Dua tahun kemudian, Raja Abdullah memelopori dan mensponsori pameran bertajuk "World Scout Exhibition for Peace" (Pameran Kepanduan Sedunia untuk Perdamaian) di Riyadh, Arab Saudi, sebagai salah satu kegiatan World Scout Foundation (WSF),  yayasan kepanduan sedunia yang menghimpun dana untuk membantu macam-macam kegiatan kepramukaan di seluruh dunia. Pada saat itulah, WSF menganugerahkan Raja Abdullah penghargaan yang disebut Baden-Powell Fellowship, yang diserahkan langsung oleh Raja Swedia, Raja Carl XVI Gustaf, yang juga menjadi Ketua Kehormatan WSF.
Baik Raja Arab Saudi maupun Raja Swedia sepakat bahwa perdamaian dunia menjadi penting untuk menjaga kelangsungan hidup manusia di atas bumi ini. Perang hanya akan menghancurkan, membunuh manusia, dan merusak lingkungan. Itulah sebabnya, kedua raja itu, akhirnya sepakat untuk menggulirkan program dan kegiatan inisiatif yang disebut MoP.
Kegiatan MoP itu diawali sejak 2010, dan sejak saat itu, program tersebut terus bergulir ke seluruh dunia. Gerakan Pramuka dari Indonesia termasuk yang beruntung telah ikut aktivitas MoP sejak awal. Bahkan Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) saat itu, Kakak Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH, termasuk yang diundang ke Arab Saudi sewaktu pencanangan resmi dimulainya program itu.
Selanjutnya, diadakan pula pelatihan jaringan MoP yang diberi nama MoP Training Network Workshop di Singapura pada akhir Mei 2012. Pelatihan tersebut dihadiri oleh wakil-wakil organisasi kepanduan nasional dari seluruh dunia, Gerakan Pramuka juga hadir. Bahkan di antara seluruh peserta, Gerakan Pramuka menjadi organisasi kepanduan nasional dengan jumlah peserta terbanyak. Bila negara lain hanya diwakili 1 atau 2 orang saja, maka dari Gerakan Pramuka hadir 6 orang. Mereka antara lain, Koordinatior Nasional MoP Indonesia, Kak Sri Gusni Febriasari, Ketua DKN saat itu, Kak Yudha Adhyaksa dan beberapa anggota DKN lainnya, serta saya yang merupakan Andalan Nasional Gerakan Pramuka.
Keikutsertaan saya dalam kegiatan tersebut karena dipilih oleh Direktur Regional Kepanduan Asia-Pasifik saat itu, Mr. Abdullah Rasheed. Dia memilih lima orang koresponden atau pewarta kepanduan yang aktif mengirimkan berita di kawasan Asia-Pasifik. Salah satunya adalah Berthold Sinaulan dari Indonesia yang telah menjadi koresponden Kepanduan Asia-Pasifik sejak 1995.
Setelah itu, program MoP semakin berkembang dan meluas. Bahkan diberikan pujla penghargaan kepada mereka yang aktif dalam kegiatan itu. Penghargaannya dinamakan MoP Hero Award. Gerakan Pramuka juga beruntung telah menerima beberapa kali penghargaan itu. Di antaranya, Kak Atta Verin, Kak Jaenal Mutakin, Kak Venny Indri Christiyanti, dan Kak Fakhir Naufal.
Banyak Harapan
Pada hari pertama di tahun 2025 ini, banyak harapan dikumandangkan. Tak sedikit di antaranya yang mengungkapkan harapan agar tahun ini menjadi lebih baik, lebih aman, dan lebih damai. Begitu pula dengan saya.
Lima menit setelah memasuki 1 Januari 2025, saya menulis catatan kecil ini:
Berthold Sinaulan