Tengkorak raksasa ditemukan di Prigen, Jawa Timur!
Demikian berita yang beredar di WhatsApp Group(WAG) Â dan sejumlah media sosial lainnya 1-2 hari lalu. Tidak main-main, informasi itu dilengkapi dengan foto. Dalam foto tampak sejumlah orang yang seperti sedang melakukan ekskavasi (penggalian arkeologi) dan ditemukan beberapa tengkorak raksasa di lubang galian itu.
Tentu saja berita itu mengagetkan. Saya sendiri pertama kali mengetahui dari WAG komunitas wartawan, dan selanjutnya di komunitas pencinta sejarah dan budaya. Apalagi tahu saya berlatar belakang pendidikan studi arkeologi, beberapa langsung bertanya kepada saya. Â Pokoknya kalau arkeolog dianggap mesti mengerti soal temuan tengkorak. Padahal dulu spesialisasi saya adalah arkeologi klasik yang di Indonesia dikenal mempelajari periodisasi sejarah masa masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke negeri kita.
Sementara, walau pun tidak selalu, tengkorak -- apalagi kalau tengkorak purba -- lebih dikaitkan dengan arkeologi prasejarah. Masa-masa awal kehidupan manusia, ketika fase manusia hidup mulai dari berburu dan meramu makanan, kemudian meningkat menjadi fase bercocok tanam, dan masa perundagian.
Jadi, betulkah tengkorak raksasa dalam foto itu merupakan tengkorak raksasa purba dan benar ditemukan di Prigen, Jawa Timur? Memang, dari sejumlah kitab agama, ada disebutkan ketika manusia-manusia raksasa hidup, dalam artian manusia yang berukuran tubuh lebih besar dari rata-rata manusia saat ini. Walaupun saat ini, sebenarnya ada juga -- meski tidak banyak -- manusia yang berukuran tubuh jauh di atas rata-rata manusia biasanya. Ada yang tingginya lebih dari 2 meter, seperti para pemain basket yang banyak berukuran tinggi di atas 2 meter, bahkan sampai 2,5 meter. Sekadar catatan, manusia tertinggi di dunia yang pernah dicatat adalah Robert Pershing Wadlow dari Amerika Serikat, yang tingginya mencapai 2,72 meter.
Banyak juga manusia masa kini yang beratnya jauh di atas rata-rata berat badan manusia umumnya. Mereka yang tubuhnya di atas 100 kilogram cukup banyak dijumpai. Bahkan di atas 200 kilogram masih cukup banyak ada di seluruh dunia. Dalam catatan sejarah, manusia terberat di dunia ketika ditimbang mencapai lebih dari 500 kilogram.
Tapi soal tengkorak yang ada di dalam foto jelas palsu, tepatnya foto "buatan" hasil karya orang iseng yang menggunakan piranti lunak photoshop atau perangkat penyunting foto lainnya. Perhatikan baik-baik. Orang yang berada di tengah lubang galian, dalam posisi agak membungkuk karena sedang membawa beban, tidak terlihat sama sekali kakinya. Sedangkan orang berbaju biru yang juga berada di dalam lubang galian, terlihat ukuran sangat kecil dibandingkan orang-orang di sebelahnya.
Bagi yang lebih teliti lagi, akan terlihat sebenarnya tengkorak yang ditampilkan sama, itu-itu saja.Baik tengkorak besar yang berada di latar belakang, tengkorak yang sebagian besar terbenam di bagian depan, maupun pecahan tengkorak di bagian kanan foto, itu sebenarnya sama saja. Hanya dipotong dan diubah dengan menggunakan piranti lunak penyunting foto.
Lagi pula kalau betul-betul tengkorak itu ada di Prigen, pasti masyarakat -- setidaknya masyarakat Prigen -- sudah gempar. Padahal, seperti dikatakan seorang teman yang berasal dari Prigen, di sana tenang-tenang saja, tidak ada kehebohan apa pun.
Belakangan diketahui, foto itu ternyata sudah pernah dimuat dalam penjelasan berita palsu melalui situs web mtblanco.com. Di situs itu, disebutkan bahwa tengkorak-tengkorak raksasa itu ditemukan sehabis banjir besar yang menyebabkan tanah longsor di sebuah kota dekat Sierra de Tapalpa, yang berlokasi di Jalisco, Meksiko.
"Have you seen this picture circulating the web? Â If you have, don't be fooled -- this picture is not genuine, but has been manipulated by photo editing," demikian dijelaskan dalam situs web tersebut (lengkapnya baca di sini).
Di antara teman-teman sering ada ungkapan, "no photo hoax" atau "tanpa foto itu adalah hoax". Tapi sekarang dengan foto pun bisa saja itu hoax. Jadi hati-hati jangan tertipu dengan informasi walaupun dilengkapi foto atau video sekali pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H