Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berlatih Tali-temali di Pameran Kemendikbud

27 April 2017   21:23 Diperbarui: 28 April 2017   06:00 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang siswa SMP yang juga Pramuka Penggalang putri, memperlihatkan gelang yang berhasil dibuatnya. (Foto: Hamas Alrafsan, ISJ)

Selama lima hari, dari 25 sampai 29 April 2017, berlangsung “Pameran Pendukungan Warisan Budaya Takbenda Road to UNESCO” di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta. Pameran tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan lebih memasyarakatkan tiga warisan budaya takbenda, yaitu Perahu Pinisi, Pencak Silat, dan Pantun. Ketiganya tengah diajukan untuk menjadi warisan budaya dunia, yang bakal dibahas di Sidang Umum UNESCO, suatu badan PBB yang mengurus pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Para Pramuka pun ikut tampil dalam pameran tersebut. Beberapa kakak Pembina Pramuka dan adik-adik Pramuka Penegak dan Pandega dari Kwarcab Tangerang Selatan, Kwarda Banten, dibantu beberapa kakak Pembina Pramuka dari DKI Jakarta, ikut memperagakan dan memimpin pengenalan dan pelatihan tali-temali serta simpul-simpul tali.

Perahu rakitan menggunakan simpul tali difoto di atas miniatur kapal layar pinisi. (Foto: Hamas Alrafsan, ISJ)
Perahu rakitan menggunakan simpul tali difoto di atas miniatur kapal layar pinisi. (Foto: Hamas Alrafsan, ISJ)
Seperti diketahui, pada kapal-kapal layar tradisional seperti kapal layar Pinisi, keterampilan tali-temali dan membuat simpul yang benar, memegang peranan penting mulai dari saat membuat kapal sampai melayarkannya. Dulu, kapal-kapal dibuat hampir tanpa paku besi, hanya diikat dengan tali atau pun disambung dengan pasak kayu.

Sementara  saat dilayarkan, tali-temali dan simpulnya juga memegang peranan penting. Mulai dari mengikat jangkar, menyambung layar dengan tiang di kapal, dan banyak hal lainnya. Itulah sebabnya, kemampuan tali-temali dan membuat simpul-simpul yang juga diajarkan dalam kegiatan kepramukaan, mempunyai banyak kegunaannya.

Kak Supriyadi (kanan) memperlihatkan beberapa miniatur benda yang dibuat dengan mengikat simpul tali pada kayu-kayu kecil. (Foto; Hamas Alrafsan, ISJ)
Kak Supriyadi (kanan) memperlihatkan beberapa miniatur benda yang dibuat dengan mengikat simpul tali pada kayu-kayu kecil. (Foto; Hamas Alrafsan, ISJ)
Dipimpin Kak Supriyadi, pengunjung pameran yang terdiri dari siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, diperkenalkan mulai dari jenis-jenis tali, berbagai cara mengikat, serta manfaat simpul-simpul yang ada. Para pengunjung juga diajak bermain dengan membuat ikatan dan simpul sederhana.

Kak Pingkan Margaretha melatih penggunaan simpul untuk membuat berbagai pernak-pernik yang menarik. Seperti contohnya gelang berwarna-warni dari tali. Mereka yang berhasil membuatnya, dapat membawa pulang sebagai kenangan pribadi telah mengikuti pelatihan.

Seorang siswa SMP yang juga Pramuka Penggalang putri, memperlihatkan gelang yang berhasil dibuatnya. (Foto: Hamas Alrafsan, ISJ)
Seorang siswa SMP yang juga Pramuka Penggalang putri, memperlihatkan gelang yang berhasil dibuatnya. (Foto: Hamas Alrafsan, ISJ)
Bukan itu saja. Pihak panitia penyelenggara dari Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, juga menyediakan beberapa hadiah menarik. Maka Kak Supriyadi mengadakan sejumlah permainan, mereka yang memenangkannya mendapatkan hadiah-hadiah tersebut.

Seperti dikatakan Kak Supriyadi, “Saya ingin mengajak anak-anak untuk menyenangi kegiatan tali-temali. Mengikat dan membuat simpul banyak gunanya, juga untuk keperluan sehari-hari”.

Foto-foto: Hamas Alrafsanjani, Indonesia Scout Journalist

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun