Sudah menjadi tradisi saat tiba Hari Raya Idul Fitri, selain bermaaf-maafan, maka bagi anak dan remaja yang seru adalah kalau berkunjung ke rumah keluarga dan orang-orang yang lebih tua. Biasanya saat bersalaman, maka orang tua akan menyelipkan sekadar uang hadiah di tangan anak dan remaja.
Tak heran bila menjelang Idul Fitri, bermunculan para pengasong yang menjajakan uang kertas dalam kondisi bagus. Bank-bank juga diserbu orang yang ingin menukar atau mengambil uang simpanannya dalam bentuk uang kertas yang kondisinya masih bagus. Untuk apa? Untuk diberikan sebagai hadiah kepada anak dan remaja saat silaturahim di Hari Raya.
Seru juga mendengar cerita keponakan dan cucu mengumpulkan hadiah uang. Ada yang bisa dapat sampai ratusan ribu rupiah.
Lalu ke mana uang yang mereka peroleh itu digunakan? Sebagian habis untuk jajan makanan dan minuman. Ada juga yang membeli mainan dan baju.
Tapi ada pula yang ditabung. Ternyata dari percakapan dan pengamatan, ada beberapa remaja - yang juga anggota Gerakan Pramuka - memanfaatkan untuk modal berwirausaha.
Ada yang beternak ayam dan bebek, memelihara burung merpati, sampai dijadikan modal berjualan makanan, minuman, bahkan kaus dan badge Pramuka.
Wirausaha memang harus dipupuk sejak dini, belajar mandiri. Mencoba menerapkan Dasa Darma Pramuka secara nyata. Bagaimana dengan kakak dan adik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H