Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi Kantor Abraham van Riebeeck

3 Maret 2017   10:53 Diperbarui: 4 Maret 2017   02:00 1787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan kayu bertuliskan yang memulai dan meresmikan Balai Kota Batavia. (Foto: Direktorat Sejarah)

Selesai pendidikannya, Abraham menjadi bagian dari kamar dagang, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), dan kemudian berlayar ke Batavia dengan menumpang kapal De Vrijheyt pada 1677. Pada tahun yang sama, ayahnya – Jan van Riebeeck meninggal dunia di Batavia. Kemungkinan kedatangan Abraham sekaligus untuk mengurus jenazah ayahnya.

Abraham van Riebeeck menikah dengan Elisabeth van Oosten pada 1678.  Mereka mempunyai enam anak, Johanna Maria (1679–1759), Johannes (1691–1735), Elisabeth (1693–1723), dan tiga lagi yang meninggal saat masih kecil.

Sayangnya, dia hanya empat tahun menjadi Gubernur Jenderal di Batavia. Pada 17 November 1713, Abraham van Riebeeck meninggal dunia. Informasi yang diperoleh,  konon karena sakit akibat terlalu lelah dan terkena penyakit disentri sepulang dari perjalanan ke kawah Gunung Tangkuban Perahu di dekat Lembang, Jawa Barat.

Lukisan Balai Kota Batavia karya Johannes Rach. (Foto: wikimedia.org)
Lukisan Balai Kota Batavia karya Johannes Rach. (Foto: wikimedia.org)
Namun walau pun dia sudah lama tiada, peninggalan berupa kantornya, gedung Balai Kota Batavia, sampai saat ini masih terawat dengan baik. Bahkan banyak sejarawan dan peminat wisata Jakarta yang mengatakan, bangunan yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta itu, merupakan “mahkota” dari kawasan Kota Tua Jakarta saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun