Satu per satu dari 400 lebih calon peserta konferensi tingkat dunia bertajuk "The 28th International Scout and Guide Fellowship (ISGF) World Conference" yang diadakan di Hotel Inna Bali Beach, Sanur, Bali, 9-14 Oktober 2017, mulai berdatangan. Sampai tulisan ini diturunkan tercatat para wakil dari 66 negara yang bakal hadir dalam konferensi dunia ISGF tersebut.
ISGF adalah organisasi tingkat dunia yang menaungi berbagai organisasi sejenis di banyak negara sebagai wadah bagi mereka yang pernah aktif di kepanduan dan masih tetap ingin hidup berdasarkan prinsip dan nilai-nilai kepanduan. Ada pula yang menamakan mereka sebagai "pandu senior", para mantan pandu atau pandu tua yang tetap bersemangat.
Di antara prinsip dan nilai kepanduan yang masih mereka lakukan antara lain sikap untuk selalu bertakwa kepada Tuhan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing, senang mengembangkan persaudaraan seluas dunia, siap menolong sesama hidup, ikut serta membangun masyarakat, dan senantiasa berusaha hidup sehat baik secara jasmani maupun rohani.
Selain yang pernah aktif di kepanduan, anggota organisasi itu juga terbuka bagi anggota dewasa di atas 25 tahun yang meski di usia mudanya tidak sempat menjadi anggota gerakan pendidikan kepanduan, tetapi menyenangi dan berminat pada aktivitas kepanduan.
ISGF berdiri di Luzern, Switzerland, pada 25 Oktober 1953. Sampai 1996, organisasi itu bernama the International Fellowship of Former Scouts and Guides (IFOFSAG). Baru kemudian diubah menjadi ISGF.
Di Indonesia, organisasi nasionalnya bernama Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (Hipprada). Sejak 1961 sekian banyak organisasi gerakan kepanduan disatukan dalam satu wadah bernama Gerakan Pramuka. Beberapa tokoh Pandu yang tidak bergabung dalam Gerakan Pramuka, kemudian membentuk wadah tersendiri pada akhir 1960-an.
Usulan itu kemudian dikukuhkan oleh pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka saat itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sehingga akhirnya resmi dibentuk Himpunan Pandu Wreda (Hiprada), melalui Keputusan Kwartir Nasional bernomor 075/KN/1975 tertanggal 22 Juli 1975. Belakangan, organisasi itu diubah menjadi Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (Hipprada), karena banyak pula ingin bergabung mereka yang pernah aktif di Gerakan Pramuka namun tidak mengalami masa di kepanduan sebelum 1961. Sekarang, Hipprada terbuka untuk mereka yang berusia di atas 25 tahun, baik yang pernah maupun tidak menjadi Pandu atau Pramuka.
Konferensi juga akan membahas rencana tindak lanjut organisasi tersebut untuk masa bakti 2017-2020, dan sejumlah pembahasan untuk lebih meningkatkan peran dan partisipasi ISGF di masa mendatang. Tak kalah menariknya, para peserta akan diajak pula mengenal Bali lebih mendalam dengan kunjungan ke sejumlah banjar. Semua kegiatan konferensi itu dikordinasi oleh panitia yang diketuai Djoko Hardono, mantan Kepala Protokol Istana dan diplomat kawakan yang juga aktif di kepramukaan pada masa mudanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H