Bertepatan dengan tanggal 8 bulan 8 jam 8 pagi, atau tepatnya 8 Agustus 2020 pukul 08.00 WIB, sekelompok anggota masyarakat di Indonesia mendeklarasikan "Deklarasi 888". Deklarasi apa itu sebenarnya?
Ini adalah deklarasi yang menyatakan pendirian Perkumpulan Penggemar Kartupos Bergambar Indonesia (Indonesia Picture Postcards Collectors Association). Deklarasi ini dilakukan secara daring, dan diumumkan melalui group Whatsapp yang dibentuk untuk itu.
Bermula dari percakapan ringan antara dua filatelis (kolektor prangko dan benda-benda pos lainnya) terkemuka Indonesia, Said Faisal Basymeleh yang berdomisili di Surabaya dengan Suwito Harsono yang berdomisili di Tangerang Selatan.
Keduanya lalu mengajak diskusi sejumlah orang yang mempunyai hasrat dan kegemaran untuk mengumpulkan kartu-kartupos bergambar (picture postcard).
Dari diskusi itu, lalu disepakai untuk membentuk suatu perkumpulan. Setelah berbincang sana-sini, Berthold Sinaulan menyusun konsep deklarasi yang kemudian disetujui oleh Said Faisal dan Suwito Harsono.
Sebagaimana disebutkan dalam deklarasi tersebut, perkumpulan ini berasaskan Pancasila dan didirikan dengan semangat persaudaraan antarpenggemar kartupos bergambar di Indonesia.Â
Para deklarator yang jumlahnya mencapai 31 orang dari berbagai daerah di Indonesia, mengumumkan bahwa perkumpulan ini merupakan organisasi kemasyarakatan non-politik dan tidak menjalankan politik praktis dalam setiap kegiatannya.
Salah satu hal penting yang dibahas para deklarator, adalah melalui koleksi-koleksi kartupos yang dikumpulkan diharapkan dapat pula menjadi dokumentasi gambar perkembangan sejarah bangsa, termasuk seni budayanya.
Di samping, nantinya bila dipamerkan dalam berbagai bentuk pameran, diharapkan dapat pula menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri, untuk melihat dan menyaksikan berbagai hal yang ditampilkan melalui gambar-gambar dalam kartupos yang ada.
Seperti dikatakan Said Faisal, untuk sementara perkumpulan diurus oleh Ketua Said Faisal Basymeleh, Wakil Ketua Lukman Hakim, Sekretaris Siti Aisyah, dan Bendahara Berthold Sinaulan.