Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kenang-kenangan Bersama Kak Buwas

1 Oktober 2024   21:34 Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:29 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu lagi buku saya terbitkan. Judulnya Sejarah Kecil Pramuka Saat Awal Bertemu Kak Buwas. Diterbitkan oleh Ruang Aksara Media dengan ISBN 978-623-8403-52-3. Buku ini rencananya akan merupakan awal dari penerbitan serial buku Sejarah Kecil Pramuka. Catatan saya tentang berbagai sejarah di lingkungan kepanduan di Indonesia yang kini dikenal dengan nama Gerakan Pramuka. Walaupun saya belum juga bisa memastikan kapan kelanjutan serial tersebut saya tulis dan bukukan.

Gerakan Pramuka atau lengkapnya Gerakan Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana memang baru berusia 63 tahun, sejak diperkenalkan pertama pada 14 Agustus 1961. Namun pendidikan kepanduan telah ada sejak lama. Setelah digagas dan diinisiasi oleh Robert Stephenson Smyth Baden-Powell yang kelak lebih dikenal dengan nama Lord Baden-Powell di Inggris pada 1907, gerakan kepanduan masuk ke Indonesia pada 1912. Saat itu, namanya memang belum Indonesia, tetapi disebut Hindia-Belanda (Nederlands Indie), yang merupakan jajahan Belanda.

Bila dihitung sejak pertama gerakan pendidikan kepanduan ada Indonesia, berarti sudah 112 tahun usianya. Tentu saja sepanjang masa lebih dari 100 tahun atau seabad itu, banyak peristiwa bersejarah yang terjadi. Inilah juga yang antara lain menyebabkan saya ingin menulis lebih banyak tentang berbagai kisah sejarah Pramuka.

Seperti termuat dalam "Pengantar Penulis" buku tersebut, pemberian judul dengan kata "sejarah kecil" memang terinspirasi dari judul buku wartawan terkenal, Rosihan Anwar, Petite Histoire atau "Sejarah Kecil". Seingat saya, Rosihan Anwar pun menulis beberapa seri buku "Sejarah Kecil"nya.

Sementara di bagian "Catatan Penutup" buku itu, saya menulis, "... tulisan-tulisan di dalam buku ini semuanya hanya sebagai catatan sejarah, yang mungkin berguna di masa depan. Keinginan agar menulis sesuatu yang bermanfaat itulah juga yang menyebabkan saya berniat untuk menulis kembali "Sejarah Kecil Pramuka" lainnya. Di antara materi yang ingin saya tulis adalah, "Hymne dan Mars Pramuka, Sejarah dan Perkembangannya." 

Saya juga ingin menulis "Dari Jambore Dunia ke Jambore Dunia, Keikutsertaan Kontingen Indonesia", "Kisah-kisah Pramuka Garuda", "Kisah di Balik Prangko Pramuka Indonesia", dan banyak lagi. Catatan-catatan yang merupakan "Sejarah Kecil Pramuka", yang semoga dapat melengkapi sejarah Gerakan Pramuka dari masa ke masa." Semoga nantinya memang dapat terwujud keinginan tersebut.

Lima Tahun

Buku
Buku "Sejarah Kecil Pramuka". (Foto: Koleksi Pribadi)

Dalam buku Sejarah Kecil Pramuka Saat Awal Bertemu Kak Buwas, saya menceritakan pengalaman berkenalan dengan Kak Buwas atau lengkapnya Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso. Beliau kemudian menjadi Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka masa bakti 2018-2023, dan kemudian sekali lagi, untuk masa bakti 2023-2028.

Buku itu menceritakan pengalaman saat awal bertemu Kak Buwas, dan kemudian mendukung beliau menjadi calon Ketua Kwarnas untuk masa bakti 2018-2023. Setelah terpilih dalam Musyawarah Nasional (Munas) di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada akhir September 2018, kami -- saya dan beberapa kakak lainnya -- kemudian ikut pula mendukung kepemimpinan Kak Buwas selama lima tahun.

Ada banyak pengalaman yang berkesan selama lima tahun bersama Kak Buwas. Namun, kali ini saya utamakan menceritakan bagian saat awal bertemu Kak Buwas. Bagian yang belum banyak diketahui orang. Bagi saya pribadi, lima tahun itu menyimpan banyak kenangan berharga, dan tentu saja saya juga berterima kasih bisa berkenalan dengan Kak Buwas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun