Komunitas Tintin Indonesia (KTI) untuk keenam kalinya mengadakan bincang-bincang santai melalui aplikasi Zoom. Bila sebelumnya KTI sering mengadakan "kopi darat" (kopdar) alias kumpul-kumpul sesama penggemar kisah Petualangan Tintin (The Adventures of Tintin) di berbagai tempat, maka sejak adanya pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk lebih banyak berdiam diri di rumah masing-masing, pertemuan itu digantikan dengan bincang santai secara daring.
Selain untuk kangen-kangenan karena lama tak berjumpa, bincang santai melalui Zoom itu juga diisi dengan berbagai topik untuk menambah pengetahuan para anggota KTI. Pernah dibahas mengenai tempat-tempat yang dikunjungi Tintin dalam kisah-kisahnya, tentang cara memotret figurine (patung-patung kecil) Tintin, sampai berbagai pesawat terbang yang pernah ditampilkan dalam kisah Petualangan Tintin.
Pernah pula dibahas tentang Herge, komikus asal Belgia yang menghasilkan kisah Petualangan Tintin yang fenomenal, diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa di seluruh dunia. Termasuk tentang Museum Herge yang didirikan untuk mengenang sang komikus.
Kali ini, KTI menyelenggarakan bincang santai dengan tema "Tintin dan Pramuka", yang diadakan pada Sabtu, 6 Juni 2020 siang hari. Bertindak sebagai narasumber Kak Berthold Sinaulan, yang aktif di Gerakan Pramuka dan merupakan penggemar Tintin serta sering tampil sebagai cosplay Kapten Haddock, salah satu tokoh di kisah Petualangan Tintin. Sementara sebagai host dan moderator adalah Surjorimba Suroto, dibantu oleh Nelwin Aldriansyah.
Pada 1911, organisasi gerakan kepramukaan didirikan pula di Belgia. Sementara pada 1912, cikal bakal organisasi tersebut juga mulai ada di Indonesia yang ketika itu masih bernama Hindia-Belanda. Seorang pegawai Jawatan Meteorologi, JP Smits, membentuk gugusdepan pertama di Batavia (nama Jakarta ketika dalam zaman penjajahan Belanda).
Herge dan Pramuka
Herge sangat aktif di gerakan kepramukaan, bahkan dia menjadi pemimpin regu. Nama regunya adalah Regu Tupai. Herge juga mendapat nama julukan, yaitu si Rubah yang penasaran. Hal itu karena tingkah laku Herge seperti rubah yang penasaran, celingak-celinguk ke sana ke mari, mencium benda-benda yang dicurigainya. Misalnya Herge penasaran dengan bentuk daun, kenapa bentuk daun bermacam-macam, atau kenapa kaki kuda harus pakai ladam (sepatu kuda), atau kenapa sapi yang untuk diperah susunya kebanyakan berwarna hitam-putih.
Untuk memuaskan rasa penasarannya, Herge mulai menggunting berita dan artikel di koran dan majalah untuk disimpannya. Kelak kebiasaan melakukan kliping (menggunting dan menyimpan guntingan koran itu), bermanfaat ketika dia mulai menyusun komik kisah Petualangan Tintin. Hal-hal di luar negeri yang belum pernah dikunjunginya, dapat diketahui karena Herge mempunyai banyak guntingan koran dan majalah tentang peristiwa di luar negeri.
Kisah Petualangan Tintin memang hampir semuanya berlokasi di luar Belgia. Padahal banyak di antara negara itu, ketika Herge membuat kisah Petualangan Tintin, dia belum pernah datang ke sana. Kecintaannya pada hal-hal menarik di luar negeri, diawali ketika pada 1921, Herge berkesempatan mengikuti kegiatan kepramukaan di luar negeri dalam jangka waktu cukup lama. Dia mendaki Pegunungan Alpen di Switzerland, dia pergi ke Austria, dan negara-negara Eropa lainnya.