Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Remaja "Penasehat" Sekjen PBB: Hentikan Penebangan Hutan!

18 April 2017   20:49 Diperbarui: 18 April 2017   21:03 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shaquilla Rahmadina. (Foto: BDHS)

Shaquilla Rahmadina, pelajar SMP dari Sekolah Mentari Bintaro, Tangerang Selatan, memenangkan Lomba Menulis Surat Remaja Nasional (LMSRN) 2017 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kemenangan itu membuat surat yang dibuat Shaquilla akan diikutsertakan dalam lomba tingkat dunia yang diadakan di Markas Besar Universal Postal Union (UPU) atau Uni Pos Sedunia di Bern, Swiss.

Pelajar berkacamata itu menjadi yang terbaik dari keseluruhan enam finalis dari lebih 450 peserta yang ikut lomba. Dewan juri yang terdiri dari Abdussyukur (PT Pos Indonesia), Harlina Indijati (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa/BPPB, Kemendkbud), Donny Setiawan (BPPB, Kemendikbud), Dad Murniah (BPPB, Kemendikbud), Rachmat Irwansyah (The United Nations/PBB), Rizma Angga Puspita (SEAMEO Qitep in Language, Kemendikbud), Berthold Sinaulan (Penulis), dan Christie Damayanti (Penulis), menilai suratnya memiliki bobot paling kuat dibandingkan finalis lainnya.

Enam finalis diundang ke Jakarta dan penjurian bagi mereka dilakukan di Hote Santika Slipi, pada 17 dan 18 April 2017. Setelah hari pertama, para peserta mengikuti wawancara dan menerima pembekalan yang dilanjutkan dengan menulis kembali surat mereka, maka 18 April 2017 dilakukan penilaian akhir atas surat-surat mereka.

Dalam lomba tersebut, para peserta diminta menuliskan pandangan atau saran yang akan disampaikannya kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, dalam kedudukan mereka sebagai Penasehat Sekjen PBB tersebut. Dalam lomba yang terbuka untuk mereka yang maksimal berusia 15 tahun, peserta diminta untuk menuliskan hal paling mendesak apa yang mereka anggap harus menjadi prioritas bagi Sekjen PBB dan solusi apa yang mereka dapat usulkan untuk mengatasi masalah prioritas tersebut.

Shaquilla Rahmadina. (Foto: BDHS)
Shaquilla Rahmadina. (Foto: BDHS)
Shaquilla menekankan pada masalah lingkungan hidup. Dia mengatakan hutan hujan tropis merupakan paru-paru dunia. Sayangnya masih sering terjadi perusakan dan penebangan pohon secara liar. Untuk itu dia menyarankan prinsip-prinsip yang dia namakan “Three for Trees” atau tiga untuk pepohonan. Ketiga prinsip itu adalah regulasi dan kebijakan yang tegas untuk mengatasi pembukaan lahan baru dan penebangan liar. Lalu perlu juga upaya-upaya untuk mempertahakan keberadan hutan, serta perlunya mengembangkan sistem pertahanan dengan menanam kembali pohon-pohon di kawasan yang telah gundul.

Pada akhirnya, Shaquilla dalam suratnya dengan tegas mengatakan, “Stop deforestation!”, hentikan penebangan dan perusakan hutan secara keseluruhan.

Selain Shaquilla yang meraih peringkat pertama, maka berturut-turut pemenang kedua adalah Chrisya Nathalie Kalangi dari SMP Kristen Eben Haezer I Manado, dan pemenang ketiga diraih oleh Nafisa Ariyono yang merupakan teman satu sekolah Shaquilla. Ada pun tiga finalis lainnya memperoleh hadiah juara harapan satu sampai tiga, berturut-turut adalah Lorna Gabriella Tamara Priscott dari Mondial Junior High School Semarang, Sultansyah Reza Abdillah yang merupakan teman satu sekolah Lorna, dan Helena Aurellia dari SMA Al Ma’soem Sumedang.

Mereka memperoleh hadiah yang diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) PPI, Prof. Dr. Ahmad M. Ramli. Dalam sambutannya, Dirjen PPI mengharapkan agar kegiatan menulis surat terus dikembangkan di kalangan anak-anak dan remaja. “Menulis surat akan menjadi pelajaran bagi remaja untuk mengungkapkan ide mereka secara baik dan teratur,” tutur Dirjen PPI.

Ahmad M. Ramli juga menegaskan pihaknya akan terus mendorong kegiatan menulis dan berkirim surat, bahkan memanfaatkan kembali saling berkirim surat dengan kartu pos atau amplop yang dibubuhi prangko dan dikirimkan melalui kantor pos. “Mari kita biasakan lagi menulis surat dan mengirimnya melalui kantor pos dengan prangko,” tuturnya.

Sementara Ketua Dewan Juri LMSRN 2017, Abdussyukur mengatakan, pihaknya merasa bangga dengan surat-surat para peserta, yang menggambarkan remaja masa kini juga menaruh perhatian penting pada masalah-masalah besar di dunia. Di antaranya masalah lingkungan hidup, pendidikan kemiskinan, intoleransi, kesehatan, dan sebagainya.

Diharapkan, surat karya Shaquilla nantinya akan berhasil memperoleh penghargaan dalam penilaian di Markas Besar UPU. Sebagai informasi, surat dari remaja Indonesia pada lomba tingkat dunia tahun 2012 meraih penghargaan harapan ketiga, sedangkan pada 2014 meraih penghargaan harapan kedua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun