Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Beres-beres Gudang, Menemukan Lagi Memorabilia Kepramukaan

13 Mei 2019   22:09 Diperbarui: 15 Mei 2019   20:28 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cap stempel Jambore Dunia Thailand yang dibubuhkan petugas imigrasi setempat di lembaran paspor saya. (Foto; BDHS)

Bukan ikut-ikutan Marie Kondo, penulis buku the life-changing magic of tidying up, sebuah buku tentang beres-beres rumah yang bisa membuat hidup seseorang lebih bahagia dan konon telah terjual 5 juta eksemplar, tetapi Senin, 13 Mei 2019, saya memang melakukan sedikit aksi beres-beres gudang di rumah keluarga di kawasan Jakarta Timur.

Ada sejumlah benda menarik terkait dengan tema kepramukaan -- paling tidak menurut saya -- yang ingin saya bagikan di sini. Pertama,  foto resmi saya pertama kali sebagai bagian dari pengurus Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka. Aktif di organisasi pendidikan kepanduan itu sejak 1968, sejak 1995 saya direkrut sebagai Pembantu Andalan Nasional ataiu lazim disebut Pb. Annas oleh Ketua Kwarnas saat itu, Letjen TNI (Purn) Himawan Soetanto.

Inilah awal saya bergabung dalam kepengurusan Kwarnas, baik sebagai Pb. Annas, kemudian Annas, dan saat ini dalam periode Ketua Kwarnas dijabat oleh Komjen Pol (Purn) Budi Waseo, saya dipercaya sebagai salah satu Wakil Ketua Kwarnas.

Foto resmi sebagai pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada 1995. (Foto: Dok. Kwarnas)
Foto resmi sebagai pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada 1995. (Foto: Dok. Kwarnas)
Kedua, bendera Pramuka -- Tunas Kelapa -- yang saya tempel (jahit) dengan badge lambang Kwartir Daerah (Kwarda0 dari seluruh Indonesia. Badge-badge itu saya dapatkan dan kumpulkan selama Jambore Nasional 1996 yang diadakan di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur. Ada 27 badge lambang Kwarda, yang menggambarkan keseluruhan provinsi yang ada di Indonesia saat itu. Tahun 1996, Indonesia memang memiliki 27 provinsi termasuk Timor Timur.

Ketiga, beberapa lukisan. Ada yang karya saya, ada juga karya orang lain yang melukis potraiture diri saya. Yang unik, biasanya foto wajah dilukis dengan posisi tampak depan atau kalau pun sedikit miring masih lebih banyak terlihat tampak depannya, namun ini dilukis tampak samping. Foto wajah tersebut buatan seorang peluksi di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, pada 1996.

Hasil beres-beres gudang, ketemu beberapa lukisan, kiri lukisan buatan 1999, kanan lukisan buatan 1996. (Foto: BDHS)
Hasil beres-beres gudang, ketemu beberapa lukisan, kiri lukisan buatan 1999, kanan lukisan buatan 1996. (Foto: BDHS)
Sementara lukisan lainnya dibuat saya pribadi pada akhir 1999, menjelang pergantian ke tahun 2000. Sedih oleh kekerasan dan beberapa bom yang meledak di Jakarta di sekitar 1998-1999,  saya melukis hal itu.

Ada juga gambar beberapa moda angkutan umum, saya lupa mengapa ada di situ, mungkin menggambarkan kesibukan angkutan mudik Natal dan Tahun Baru. Lukisan yang dikerjakan dalam suasana Natal itu, membuat saya juga menggambarkan The Grinch, salah satu tokoh antagonis dalam dongeng Natal. Di pojok kanan bawah ada tulisan "New Millenium Wisdom Please".

Keempat,  saya juga menemukan paspor lama yang saya gunakan sewaktu mengikuti Jambore Kepanduan Sedunia di Thailand, akhir Desember 2002 sampai awal Januari 2003.

Ada yang unik di lembar paspor itu, karena petugas imigrasi Thailand juga membubuhkan stempel cap berlogo Jambore Dunia. Saya tidak tahu sebelum Jambore Dunia 2002/2003 itu, tetapi paling tidak saat Jambore Dunia 2007 di Inggris dan Jambore Dunia 2011 di Swedia yang juga saya hadiri, saya tidak menjumpai petugas impigrasi setempat melakukan hal yang sama.

Cap stempel Jambore Dunia Thailand yang dibubuhkan petugas imigrasi setempat di lembaran paspor saya. (Foto; BDHS)
Cap stempel Jambore Dunia Thailand yang dibubuhkan petugas imigrasi setempat di lembaran paspor saya. (Foto; BDHS)
Secara umum, benda-benda "temuan" di gudang saya dapat digolongkan sebagai memorabilia, dan karena terkait dengan tema kepramukaan, dapat disebut memorabilia kepramukaan. Apakah memorabilia itu? Sebagaimana kata "memorabila", tentu berhubungan dengan memori atau catatan kenangan, dan biasanya kenangan bersejarah. Maka memorabilia adalah benda-benda kenangan bersejarah.

Memang, sebagian besar memorabilia yang saya tampilkan bersifat pribadi, tetapi paling tidak ada sejarahnya yang menjadikan sebagai kenang-kenangan menarik. Bagaimana dengan memorabilia koleksi Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun