Prangko Pramuka menembak rusa dipertanyakan. Pertanyaan tersebut dikirim seorang sahabat Pembina Pramuka, Kak Djoko Adi Walujo yang juga seorang filatelis (kolektor prangko dan benda pos lainnya), yang senang mengumpulkan prangko dan benda filateli dengan tema "Pramuka dan Rusa" (Scout and Deer). Dia bercerita bahwa sejak dulu dia memang telah senang dengan binatang rusa.
Bahkan kini, sebagai Rektor Universitas PGRI Adi Buana di Surabaya, Jawa Timur, salah satu sudut lahan kampusnya dijadikan tempat penangkaran rusa. Rusa-rusa yang ada dirawat dengan baik, sehingga tak heran binatang-binatang itu tumbuh sehat dan bahkan menghasilkan keturunan anak-anak rusa.
Kesenangannya pada rusa dan kecintaannya pada kepramukaan, menyebabkan dia memilih koleksi benda filateli secara lebih khusus. Kak Djoko memang mengoleksi benda-benda filateli dengan tema kepramukaan pada umumnya, tetapi secara spesifik koleksinya dikhususkan pada tema "Pramuka dan Rusa".
Indonesia sendiri pernah menerbitkan prangko yang menggambarkan seorang Pramuka sedang memegang botol susu dan memberikan minum pada anak rusa. Prangko dengan harga satuan 75 sen + 25 sen itu, merupakan bagian dari satu seri yang terdiri dari 5 prangko berlainan nominal (harga satuan).
Bila diterjemahkan kurang lebih berarti, "Pramuka sejati adalah teman terbaik binatang, karena dari kehidupan di hutan dan hutan belantara, dan berlatih observasi dan pelacakan, mereka (para Pramuka) mengenal lebih banyak dibandingkan orang lain tentang cara dan kebiasaan burung dan binatang (lainnya), dan oleh karena itu mereka memahaminya dan lebih bersimpati dengan (kehidupan) binatang-binatang itu".
Itulah sebabnya, salah satu bagian dari kode kehormatan Pramuka adalah "A Scout is a friend to animals". Di Indonesia, kode kehormatan tersebut dikenal dengan sebutan "Dasa Darma Pramuka". Memang tidak secara khusus menyebutkan kata "animals" atau binatang-binatang, tetapi disebutkan juga bahwa Pramuka itu "cinta alam dan kasih sayang sesama manusia".
Lalu, kembali ke pertanyaan Kak Djoko Adi Walujo, mengapa ada prangko bergambar Pramuka sedang menembak rusa? Hal itu memang patut dipertanyakan, mengingat meski pun di kegiatan kepramukaan dilatih mengenai kecakapan survival atau bertahan hidup di alam terbuka, tetapi menembak rusa bukan pilihan yang utama, selama masih ada sumber makanan lainnya. Itulah sebabnya, sejumlah kalangan kolektor prangko Pramuka (scouts on stamps collector) tidak senang dengan gambar prangko itu.
Ketidaksenangan itu terutama karena prangko yang menggambarkan Pramuka menembak rusa dapat diartikan bahwa kalangan Pramuka atau kepanduan umumnya mempromosikan aktivitas berburu dan menembak binatang. Suatu hal yang sangat bertolak belakang dengan prangko Jambore Nasional 1955 dari Indonesia yang memperlihatkan kasih sayang Pramuka pada anak rusa.
Kurang Disukai
Banyak filatelis yang mengkhususkan diri pada koleksi tematik kepramukaan kurang menyukai prangko bergambar Pramuka menembak rusa itu. Bukan hanya karena gambarnya yang kontroversial  sehingga membuat prangko itu kurang disukai, tetapi juga karena penerbit prangko itu yang oleh para filatelis senior dianggap "kurang bernilai".
Penyebutan itu diberikan kepada sekumpulan wilayah yang sekarang dikenal dengan nama negara Uni Emirat Arab. Di dalamnya ada wilayah-wilayah seperti Seiyun, Umm-al-Quwain, Sharjah, Ajman, Ras-al-Khaima, dan banyak lagi. Keberadaan prangko-prangko itu dipertanyakan keaslian dan legalitasnya, apakah memang benar-benar dapat digunakan sebagai prangko atau hanya dicetak untuk koleksi saja. Ada juga yang menyebutnya sebagai Trucial States.
Memang ada beberapa sampul surat atau kartu pos yang ditempel dengan prangko-prangko dari Sand Dunes itu kemudian dibubuhi cap pos, tapi kebanyakan tidak benar-benar dikirim ke suatu tempat tujuan melalui kantor pos. Hanya untuk koleksi saja. Kalau pun ada yang benar-benar dikirim, biasanya ditambah dengan prangko-prangko lainnya dari Uni Emirat Arab. Itulah yang menyebabkan prangko-prangko dengan cap pos itu disebut CTO (cancelled to order), hanya dibubuhi cap pos atas pesanan kolektor.
Dalam pameran-pameran filateli yang sifatnya kompetitif, seorang filatelis yang menampilkan prangko Sand Dunes justru akan berbahaya. Banyak juri pameran filateli yang kurang suka dengan prangko-prangko mengingat keaslian dan legalitasnya, sehingga tak jarang nilai koleksi yang ditampilkan dipotong oleh para juri. Bisa saja tadinya akan mendapat nilai 75 yang setara dengan medali perak, malah dipotong dan turun menjadi 64 yang setara dengan medali perunggu.
Walaupun demikian, sebab benda koleksi  sah saja prangko Sand Dunes itu dikumpulkan, bisa juga sebagai pelajaran untuk memperlihatkan bahwa menembak rusa, bukanlah perilaku yang patut ditiru para Pramuka.
Bukan tidak mungkin  bila ingin secara khusus menampilkan prangko Pramuka menembak rusa untuk memberi contoh perilaku yang sebaiknya tidak ditiru dan di keterangan dituliskan bahwa prangko itu termasuk kelompok prangko yang diragukan keaslian dan legalitasnya, para juri akan "mengizinkan" tampilnya prangko tersebut dalam koleksi yang ditampilkan. Meski tentu saja harus dicek ulang ke para juri pameran filateli yang terakreditasi.
Apa pun itu, mengoleksi prangko memang membuat orang menambah wawasan dengan mempelajari gambar dan keterangan-keterang terkait pada prangko dan benda filateli lainnya. Jadi, ayo mengoleksi prangko dan benda filateli, dan mari menjadi seorang filatelis.