Filateli secara umum diketahui sebagai hobi mengoleksi dan merawat prangko serta benda-benda  pos lainnya. Namun kenapa namanya filateli? Sambil mengingat kembali bahwa hari ini, 29 Maret 2018, adalah Hari Filateli Nasional, perlu juga diketahui penggunaan nama filateli tersebut.
Filateli diambil dari Bahasa Inggris philately, yang aslinya dari Bahasa Yunani, philos dan ateleia. Philos berarti teman, sementara ateleia berarti bebas bea (pos). Jadi, filateli dapat diartikan membebaskan teman dari bea pos.
Kenapa disebut membebaskan teman dari bea pos? Karena sebelum ada prangko, seorang yang mengirim surat, maka bea atau biaya pengirimannya dapat saja dibebankan kepada teman yang dituju dalam surat tersebut. Setelah ada prangko, maka yang mau mengirim surat harus membeli prangko sebagai tanda bukti pelunasan pembayaran surat. Jadi pengirim itulah yang membayar bea pos, bukan teman yang menerima surat.
Dalam perkembangannya, filateli memang menjadi teman yang membebaskan. Bagi kolektor atau yang umum disebut filatelis, prangko dan benda-benda pos itu benar-benar secara kenyataan membebaskan filatelis itu dari sejumlah hal. Dalam keadaan stress atau terbeban sesuatu, melihat kembali koleksi prangko dan benda-benda pos yang dimiliki, dapat membebaskan filatelis bersangkutan dari stres dan beban pikiran.
Benda-benda filateli juga menjadi teman yang membebaskan untuk kolektornya, bebas dari kebodohan dengan mempelajari benda-benda yang dimiliki -- misalnya belajar geografi atau pun berbagai bentuk desain prangko yang menampilkan flora, fauna, dan dan lainnya -- dan sekaligus bebas dari keterkungkungan hidup. Melalui filateli, dapat dibina persahabatan seluas dunia, jadi terbebaslah seorang filateli dari batasan-batasan negara. Walaupun mungkin belum berkesempatan ke luar negeri, tetap bisa mempunyai teman-teman dari mancanegara dan memiliki koleksi prangko serta benda pos lainnya dari banyak negara.
Dimulai dari Batavia
Itulah sebabnya, filatelis terus bertambah dan hobi filateli tetap ada. Memang, harus diakui pada saat ini penggunaan prangko tidak lagi banyak digunakan. Tetapi hobi mengoleksi dan mempelajari prangko serta benda pos lainnya tersebut, tetap berkembang.
Seperti hari ini, 29 Maret 2018, para filatelis di berbagai daerah di Indonesia memperingati dan merayakan Hari Filateli Nasional dengan menyelenggarakan berbagai acara. Mulai dari peluncuran prangko Prisma dengan tema "Dilan 1990", pameran, bursa, pertemuan antarfilatelis dan banyak lagi.
Pemilihan tanggal 29 Maret itu dipilih dari  suatu perkumpulan filateli di Batavia, nama Jakarta pada masa Hindia-Belanda. Postzegelverzamelaars Club Batavia, nama perkumpulan tersebut, diakui dan disahkan Pemerintah Hindia-Belanda pada 29 Maret 1922. Tanggal itulah yang dijadikan sebagai peringatan Hari Filateli Nasional, yang perkumpulannya saat ini bernama Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI).
Di luar itu, catatan lain yang perlu diketengahkan adalah bersamaan dengan Hari Filateli Nasional 29 Maret 2018, sedang berlangsung penjurian Lomba Menulis Surat Remaja tingkat Nasional 2018 yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Sekitar 1.100 surat karya para remaja dari seluruh Indonesia dan juga beberapa dari luar negeri, ikut ambil bagian dalam lomba kali ini.
Pemenangnya nanti akan diikutkan dalam lomba tingkat dunia yang diselenggarakan Universal Postal Union(UPU), Uni Pos Sedunia. Â Tahun lalu, remaja Indonesia menjadi juara kedua dalam lomba di UPU. Â Bagaimana tahun ini? Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H