Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harmusindo: Museum Nasional Buka Lagi

12 Oktober 2024   08:40 Diperbarui: 12 Oktober 2024   08:50 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya menyaksikan naskah kakawin Nagarakrtagama. (Foto: koleksi pribadi)

Untuk kesekian kalinya, Hari Museum Indonesia (Harmusindo) yang diperingati tiap 12 Oktober, dirayakan di banyak tempat. Asosiasi Museum Indonesia menyelenggarakan acara besar di Malang, Jawa Timur. Sementara, diselenggarakan pula beragam acara di berbagai museum lainnya di Indonesia. Bahkan ada sejumlah museum yang memberikan potongan harga tiket masuk bertepatan 12 Oktober ini.

Di Jakarta sendiri, #museumnasionalbukalagi menjadi tagar di sejumlah akun media sosial. Hal tersebut menandai dibukanya kembali Museum Nasional Indonesia (MNI), pasca renovasi besar-besaran setelah terjadinya kebakaran setahun lalu. Pembukaan yang disambut hangat para pencinta museum di Indonesia itu digelar dengan tajuk "Reimajinasi Warisan Budaya".

Arca Ganesa yang ikut dipamerkan. (Foto: BDHS)
Arca Ganesa yang ikut dipamerkan. (Foto: BDHS)

Acara pembukaan kembali MNI dilaksanakan dua hari. Pertama, pembukaan yang diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Kamis, 10 Oktober 2024. Sebagaimana dikutip dari Antara, Menko PMK antara lain mengatakan, ""Peresmian ini tidak hanya menandai dimulainya babak baru Museum Nasional Indonesia dalam memelihara dan memperkaya warisan budaya Indonesia, tetapi juga mengukuhkan komitmen negara dalam mendukung kegiatan pendidikan dan kebudayaan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat."

Kedua, pembukaan dilanjutkan pada Jumat, 11 Oktober 2024 malam hari. Pada kesempatan itu hadir ratusan peminat dan pencinta museum, termasuk sejumlah arkeolog dan sejarawan terkemuka di Indonesia. Sebagaimana disebutkan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, pembukaan kembali MNI itu akan diperindah dengan wajah baru museum tersebut yang dilakukan bertahap selama tiga tahun mendatang. Hal ini menandai babak baru dalam pengelolaan dan pelestarian warisan budaya Indonesia.

Ruangan sisa kebakaran di MNI. (Foto: BDHS)
Ruangan sisa kebakaran di MNI. (Foto: BDHS)

Pada pembukaan kembali MNI tersebut, pengunjung juga dapat menyaksikan pameran perjalanan pemulihan MNI pascakebakaran. Kebakaran yang terjadi pada 16 September 2023 tersebut, telah mengakibatkan banyak kerusakan, termasuk pada sejumlah koleksi MNI. Ruang-ruang bekas kebakaran dan koleksi-koleksi yang terselamatkan dalam kebakaran itu, dipamerkan secara khusus.

Kapak perunggu dari zaman prasejarah yang patah akibat kebakaran di MNI. (Foto: BDHS)
Kapak perunggu dari zaman prasejarah yang patah akibat kebakaran di MNI. (Foto: BDHS)

Ditampilkan pula pameran repatriasi yaitu kembalinya koleksi-koleksi berharga Indonesia yang selama ini tersimpan dan disimpan di Belanda. Pameran ini menampilkan koleksi-koleksi yang dibawa pulang kembali dari Belanda selama kurun 1978 sampai 2023, bahkan termasuk beberapa koleksi yang baru saja kembali sebulan lalu.

Di antara yang ditampilkan adalah sejumlah arca masa Kerajaan Singhasari, koleksi Pangeran Diponegoro, koleksi Museum Nusantara, koleksi keris Klungkung, dan koleksi pusaka Kerajaan Lombok. Termasuk naskah kakawin Nagarakrtagama yang kini disimpan di Perpustakaan Nasional RI. Bagi saya pribadi, melihat kakawin Nagarakrtagama itu mengingatkan pada 31 Desember 1985 ketika saya dinyatakan lulus sebagai sarjana Arkeologi Universitas Indonesia dengan skripsi berjudul "Nagarkrtagama Sebuah Tinjauan Jurnalistik".

Saya menyaksikan naskah kakawin Nagarakrtagama. (Foto: koleksi pribadi)
Saya menyaksikan naskah kakawin Nagarakrtagama. (Foto: koleksi pribadi)

Selain itu, ada pula koleksi seni rupa dari Pita Maha, gerakan seni lukis Bali pada 1930-an. Koleksi tersebut sebelumnya tersimpan di Museum Tropen Belanda usai dipamerkan di negara itu pada 1948-1950. Karya-karya masterpiece para pelukis terkenal yang menggagas Pita Maha, di antaranya Walter Spies, Rudolf Bonnet, I Gusti Njoman Lempad, Tjokorda Gde Agung Sukowati, ikut ditampilkan di MNI.

Sungguh membahagiakan melihat kembali benda-benda bersejarah tersebut kembali ke "rumah"nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun