Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Organisasi Kepanduan di Indonesia Bukan Hanya Gerakan Pramuka

20 Januari 2025   12:32 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:03 7158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, sejak terbitnya Undang Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, hal itu juga sudah "menghapus" posisi Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi gerakan kepanduan di Indonesia.

Di dalam UU yang disahkan di Jakarta pada 24 November 2010 dan ditandatangani oleh Presiden Dr. H. Soesilo Bambang Yudhoyono, diuraikan pada Bab VIII Ketentuan Peralihan di pasal 47 butir a sebagai berikut: "organisasi gerakan pramuka dan organisasi lain yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang ada sebelum Undang-Undang ini diundangkan tetap diakui keberadaannya." 

Jelaslah, di dalam UU tersebut disebutkan bahwa selain Gerakan Pramuka diakui juga keberadaan organisasi lain yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.

Saling Menguatkan

Sejak lahirnya UU tersebut, dan terlebih lagi dengan terbitnya SE 3 menteri saat ini, berbagai percakapan mengarah kepada Hizbul Wathan atau HW, sebuah organisasi kepanduan yang merupakan bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah dan didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 1918.

Dalam perjalanan sejarahnya, HW tumbuh dan berkembang bersama puluhan organisasi gerakan kepanduan lainnya di Indonesia. Namun, semua organisasi kepanduan kemudian dilebur oleh Presiden Soekarno yang dibantu sejumlah tokoh pandu, berfusi dalam satu wadah Gerakan Pramuka pada 1961.

Setelah Reformasi 1998, sejumlah tokoh HW membangkitkan kembali organisasi kepanduan tersebut. Kini, di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Muhammadiyah, kegiatan kepanduan dilaksanakan melalui keberadaan HW.

Mereka mengenakan seragam pandu HW dengan setangan leher yang berwarna hijau putih. Mengingat HW telah dibentuk kembali sebelum adanya UU Nomor 12 Tahun 2010, tentunya sesuai dengan uraian di dalam UU tersebut, keberadaan HW tetap diakui.

Gerakan Pramuka dan HW sepantasnya saling menguatkan. Sama-sama mengembangkan gerakan kepanduan dengan tujuan utama pendidikan karakter bagi para anggotanya, sehingga menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Setiap anggota Gerakan Pramuka dan HW seyogyanya pula harus bermanfaat bagi membantu terciptanya dunia yang lebih aman dan damai.

Pada akhirnya, keberadaan organisasi gerakan kepanduan memang harus sejalan dengan slogan gerakan kepanduan sedunia saat ini, "Ready for Life". Siap untuk menghadapi kehidupan di tengah masyarakat yang beragam, agar setiap kita menjadi manusia yang berbahagia di dalam kehidupan masing-masing.

Lalu bagaimana mencapai kebahagiaan itu? Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, pernah berkata, "The real way to gain happiness is to give it to others" (Cara paling nyata untuk mendapatkan kebahagiaan adalah dengan memberikannya kepada orang lain). Membantu memberikan kebahagiaan kepada orang lain, akan membuat kita juga merasa bahagia. Percayalah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun