Lord Baden-Powell yang bernama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden-Powell memang menginspirasi banyak orang. Gagasan yang diwujudkannya dalam bentuk gerakan pendidikan kepanduan, suatu pendidikan nonformal melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, ternyata disambut hangat masyarakat dunia.
Dimulai dari Inggris pada 1907, gerakan pendidikan yang mengutamakan pendidikan di alam terbuka untuk menumbuhkan semangat anak-anak dan remaja menjadi manusia yang berani, berkarakter, cinta alam, dan bersahabat tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras, dan antargolongan, segera berkembang pesat ke seluruh dunia.Â
Pada 1907 saat Baden-Powell memulai, dia hanya mengajak 20 anak dan remaja dari kota London dan sekitarnya untuk berkemah di Pulau Brownsea. Namun pada tahun ini jumlah anggota gerakan kepanduan atau kepramukaan di seluruh dunia sudah mencapai sekitar 54 juta orang. Mereka berasal dari 171 organisasi nasional kepramukaan yang tersebar di seluruh dunia.
Tak heran bila nama Baden-Powell dikenal luas di seluruh dunia. Setiap tanggal kelahirannya, pada 22 Februari, diperingati sebagai Hari Baden-Powell. Ada yang menyebutnya Hari Bapak Pandu atau Bapak Pramuka Sedunia, dan dalam Bahasa Inggris disebut pula Founder's Day.Â
Uniknya, karena istri Baden-Powell, Lady Olave Baden-Powell juga lahir pada tanggal 22 Februari hanya berbeda tahunnya, dan Lady Olave dianggap sebagai Ibu Kepanduan/Kepramukaan Putri Sedunia, maka bagi para Pandu dan Pramuka putri, tanggal 22 Februari 2021 dirayakan pula sebagai Thinking Day.
Sama seperti di negara-negara, peringatan Hari Baden-Powell berlangsung meriah pula setiap tahunnya di Indonesia. Untuk tahun ini, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengadakan peringatan Hari Baden-Powell ke-164 yang disiarkan secara live streaming dari Pusdiklatnas Gerakan Pramuka di Cibubur, Jakarta Timur pada 22 Februari 2021 petang hari (lengkapnya baca di sini). Selain itu, di berbagai daerah digelar pula peringatan serupa dengan berbagai acara. Mulai dari pembagian alat pelindung diri (APD) untuk masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini, penanaman pohon dan penghijauan, sampai berbagai pameran.
Di Tangerang Selatan, terbit Sampul Peringatan untuk memperingati Pameran Memorabilia Jambore Pramuka yang diadakan di Jambore Kita Coffee, sebuah kafe bernuansa kepramukaan. Pameran itu berlangsung dari 22 Februari sampai 22 Maret 2021. Sampul Peringatan lengkap dengan prangko Prisma dan cap pos khusus, didesain oleh R. Andi Widjanarko dan dicetak sebanyak 200 lembar.
Sementara itu, dalam kaitan dengan acara Hari Bapak Pandu Dunia ke-164 yang diselenggarakan oleh Kwartir Daerah (Kwarda) DI Yogyakarta, diterbitkan Sampul Peringatan sebanyak 500 lembar. Desaiinya dirancang oleh Pusat Pengembangan Jurnalistik dan Sistem Informasi Kwarda DI Yogyakarta.
Bila di tempat lain hanya ada Sampul Peringatan yang dilengkapi prangko Prisma dan cap pos khusus, maka di Bali diterbitkan pula sejumlah kartu pos yang juga dibuat maximum card (kartu maksimum), yaitu kartu pos bergambar yang di bagian gambarnya itu ditempel prangko dengan tema sama dan diberi cap pos. Sampul Peringatan yang diterbitkan dirancang oleh Wis-ma Team dan dicetak sebanyak 250 lembar.
Cukup banyaknya benda filateli tema kepramukaan yang diterbitkan menyambut Hari Baden-Powell ini juga menunjukkan bahwa cukup banyak kolektor prangko yang mengumpulkan benda-benda filateli dengan tema kepramukaan. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara, yang bahkan telah ada berbagai perkumpulan filatelis khusus untuk kolektor tema kepramukaan di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jepang, Jerman, Belanda, Korea Selatan, dan banyak negara lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H