Satu lagi buku yang memperkaya khazanah literasi Indonesia diterbitkan. Kali ini antologi puisi bersama 106 penyair Indonesia. Digagas oleh Ngadiyo, pegiat literasi di Tanah Air, antologi yang dicetak dengan sampul tebal (hard cover) ini berjudul Ibu dengan subjudul "Kata-kata terindah tentang Ibuku".
Buku setebal 238 halaman dengan perancang sampul Abdul M dan penata letak Zuni S. Fitri itu diterbitkan oleh Penerbit Diomedia. Bernomor ISBN 978-623-7880-55-4, dalam kata pengantarnya Ngadiyo mengatakan, puisi-puisi dalam buku tersebut bermula dari peringatan Hari Ibu. "Kami mengundang publik Indonesia untuk mengabadikan kata-kata terindah tentang ibu dalam bentuk puisi di penghujung tahun 2020," tulisnya.
Ngadiyo yang juga menjadi kurator dalam penerbitan antologi ini menyebutkan pula bahwa "ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia. Dan 'Ibuku' merupakan sebutan terindah," sambuingnya.
Penyair-penyair yang menampilkan karyanya dalam antologi itu berasal dari beragam latar belakang. Hal itu juga tercermin dari puisi-puisi yang ditampilkan. Namun yang pasti, semua puisi itu menyiratkan kecintaan para penyair pada ibu mereka.
Salah satu puisi karya Berthold Sinaulan yang berjudul "Bagaimanakah?", bagian akhirnya bertuliskan:
"Maka begitulah tetap terbata-bata
tak seujung kuku pun adanya
pada ibu bakti kujalankan
selalu kalah oleh cintanya
cinta ibu yang tak terkalahkan!"
Memberi Kesempatan
Tentu saja tetap ada kurasi dan penyuntingan di sana-sini, tetapi sebagai penerbit Dio Media terlihat berusaha mengakomodasikan semua penulis. Baik yang baru maupun penulis yang sudah puluhan tahun bergelut dalam dunia literasi. Hal ini tampaknya sejalan dengan semangat untuk terus menggemakan aktivitas dunia literasi di Indonesia. Suatu hal penting, karena kemajuan suatu bangsa dan negara, sedikit banyak ditentukan pula oleh perkembangan literasi di kalangan masyarakatnya.
Indonesia yang tingkat literasinya belum terlalu baik, memang memerlukan pegiat literasi seperti Ngadiyo dan Dio Media-nya. Kita berharap, dari penerbit itu akan lahir lagi karya-karya literasi berikutnya. Bukan saja lebih banyak dalam segi kuantitas, tetapi juga semakin baik dari segi kualitasnya.
Selamat membaca dan selamat bergiat dalam dunia literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H