Jadi dalam diri seorang patriot juga ada semangat dan jiwa kepahlawanan. Hal itu telah ditunjukkan secara nyata oleh Baden-Powell. Sebagai kolonel di Angkatan Darat Kerajaan Inggris, Baden-Powell telah berhasil mempertahankan Mafeking (sekarang namanya Mafikeng di negara Afrika Selatan) dari serangan musuh selama 217 hari.
Selama hampir setahun, kota Mafeking digempur habis-habisan oleh musuh. Baden-Powell sebagai komandan pasukan di sana sempat kewalahan, apalagi persediaan amunisi maupun makanan dan perlengkapan lainnya semakin menipis. Namun, Baden-Powell terus bersemangat memimpin langsung, menunjukkan contoh perilaku seorang pemimpin seharusnya kepada para anak buahnya.
Akhirnya setelah 217 hari, barulah datang bantuan dari Inggris, dan pasukan Baden-Powell bisa memenangkan pertempuran. Baden-Powell kemudian pulang ke Inggris dan disambut sebagai pahlawan negaranya.
Namun, Baden-Powell tidak terlena dengan puji-pujian yang diberikan kepadanya. Sebaliknya, jiwa patriotismenya terusik melihat pemandangan di sekitar London, kota tempat tinggalnya. Dia melihat banyak anak dan remaja yang kurang diperhatikan orangtua, karena orangtua mereka sibuk bekerja. Saat itu, Inggris baru memasuki masa yang disebut "Revolusi Industri", dan dengan kemajuan peralatan pabrik saat itu, maka berbagai industri dan perusahaan di Inggris membutuhkan banyak tenaga kerja. Orang-orang dewasa, lelaki dan perempuan, kemudian sibuk dalam pekerjaan. Akibatnya, anak-anak mereka kurang diperhatikan.
Maka, muncullah kenakalan-kenakalan remaja, yang bahkan sudah menjurus pada tindak kriminalitas. Baden-Powell lalu berpikir, bagaimana caranya agar anak-anak dan remaja di sana bisa tetap aktif berkegiatan, tetapi tidak melakukan kegiatan yang merusak dan berbagai kenakalan remaja lainnya?
Inilah yang melatarbelakangi lahirnya kegiatan yang sekarang dikenal dengan nama gerakan kepanduan. Gerakan kepanduan yang dimulai di Inggris pada 1907 itu, kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia-Belanda pada 1912.
Gerakan kepanduan juga mendidik anak-anak dan remaja untuk berjiwa patriotisme. Hal itu dapat kita lihat misalnya dari tujuannya, yang di Indonesia dituliskan dalam tujuan Gerakan Pramuka, baik di Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010, maupun di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Tujuan Gerakan Pramuka adalah untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa PATRIOTIK, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki berkecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negeara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan.
Kalau kita memperhatikan Kode Kehormatan berupa Dwi Satya dan Tri Satya serta Dwi Darma dan Dasa Darma Pramuka, di situ juga jelas tercantum betapa jiwa patriotisme dan semangat bela negara, harus terus diupayakan setiap anggota Gerakan Pramuka.
Contohnya di dalam Tri Satya Pramuka disebutkan, demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh: menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila; menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun Masyarakat; menepati Dasa Darma.