Hal ini penting, karena bila dijadikan kokurikuler, berarti pendidikan kepramukaan harus menjadi penguatan dan pengayaan dari kurikulum yang telah ada di sekolah-sekolah. Mengoptimalkan penguatan pendidikan karakter bagi setiap siswa.
Mampu dan Mau
Tentu saja, karena menjadi kokurikuler diperlukan guru-guru yang mampu dan mau memberikan pendidikan kepramukaan sebagai penguatan dan pengayaan kurikulum yang ada.Â
Ini berarti, guru-guru yang ada, selain sebaiknya sudah menyelesaikan minimal Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD), juga bersedia setiap saat mengembangkan diri mereka menyesuaikan dengan perkembangan kepramukaan umumnya.
Untuk itu, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tentunya harus pula dilibatkan. Misalnya, bagaimana memberikan pengertian agar guru mau memanfaatkan pendidikan kepramukaan dalam penguatan dan pengayaan kurikulum di sekolah.Â
Sudah bukan rahasia lagi, selama pelaksanaan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib, sebagian -- bahkan mungkin sebagian besar -- guru "setengah hati" menjadi "pengajar" kepramukaan di sekolah.Â
Beban yang sudah cukup berat, bukan sekadar beban mengajar tetapi juga ditambah beban mengerjakan administrasi sekolah, membuat cukup banyak guru yang enggan menjadi Pembina Pramuka.
Walaupun Kemendikbudristek telah mengucurkan anggaran dengan mengkursuskan para guru agar dapat ikut KMD, tetapi hanya berhenti di situ saja. Akhirnya yang terjadi, siswa hanya mengenakan seragam Pramuka pada saat hari pelaksanaan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib, tetapi hampir tanpa ada kegiatan kepramukaan sedikit pun.Â
Mencari jalan keluar permasalahan ini juga seyogianya menjadi bagian dari dialog dalam menyusun silabus dan SAP pendidikan kepramukaan bila ingin dijadikan sebagai kokurikuler di sekolah-sekolah.
Kita tentu sepakat bahwa pendidikan kepramukaan adalah terutama mendidik kaum muda dalam pendidikan karakter. Itulah sebabnya, dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan perencanaan yang sebaik mungkin. Ingatlah bahwa kaum muda yang menjadi peserta didik bukan sekadar objek, tetapi sekaligus subjek.Â
Jadi sekali lagi, jangan jadikan mereka seolah disia-siakan hanya mengenakan seragam Pramuka di sekolah, tetapi kegiatan pendidikan kepramukaannya hampir tak ada.