Sejak 1995 atau 22 tahun lalu, setiap 23 April selalu diperingati sebagai Hari Buku Sedunia (World Book Day). UNESCO - badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan – menetapkan 23 April sebagai Hari Buku Sedunia untuk mempromosikan aktivitas membaca maupun kegiatan literasi lainnya.
Sebenarnya, jauh sebelum UNESCO menetapkan sebagai Hari Buku Sedunia, seorang penulis Valencia, Vicente Clavel Andrés, dengan dukungan sebuah toko buku di Catalonia, Spanyol, telah mengadakan peringatan pada 23 April 1923 untuk mengenang jasa penulis Miguel de Cervantes yang meninggal pada tanggal tersebut. Sumber lain menyebutkan, 23 April juga merupakan hari kematian William Shakespeare serta hari lahir atau kematian beberapa penulis terkenal lain.
Miguel de Cervantes Saavedra yang lahir 29 September 1547 dan meninggal 23 April 1616, adalah seorang novelis, penyair dan penulis naskah drama Spanyol. Namanya paling dikenal lewat novelnya Don Quixote de la Mancha (Don Kisot), yang dianggap oleh banyak orang sebagai novel modern pertama, salah satu karya terbesar dalam sastra Barat, dan yang terbesar dalam bahasa Spanyol. Novel ini oleh Encyclopedia Britannica dianggap salah satu dari "Buku Terbesar di Dunia Barat".
Sementara William Shakespeare yang hidup antara 1653/1654 sampai 23 April 1616, adalah sastrawan Inggris yang dianggap salah satu sastrawan terbesar Inggris, dengan ratusan karya sastra yang luar biasa. Tercatat antara lain 38 naskah drama tragedi, komedi, sejarah, dan 154 sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi yang lain, yang ditulisnya antara 1585 dan 1613. Karya-karyanya telah diterjemahkan di hampir semua bahasa hidup di dunia dan dipentaskan di panggung berbagai negara. Karya-karyanya hampir semua terkenal, namun untuk menyebut sedikit saja antara lain Romeo & Juliet, Hamlet, Othello, King Lear, Macbeth, dan masih banyak lagi.
Setelah diperingati secara sporadis, maka sejak 23 April 1995, Hari Buku Sedunia diperingati secara internasional. Seperti tahun-tahun sebelumnya, salah satu acara menarik pada peringatan tersebut adalah peluncuran berbagai jenis buku bacaan, baik fiksi maupun non-fiksi. Di Indonesia pun demikian.
Salah satunya di Rumah Dunia yang terletak di Serang, Banten. Rumah Dunia yang dibangun oleh sastrawan Banten, Gola Gong, dan sejumlah penulis serta sastrawan lain, memang dimaksudkan sebagai wadah untuk mengembangkan sastra, jurnalistik, teater, film, dan kegiatan kreatif lainnya. Tahun 2017 ini, Rumah Dunia berhasil mengumpulkan 64 judul buku berbeda untuk diluncurkan bersamaan. Ini merupakan pemecahan rekor dari acara serupa tahun lalu, yang mengumpulkan 53 buku untuk diluncurkan bersama.
Bagi banyak orang, apalagi pencinta sastra, nama Chairil Anwar, dapat dikatakan sudah tak asing lagi. Digadang-gadang sebagai salah satu penyair besar pelopor angkatan ’45, puisi-puisi Chairil Anwar begitu terasa dalam banyak kehidupan sastra Indonesia.
Dilahirkan di Medan pada 26 Juli 1922, kalau saja Chairil Anwar masih hidup, tahun ini usianya bakal genap 95 tahun. Sayang Chairil meninggal dunia di usia muda, belum lagi genap 27 tahun. Walaupun begitu, karya-karyanya terus hidup sampai sekarang, dan untuk mengenangnya, dibuatlah kumpulan puisi tentang Chairil Anwar.
Buku ini mengisahkan bahwa menggunakan kebaya tidak menjadi halangan untuk berpergian ke berbagai tempat dan menikmati pesona wisata yang ada. Pengalaman-pengalaman kedua perempuan berkebaya ini diramu dalam tulisan menarik.