat atau takut” (QS. Thaahaa: 44), Mengajarkan untuk menyampaikan pesan politik dengan kata kata yang lembut dan bersikap ramah dalam berpolitik.
    -Qaulan maysura (berbicara dengan kata-kata yang mudah dipahami).
    “Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas” (QS. Al-Israa: 28).
    -Qaulan sadida (berbicara dengan jujur dan lurus).
     “Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar” (QS. Al-Ahzab: 70) Mengajarkan untuk bisa mengatakan semua isi materi kampanye politik dengan benar dan lurus tidak ada yang ditutupi.

  • Etika Komunikasi Islam dalam Kampanye Politik.
    Etika komunikasi Islam memainkan peran penting dalam kampanye politik Islami. Euis Nurlaelawati (2016) mendefinisi Etika Komunikasi Islam: Prinsip-prinsip komunikasi yang mencerminkan nilai-nilai Islam, termasuk penggunaan bahasa yang santun, kejujuran, kebenaran, dan sikap saling menghormati Dalam berkomunikasi politik, kandidat harus menjaga etika yang baik. Mereka harus menggunakan bahasa yang sopan, menjaga kebenaran, menghormati orang lain, dan menghindari fitnah atau penyebaran berita palsu. Etika komunikasi yang baik akan mencerminkan integritas kandidat politik Islami dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap mereka.

  • Peran Komunikasi Massa dalam Kampanye Politik Islami.
    Komunikasi massa melalui media cetak, televisi, dan radio masih memiliki pengaruh yang signifikan dalam kampanye politik. Menurut Zuhro, S. (2016), komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh media massa kepada khalayak yang luas melalui penggunaan berbagai jenis media seperti cetak, radio, televisi, dan internet. Dalam konteks kampanye politik Islami, kandidat harus memastikan bahwa pesan yang disampaikan melalui komunikasi massa sesuai dengan nilai-nilai Islam. Kandidat juga perlu memahami audiens yang mereka targetkan dan menggunakan media massa dengan efektif untuk menjangkau pemilih potensial.

  • Peran Media Sosial dalam Kampanye Politik Islami.
    Menurut Sobari, W. (2019), kampanye politik dapat didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh kandidat atau partai politik dengan tujuan memengaruhi pandangan masyarakat, memperoleh dukungan pemilih, dan meraih kemenangan dalam pemilihan umum melalui penerapan strategi komunikasi yang efektif, Media sosial telah menjadi platform yang kuat dalam kampanye politik modern. Dalam menggunakan media sosial, kandidat politik Islami harus memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi dalam Al Quran dan etika komunikasi Islam. Mereka perlu menggunakan bahasa yang lembut dan ramah dalam berinteraksi dengan pengikut dan pemilih potensial. Selain itu, kandidat politik Islami juga harus memahami cara menggunakan media sosial dengan efektif untuk membangun jaringan, memperluas jangkauan pesan politik, dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat.

  • Analisis tentang Fenomena Internet dalam Perspektif Islam.
    Menurut Berbner, R. (2019), fenomena internet dapat didefinisikan sebagai kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan terjadinya konektivitas global, akses yang meluas terhadap informasi, dan pertukaran data yang cepat melalui jaringan internet. Fenomena internet telah mengubah cara komunikasi dan informasi disebarkan di seluruh dunia. Dalam perspektif Islam, penggunaan internet dalam kampanye politik haruslah mempertimbangkan prinsip-prinsip komunikasi yang baik. Kandidat politik Islami harus memastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui internet akurat, tidak menyebarkan berita palsu atau hoaks, dan tidak merugikan citra atau integritas mereka. Selain itu, mereka juga perlu menjaga akhlak dan etika dalam berkomunikasi di platform online.

Kesimpulannya bahwa penerapan nilai-nilai Islam dalam kampanye politik bisa menjadi revolusi yang menarik. Kampanye politik itu penting banget dalam dunia politik, tujuannya adalah mempengaruhi pendapat dan sikap orang banyak serta meraih dukungan yang kuat dari masyarakat. Nah, dalam Islam, ada nilai-nilai agama yang bisa diaplikasikan dalam kampanye politik. Nilai-nilai ini kayak kasih sayang, keadilan, kejujuran, kesederhanaan, keramahan, kerja keras, dan perdamaian. Nah, nilai-nilai ini jadi panduan buat orang-orang Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan berinteraksi sama orang lain.

Selain itu, ada prinsip-prinsip komunikasi dalam Al Quran yang bisa diadopsi dalam kampanye politik Islami. Misalnya, berbicara dengan jelas dan tegas, menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, mengungkapkan perkataan yang baik, berbicara dengan lembut dan ramah, menggunakan kata-kata yang mudah dipahami, dan berbicara dengan jujur dan lurus. Prinsip-prinsip ini bisa jadi panduan kuat buat kandidat politik Muslim dalam berkomunikasi sama masyarakat.

Etika komunikasi Islam juga penting banget dalam kampanye politik Islami. Etika ini kayak menggunakan bahasa yang sopan, menghormati orang lain, jujur, dan saling menghormati. Dengan menjaga etika komunikasi yang baik, kampanye politik bisa memberikan dampak positif dan membangun kepercayaan masyarakat.

Komunikasi massa dan media sosial juga punya peran penting dalam kampanye politik Islami. Komunikasi massa melalui media cetak, radio, televisi, dan internet bisa nyampaiin pesan politik ke banyak orang. Nah, media sosial juga jadi platform yang kuat buat berkomunikasi sama pemilih potensial, terutama generasi muda. Dalam menggunakan media massa dan media sosial, penting buat kandidat politik Islami menjaga kesesuaian dengan nilai-nilai Islam, dan berkomunikasi dengan efektif dan bijaksana.

Terakhir, internet juga punya pengaruh besar dalam kampanye politik dalam perspektif Islam. Internet udah ubah cara komunikasi dan informasi disebarkan di seluruh dunia. Nah, dalam kampanye politik Islami, penggunaan internet harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi yang baik dalam Islam. Dengan menjaga akhlak dan etika dalam menggunakan internet, kampanye politik Islami bisa mencapai tujuan yang bermartabat dan membangun kebijakan yang berintegritas.

Jadi, kesimpulannya, penerapan nilai-nilai Islam, prinsip-prinsip komunikasi dalam Al Quran, etika komunikasi Islam, dan penggunaan media massa, media sosial, serta internet secara bijak bisa membawa dampak positif dalam kampanye politik Islami. Semua ini mencerminkan revolusi yang menarik dalam cara kampanye politik dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip agama dan membangun integritas dalam menjalankan amanah politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun