Seperti dicontohkan seorang teman tentang foto pada album kaset musik Leo Kristi "Konser Rakyat Nyanyian Tanah Merdeka". Menurut teman tersebut, album kaset yang diluncurkan pada awal 1980-an pernah dikritisi. Pasalnya, pada album tersebut Leo Kristi mengenakan bros Garuda Pancasila di dekat lehernya, tetapi kepala burung garudanya menoleh ke kiri, padahal seharusnya kepala burung Garuda Pancasila itu menoleh ke arah kanan.Â
Teman ini cukup jeli, karena lencana Garuda Pancasila yang dikenakan di dekat leher Leo Kristi sebenarnya kecil saja ukurannya. Namun tetap dapat dilacak kebenarannya oleh yang teliti.
Saat ini, dengan berkembangnya teknologi foto menggunakan smartphone hal semacam itu juga harus diwaspadai, jangan seenaknya selfie, wefie, atau memotret lainnya, yang tanpa sengaja telah membalik sisi kanan dan kiri. Akibatnya yang ditampilkan adalah foto yang terbalik, harusnya sisi kiri jadi pindah ke kanan, dan sebaliknya. Paling konyol kalau ada tulisan, tentu tulisannya menjadi terbalik.
Selain pakaian -- terutama pakaian seragam -- dan tulisan, yang juga harus diperhatikan dalam mem-flip foto adalah ciri khas seseorang. Apalagi kalau orang itu merupakan tokoh atau orang terkenal.Â
Di sisi kiri dan kanan wajah orang itu, bisa saja ada ciri yang membedakan. Misalnya, ada bekas luka di dekat pipi kiri, atau ada tanda lahir di dahi sebelah kanan. Bila fotonya dibalik, maka bagi yang mengenal orang itu langsung tahu, bahwa itu bukan foto asli, melainkan sudah dibalik saat ditata letak.
Akhir pekan, pembicaraan santai di WAG, bisa juga mendapat pelajaran. Terima kasih WAG "Scout Festival", bersama teman-teman R. Andi Widjanarko, Jaya di Kusumah, Mia Sjahir, Lusi Karlina, Djoko Adi Walujo, Rapin Mudiardjo, Adi Rahmatullah, dan Taufik Umar. Menyenangkan pembicaraan di akhir pekan ini bersama foto wajah Baden-Powell.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H