Rumah Dunia yang terletak di Serang, Banten, sukses menyelenggarakan perayaan Hari Buku Sedunia (World Book Day), selama tiga hari mulai 21 April 2017 sampai puncak acara pada 23 April 2017. Rumah Dunia yang didirikan sastrawan Gola Gong dan sejumlah penulis Banten, merupakan tempat untuk mengembangkan kegiatan di bidang kesusastraan, jurnalistik, film, teater, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya.
Tahun lalu, Rumah Dunia telah melaksanakan peringatan Hari Buku Sedunia juga dengan sukses. Saat itu, tercatat 53 buku berbagai genre diluncurkan bersamaan. Pada 2017 ini, jumlah buku yang diluncurkan bertambah banyak. Ada 64 buku bacaan yang diluncurkan bersamaan.
Selain itu, diadakan pula pengenalan tentang peliputan jurnalistik investigasi. Paparan mengenai hal ini disampaikan wartawan senior, Maman Suherman. Dihadiri oleh ratusan penulis dan penikmat buku bacaan dari berbagai kota, acara itu dimeriahkan pula dengan bahasan bagaimana meningkatkan semangat anti korupsi melalui publikasi-pubilkasi tertulis, termasuk melalui buku bacaan, baik fiksi maupun nonfiksi.
Berikut teks lengkap kumpulan puisi itu:
Kubayangkan Chairil Anwar
Kubayangkan Chairil Anwar
masih hidup sampai kini
tua memang tapi sehat
lantaran rokok dan segala
tembakau sudah dia buang
juga botol-botol minuman keras itu,
jauh ke tempat sampah
yang tak ingin dikoreknya lagi.
Kubayangkan Chairil Anwar
masih hidup sama kini
kursi roda mungkin penyangganya
dalam rumah besar delapan kamar
sambil makan bubur dan
menyeruput teh hangat dicampur madu
murni tentunya, sudah kaya dia
royalti karyanya berkali lipat.
Kubayangkan Chairil Anwar
masih hidup sampai kini
di depan komputer dengan kacamata
terus menatap membaca karya
Sapardi Djoko Damono,
Ajip Rosidi, WS Rendra,
Sutardji Calzoum Bachri,
juga Yudhistira dan Noorca
yang keduanya Massardi,
sampai Nirwan Dewanto, Joko Pinurbo,
Dorothea Rosa Herliany,
pun Wiji Thukul yang entah
ke mana dan di mana sampai kini,
entah apa yang ada di pikiran tuanya,
akankah Chairil kagum, tak mengerti,
atau “no comment”.
Kubayangkan Chairil Anwar
masih hidup sampai kini
akan jugakah dia gunakan Facebook,
Twiiter, Path, Instagram, segala
rupa media sosial, atau justru
tak merasa perlu, cukup duduk
di kursi roda mendengar musik
dan nonton film hiburan ringan
menikmati royalti karya yang
terus berdatangan,
tak pernah habis.
Kubayangkan Chairil Anwar
masih hidup sampai kini,
sambil kuajak berbincang untuk
membuka misteri demi misteri
dalam puisi-puisinya
tentang nama
tentang kisah
tentang segala hal.
Bintaro Sektor IX, 18 Maret 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H