Arkeologi berasal dari kata archaeo (arkeo) yang berarti kuno atau masa lalu dan logos (logi) yang berarti ilmu. Jadi arkeologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang kuno atau masa lalu. Hal apa yang kuno atau masa lalu yang dipelajari arkeologi? Segala sesuatu tentang manusia, kehidupan, dan lingkungannya di masa lalu
Di kalangan masyarakat umum gampangnya disebut ilmu purbakala, arkeologi biasanya merupakan jurusan atau  program studi (prodi) di perguruan tinggi. Ada beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang membuka jurusan atau prodi arkeologi, di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Jambi.
Diawali dengan perkenalan apa itu arkeologi dan siapa yang disebut arkeolog. Makin seru ketika para siswa diajak berkenalan dengan para detektif. Bukan detektif kasus-kasus kejahatan, tetapi detektif untuk membuka misteri dari masa  lalu.
Arkeolog itu seperti detektif, tapi dia tidak melacak kasus kejahatan. Arkeolog melacak atau mencari tahu tentang kehidupan manusia di masa lalu. Misalnya dengan mempelajari prasasti atau tulisan-tulisan yang diukir pada batu, lempengan logam, daun lontar, dan bahan lainnya, Â yang merupakan peninggalan dari masa lalu.Â
Di prasasti itu diukir kalimat-kalimat yang menerangkan tentang isi prasasti dan raja yang mengeluarkan prasasti tersebut.
Dijelaskan juga, benda bersejarah itu ada yang mudah dilihat, seperti bangunan-bangunan besar. Begitu pun benda-benda berukuran kecil, seperti piring keramik atau jam kuno yang masih digunakan atau disimpan dengan baik.
Namun banyak pula benda-benda bersejarah yang masih belum diketahui, ada yang tersimpan di dalam tanah dan ada juga yang di dalam perairan, sungai atau laut. Nah, untuk benda-benda semacam ini, Arkeolog juga menyelidiki tempat  yang diduga terdapat benda bersejarah, misalnya yang tersimpan di dalam tanah. Lokasi tanah itu kemudian diukur dan dipetakan secara khusus lokasi yang akan digali atau dalam istilah arkeologi disebut "ekskavasi".
Dalam ekskavasi, semua harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai benda yang dicarinya rusak. Ekskavasi atau penggalian arkeologi dilakukan dengan teliti, sedikit demi sedikit.Â
Pada saat itu juga, arkeolog melakukan dokumentasi kegiatannya, dengan memotret dan mencatat segala sesuatu di kotak galian yang ada. Â Bila menemukan benda yang diduga benda bersejarah, diangkat hati-hati dan dibersihkan dengan sikat, kuas, atau ayakan. Bahkan ada arkeolog yang menggunakan kaus tangan agar keringat pada kulit tangan tidak terkena benda yang ditemukan.
Pada bagian akhir, para siswa diajak untuk berkunjung ke museum. Sambil berekreasi, dapat pula menambah pengetahuan dengan melihat dan mengamati benda-benda yang menjadi koleksi museum tersebut.
Para siswa Sekolah Victory Plus itu tampak antusias, mereka bertanya berbagai hal. Mulai dari kenapa dinosaurus punah sampai segala sesuatu tentang Candi Borobudur yang besar dan tinggi itu. Mereka juga bertanya apa manfaat dari peninggalan-peninggalan bersejarah itu, dan banyak hal lainnya.
Dari tanya jawab, ternyata pengetahuan para siswa tentang benda bersejarah dan museum cukup lumayan juga. Mereka tahu tentang peninggalan-peninggalan dari zaman prasejarah, dan bahkan tak sedikit yang telah jalan-jalan ke banyak museum. Bukan hanya di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga ke museum-museum di daerah lain.
Kedua cerita bergambar tersebut diterbitkan oleh Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI) yang didukung oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H