Museum Kepresidenan RI Balai Kirti kembali menyelenggarakan Sersan DM (Serius tapi Santai Di Museum). Kali ini merupakan Sersan DM keenam kalinya yang digelar museum yang berlokasi di dalam komplek Istana Bogor itu, untuk mengisi waktu selama pandemi Covid-19.Â
Dalam Sersan DM ke-6 tema yang diangkat adalah "Rekam Jejak Langkah Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Prangko Republik Indonesia".
Bertindak sebagai narasumber adalah Letjen TNI (Purn) Soeyono (Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia/PP PFI 2012-2017), Fadli Zon (Ketua Umum PP PFI 2017-2022), Lutfie (praktisi filateli), dan Berthold Sinaulan (penulis dan kolektor). Sedangkan sebagai moderator adalah Harry Trisatya dari Balai Kirti.
Walaupun tak direncanakan sebelumnya, karena awalnya bincang melalui aplikasi Zoom itu akan dilakukan 14 Agustus namun karena kesibukan beberap narasumber dimajukan menjadi 12 Agustus 2020, ternyata bertepatan dengan tanggal lahir Wakil Presiden I Republik Indonesia, Bung Hatta. Dan tentang Bung Hatta dalam prangko dibahas oleh Berthold Sinaulan yang mengetengahkan tema "Para Wakil Presiden RI dalam Prangko".
Sementara, Soeyono membahas rekam jejak langkah Presiden Soeharto di bidang Pembangunan dalam Prangko, Fadli Zon mengambil tema rekam jejak langkah Presiden Soeharto dalam Ketahanan Budaya dalam Prangko, dan Lutfie membahas sejarah prangko para Presiden RI.
Keberadaan prangko ini masih menjadi perdebatan di kalangan filatelis (kolektor prangko dan benfa pos lainnya). Ada yang menganggap prangko-prangko itu diragukan keabsahannya, karena dicetak di luar negeri, padahal di dalam negeri sendiri sudah ada prangko Indonesia.
Selain itu, ada juga yang mempertanyakan dokumen tertulis kalau benar kabarnya ada pejabat pos Indonesia yang memesan prangko itu pada Stolow. Sampai sekarang dokumen tertulis itu memang belum ada. Apalagi kemudian ada prangko "cetakan Wina" yang diberi tambahan tulisan RIS (Republik Indonesia Serikat), padahal pada tahun berdirinya RIS, sudah cukup banyak prangko Indonesia yang beredar. Hanya saja  memang prangko itu pernah dijadikan kenangan dalam album prangko yang dikeluarkan oleh pihak Pos, Telepon, dan Telegrap (PTT) pada sekitar tahun 1950-an.
Terlepas dari perdebatan itu, prangko Bung Hatta yang ada pada seri "cetakan Wina" itu cukup menarik. Salah satunya adalah prangko Bung Hatta dengan gambar dalam lingkaran kecil berupa wajah Abraham Lincoln.Â
Menjadi unik, karena bila prangko Bung Karno disandingkan dengan wajah George Washington yang sama-sama Presiden pertama di negaranya, maka Bung Hatta disandingkan dengan Abraham Lincoln, Presiden ke-16 AS. Hanya dugaan saja, kemudian karena keduanya orang-orang sederhana dan sangat memperhatikan rakyat kecil.
Tentu saja, Wakil Presiden RI yang ada pada prangko bukan hanya Bung Hatta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga pernah tampil pada prangko RI. Hanya bukan sebagai Wakil Presiden, namun sebagai Bapak Pramuka Indonesia, ketika terbit prangko pramuka pada 2003. Di situ Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Bapak Pramuka Indonesia, bersanding dengan Lord Baden-Powell, Bapak Pramuka/Pandu Sedunia.
Kecuali Adam Malik, Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, dan Try Sutrisno, para Wakil Presiden RI lainnya sudah pernah di-prangko-kan. Hanya BJ Habibie yang diprangkokan ketika beliau sudah menjadi Presiden RI.
Pada 17 Agustus 2020 mendatang, bertepatan dengan 75 Tahun Republik Indonesia, menurut rencana akan diterbitkan kembali prangko Presiden dan Wakil Presiden. Kali ini tentu saja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Seperti apa gambarnya? Kita tunggu saja bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H