Bagi para Pramuka, kedatangan Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, ke Indonesia awal Maret 2017, mengingatkan pada sosok ayahanda raja sekarang. Ayahandanya, Raja Abdullah bin Abdulaziz al Saud, selalu diingat ketokohannya oleh para Pramuka di Indonesia dan juga para Pandu di seluruh dunia.
Beliau bersama Raja Swedia, Carl XVI Gustaf, merupakan dua raja yang menginisiasi dan melahirkan inisiatif yang disebut Messengers of Peace (MoP), suatu program yang menjadi aktivitas utama kepanduan sedunia saat ini. Program MoP yang di Indonesia dikenal dengan nama “Duta Perdamaian” telah menjadi aktivitas mendunia yang dilakukan hampir di segenap penjuru dunia.
Pada penghujung 2001, Raja Arab Saudi saat itu, Abdullah bin Abdulaziz al Saud, merasakan sekali betapa dunia telah terpecah-belah oleh berbagai pertikaian. Kebetulan, saat itu Raja Swedia yang juga menjadi Ketua Kehormatan Yayasan Kepanduan Sedunia (World Scout Foundation/WSF), menghubunginya.
Jalinan kontak antara kedua raja itu, sampai pada kesimpulan bahwa di tengah pertikaian dunia, ternyata para Pandu – yang di Indonesia disebut Pramuka – dapat tetap bersahabat dan memanggil saudara dengan Pandu lainnya. Tidak peduli apa latar belakang agama, atau perbedaan bangsa, warna kulit, bahkan perbedaan tingkat kemampuan ekonomi keluarga masing-masing. Semua tetap dapat bersatu dan bersahabat.
Belakangan, Raja Arab Saudi tersebut semakin terpesona ketika pada akhir 2006, digagas kegiatan yang dinamakan Gift for Peace (Persembahan atau Hadiah untuk Perdamaian). Para Pandu di banyak negara mengembangkan kegiatan-kegiatan yang membantu terciptanya perdamaian. Di Asia-Pasifik, termasuk di Indonesia, para Pandu membantu anak-anak jalanan dengan aktivitas kepramukaan dan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu anak-anak jalanan itu mendapatkan masa depan yang lebih, serta “keluar” dari jalanan.
Setelah diujicobakan beberapa kali, aktivitas yang sejalan dengan slogan “Scouts, creating a better world” (Para Pandu, membantu menciptakan dunia yang lebih baik) dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) atau Gerakan Kepanduan Sedunia, diresmikan di Jeddah, Arab Saudi, pada 28 September 2011. Inisiatif itu disebut MoP, dan terbuka untuk semua Pandu di mana pun mereka berada.
Tujuannya adalah untuk menginspirasi jutaan kaum muda di seluruh dunia untuk bekerja sesuai dengan slogan WOSM tersebut. Pihak WOSM juga membantu menerjemahkan peace atau damai dan perdamaian dalam tiga dimensi. Dimensi pribadi, yaitu mengusahakan diri pribadi sebagai manusia yang hidup harmonis, berkeadilan, dan bertoleransi dengan yang lain. Lalu dimensi kemasyarakatan, damai atau perdamaian sebagai lawan dari permusuhan atau konflik kekerasan. Serta juga, dimensi lingkungan sekitar, terkait keamanan, kehidupan sosial, dan kemampuan ekonomi pada lingkungan di sekitar kita.
Dalam pelaksanaannya, MoP berkembang dengan pesat dalam berbagai aktivitas. Mulai dari membantu anak jalanan, mencoba menjembatani dan membina persahabatan anak-anak muda dari dua wilayah yang mempunyai konflik, sampai kegiatan pendidikan menghapus buta huruf, membantu menyediakan buku-buku bacaan dalam tulisan Braille sehingga dapat dibaca oleh kaum tunanetra, membangun jaringan perdagangan antarmasyarakat di pedesaan, membacakan buku-buku dan sekaligus menyediakan perpustakaan keliling, mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat, sampai melatih dan mendidik kebersihan dan kesehatan bagi anak-anak mulai dengan mencuci tangan sebelum makan, menyikat gigi setiap hari, dan sebagainya.
Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan kepanduan di Indonesia termasuk yang aktif melaksanakan program MoP dan mendapat pula sumbangan dana untuk kegiatan tersebut. Bahkan pada peresmian MoP di Jeddah, Arab Saudi, pada 2011, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka saat itu, Azrul Azwar juga diundang hadir. Undangan itu diberikan karena Indonesia menjadi salah satu proyek percontohan program MoP.
Tentu saja dana untuk kegiatan MoP yang juga disebut flagship project atau program utama WOSM, bukan hanya dari Arab Saudi. Banyak pihak lain yang ikut membantu. WSF yang dipimpin Raja Swedia juga mengembangkan jaringannya, sehingga mendapatkan sumbangan dari berbagai pihak. Namun harus diakui bahwa Arab Saudi tetaplah merupakan salah satu donatur utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H