Seratus lebih penyair dan penggiat sastra umumnya dari berbagai daerah di Indonesia menolak aksi Denny JA dalam bidang kesusasteraan Indonesia. Jumlah itu kelihatannya akan segera bertambah, karena banyak penyair dan penggiat sastra lain yang ingin ikut menandatangani petisi itu.
Denny Januar Ali atau lebih dikenal dengan Denny JA, selama ini cukup terkenal karena kegiatannya melakukan berbagai survei - yang sebagian besar survei politik - lewat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dipimpinnya. Namun sejak beberapa tahun terakhir ini, yang bersangkutan mencoba "masuk" ke dunia sastra Indonesia dan ditengarai dengan iming-iming uang cukup besar.
Bahkan lewat tangan suatu tim, yang bersangkutan menerbitkan buku 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh di Indonesia, dan salah satunya adalah namanya sendiri.
Hal-hal inilah yang antara lain membuat para penyair dan penggiat sastra Indonesia menyusun petisi. Lengkapnya isi petisi tersebut:
PETISI MENOLAK PROYEK BUKU PUISI ESAI DJA
Proyek Antologi Puisi Esai yang digagas Denny Januar Ali, selanjutnya disingkat DJA, melibatkan 170 penulis, penyair, jurnalis, dan peneliti di 34 propinsi di Indonesia. Buku Antologi ini dapat dikatakan bermasalah sekurang-kurangnya karena dua alasan:
1. Klaim puisi esai sebagai genre baru dalam sastra adalah kekeliruan.
Puisi yang mengambil bentuk prosaik sudah dipakai oleh Alexander Pope, penyair Inggris Abad XVIII. Pope bahkan menjuduli buku puisinya An Essay on a Man. Fakta ini meruntuhkan klaim DJA sebagaimana yang diungkapkannya dalam kata pengantar proyek buku puisi esainya yang pertama "Atas Nama Cinta" yang sebagiannya dikutipkan sebagai berikut:
"Kebutuhan ekspresi kisah ini membuat saya memakai sebuah medium yang tak lazim. Saya menamakannya "Puisi Esai". Ia bukan esai dalam format biasa, seperti kolom, editorial atau paper ilmiah. Namun, ia bukan juga puisi panjang atau prosa liris. Medium lama terasa kurang memadai untuk menyampaikan yang dimaksud."
(Denny JA, 2012:11)
Kecacatan klaim tersebut rupanya tidak menghentikan DJA untuk kembali mendorong paksa konsep puisi esai yang bermasalah tersebut ke dalam lingkungan pembicaraan sastra dan sastrawan Indonesia.
2. Rekam jejak penggagasnya.
Proyek antologi semacam ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya DJA mensponsori proyek penulisan sebuah buku "Membawa Puisi Ke Tengah Gelanggang" yang sarat glorifikasi akan peran DJA sendiri dalam kesusastraan Indonesia. Buku yang penggarapannya ia serahkan kepada seorang bernama Narudin Pituin. Dan buku tersebut dibagi-bagikannya gratis kepada para sastrawan tanpa diminta.
Sebelumnya, DJA disinyalir terlibat dalam penyusunan buku "33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh" yang penuh kontroversi. Buku yang secara bias telah menyejajarkan DJA sendiri dengan nama-nama penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia seperti: Chairil Anwar, Pramudya Ananta Toer, HB Jassin dan lain-lain. Intinya, DJA telah berkali-kali melakukan upaya perusakan sistematis terhadap sastra Indonesia dan pelecehan terhadap kerja-kerja kesusastraan.
Menimbang situasi tersebut, kami mengajukan petisi sebagai berikut:
1) Menolak proyek puisi esai jilid II yang digagas DJA dan LSI.
2) Menolak semua proyek serupa yang sifatnya merusak dan membodohi sastra Indonesia. Baik itu yang digagas DJA maupun pihak-pihak lain.
3). Menuntut DJA menghentikan proyek puisi esai jilid II ini.
4). Menyerukan semua yang terlibat untuk mengundurkan diri, membatalkan kontrak, dan mengembalikan honor. Bila membutuhkan bantuan terkait prosesnya, akan kami upayakan mencari jalan keluar bersama.
5). Menyerukan kepada komunitas-komunitas sastra di seluruh Indonesia untuk menangkal proyek puisi esai jilid II dan mencegah anggota komunitas masing-masing terlibat dalam proyek buku puisi esai yang digagas oleh DJA.
Jakarta, 17 Januari 2018
Penandatangan petisi:
1. Jamil Massa - Gorontalo
2. Arco Transept -- Sumatera Selatan
3. Mario Lawi - Nusa Tenggara Timur
4. Kim Al Ghazali - Bali
5. Dadang Ari Murtono - Jawa Timur
6. Mahfud RD - Jawa Timur
7. Alfin Rizal - Jawa Tengah
8. Daruz Armedian - Jawa Timur
9. Wendy Fermana - Sumatera Selatan
10. Sam Haidy - Jawa Barat
11. Agung Wicaksana - Jawa Timur
12. Sengat Ibrahim - Jawa Timur
13. A. Nabil Wibisana - Nusa Tenggara Timur
14. Khodyani Achmad - Banten
15. Cahya Ridlo Gusti - Yogyakarta
16. Muhammad Rois Rinaldi - Banten
17. Erich Langobelen - Nusa Tenggara Timur
18. PRINGADI A. S. - Sumatera Selatan
19. Ama Achmad - Sulawesi Tengah
20. Maulidan Rahman Siregar - Sumatera Barat
21. Rani Amalia Busyra - Sumatera Selatan
22. Rifki Syarani Fachry - Jawa Barat
23. Lutfi Mardiansyah - Jawa Barat
24. Cici Ndiwa - Nusa Tenggara Timur
25. Ricky Ulu - Nusa Tenggara Timur
26. Valentina Edellwiz Edwar - Bengkulu
27. Rini Febriani Hauri - Jambi
28. Okta Piliang - Sumatera Barat
29. Ubai Dillah Al Anshori - Sumatera Utara
30. Riza Hamdani - Jawa Barat
31. Gilang Perdana - Jawa Tengah
32. Julaiha S. - Sumatera Utara
33. Yudi Damanhuri - Banten
34. Ramoun Apta - Jambi
35. Felix Nesi - Nusa Tenggara Timur
36. Dimas Radjalewa - Nusa Tenggara Timur
37. Dellorie Ahada - Sumatera Barat
38. Dimas Indiana Senja - Jawa Tengah
39. Tirena Oktaviani - Jawa Barat
40. Derry Saba - Nusa Tenggara Timur
41. Astrajingga Asmasubrata - Jawa Barat
42. Rama Aditya Putra - Jawa Barat
43. Hazana Itriya - Jakarta
44. Zham Sastera - Banten
45. Syukri Jundi - Sumatera Utara
46. Putra Niron - Nusa Tenggara Timur
47. Esthi Ayu - Banten
48. Farisi Al - Jawa Timur
49. Boy Riza Utama - Riau
50. Muhammad Asqalani eNeSTe - Riau
51. Ibe S. Palogai - Makassar
52. Zulkifli Songyanan - Jawa Barat
53. Maymoon Nasution - Pekanbaru
54. Eko Setyawan - Jawa Tengah
55. Arif Hukmi - Sulawesi Selatan
56. Wahyu Gandi G - Sulawesi Selatan
57. Fatah Anshori - Jawa Timur
58. Jihan Suweleh - Jakarta
59. Faisal Oddang - Sulawesi Selatan
60. Alfian Dippahatang - Sulawesi Selatan
61. Mohammad Ali Tsabit - Jawa Timur
62. Norrahman Alif - Jawa Timur
63. Riki Kurnia - Tasikmalaya, Jawa Barat
64. Mariati Atkah - Sulawesi Selatan
65. Abu Wafa - Jawa Timur
66. Rio Fitra SY - Sumatera Barat
67. Laura Rafti - Riau
68. Riki Kurnia - Jawa Barat
69. Nur Adelia - Sulawesi Selatan
70. Alfiandana Susilo Aji - Jawa Tengah
71. Andini Nafsika - Sumatera Barat
72. Dalasari Pera - Sulawesi Selatan
73. Yori Kayama - Bengkulu
74. Sartika Sari - Sumatera Utara
75. Rustam Bostan - Sulawesi Selatan
76. Wawan Kurniawan - Sulawesi Selatan
77. Zul Adrian Azizam - Sumatera Barat
78. Dody Kristianto - Banten
79. Redovan Jamil - Sumatera Barat
80. Batara Al Isra - Sulawesi Selatan
81. HB. Arafat - Jawa Tengah
82. Ashari Ramadana T - Sulawesi Selatan
83. Anarchia58 - Sumatera Selatan
84. Putra Zaman - Sumatera Selatan
85. Rido Arbain  - Sumatera Selatan
86. Dina Anggraini - Sumatera Selatan
87. Mohammad Arfani - Sumatera Selatan
88. Bela Janare Putra - Sumatera Selatan
89. Pendi Murdani - Sumatera Selatan
90. Larasia Febriza - Sumatera Selatan
91. Ulum Bidari - Sumatera Selatan
92. Yudi Aditya Pratama - Sumatera Selatan
93. Aldiansyah MF - Gorontalo
94. Hamdani - Sumatera Barat
95. Candra Dalila - Gorontalo
96. Rahmatia Mohamad - Gorontalo
97. Wy Aprilya - Gorontalo
98. Rick Monintja - Gorontalo
99. M.Z. Affan - Jawa Timur
100. Tri Wibowo - Jawa Barat
101. Adri Lubis - Sumatera Utara
102. Najla Anissa Fatin - Sumatera Barat
103. Wibam - Banten
104. Rinda Harmanita - Sumatera Selatan
105. Lady Charinda - Sumatera Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H