Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Beyond Blogging": Apakah Tulisan Saya Bermanfaat bagi Masyarakat Luas?

5 Februari 2017   10:47 Diperbarui: 5 Februari 2017   20:04 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Kompasiana Beyong Blogging. (Foto: Kompasiana)

Dewan Pers baru saja merilis hasil ratifikasi perusahaan pers di Indonesia. Hasilnya, tercatat 74 perusahaan pers, mulai dari media cetak, radio, televisi, sampai media online, yang dinyatakan terverifikasi. Menurut rencana, sertifikat verifikasi itu akan diserahkan oleh Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, pada puncak peringatan Hari Pers Nasional, 9 Februari 2017 di Ambon, Maluku.

Nama-nama besar di media cetak, seperti Media Indonesia, Kompas, Bisnis Indonesia,danPikiran Rakyat, masuk dalam daftar tersebut. Sementara di daftar radio antara lain ada RRI dan Elshinta, serta di daftar televisi terverifikasi, semua stasiun televisi besar masuk di dalamnya.

Dalam daftar media online, tercatat antara lain Detik.com, Okezone.com, Kompas.com, Viva.co.id, dan sejumlah media lainnya. Lalu di mana Kompasiana.com? Sepengetahuan saya, sejak awal didirikan,Kompasiana memang tidak dimaksudkan untuk menjadi media online. Meski pun ada hubungannya dengan Harian Kompas, KompasTV, dan Kompas.com, yang semuanya masuk dalam daftar media terverifikasi oleh Dewan Pers, Kompasiana berada di jalur berbeda.

Bahkan memang benar yang pernah disebutkan Pengelola Kompasiana, bahwa situs web ini juga bukan situs jurnalisme warga atau dalam Bahasa Inggris disebut citizen journalism web. Bila disebut situs jurnalisme, tentu saja isinya harus sesuai dengan kaidah jurnalistik. Selain isinya menerangkan 5W +1H (what, who, where, when, why + how), juga dalam peliputannya harus mengikuti kode etik jurnalistik. Antara lain isinya objektif dan bermanfaat bagi masyarakat luas, serta informasinya ditulis setelah dilakukan cek dan ricek mengenai kebenarannya.

Sementara di Kompasiana, meski pun saya belum melakukan penelitian terinci, tapi sepintas dapat dilihat isinya bisa dikatakan 80 sampai 90 persen opini pribadi, baik dalam bentuk ide, pendapat, saran, kritik, dan semacamnya. Tulisan opini memang ada juga di dalam media jurnalistik, tetapi jumlahnya terbatas, paling banyak 30 persen dari keseluruhan isi media tersebut.

Jadi kalau Kompasiana tidak masuk dalam daftar media yang terverifikasi, tidak usah bingung, dan tidak usah pula berkecil hati. Kompasiana memang merupakan blog atau mungkin tepatnya “blogramai-ramai”.

“Log Book”

Blog sebenarnya merupakan singkatan dari web log. Suatu aplikasi web yang isinya catatan berbentuk tulisan. Zaman dulu – dan sebenarnya masih sampai sekarang – para kapten kapal biasanya mengenal yang disebut log book. Mereka biasanya mencatat semua peristiwa yang dialami selama pelayaran. Tak heran bila log book kapten kapal dari masa lalu, dapat menjadi sumber sejarah yang berharga. Seperti contohnya sejarah Indonesia, banyak informasi berharga yang berhasil didapatkan dari log book para pengelana bangsa asing yang berlayar ke kepulauan yang kini dikenal dengan nama Indonesia.

Saya (paling kanan) bersama teman-teman dari Gudep Jakarta Timur 1131 saat akan berangkat berkemah di Depok, pada 1975. (Foto: Koleksi pribadi)
Saya (paling kanan) bersama teman-teman dari Gudep Jakarta Timur 1131 saat akan berangkat berkemah di Depok, pada 1975. (Foto: Koleksi pribadi)
Begitu pula di kalangan Pandu yang di Indonesia kini dikenal dengan nama Pramuka, ada istilah log book. Setiap Pandu atau regu Pandu mempunyai log book masing-masing. Dalam log book itulah, seorang Pandu membuat catatan-catatannya. Mirip dengan buku catatan harian, tetapi catatan umumnya adalah yang terkait dengan kegiatan kepanduan yang diikuti.

Masih teringat peristiwa puluhan tahun silam, tepatnya pada 1975. Saat itu saya merupakan Pemuka Regu Utama (Pratama) dan sekaligus Ketua Regu Elang Kuning di Gugus Depan (Gudep) Jakarta Timur 1131 yang berpangkalan di SD Kwitang III PSKD di Jalan Taman Slamet Riyadi, Jakarta Timur. Suatu waktu, semua Pasukan Penggalang dari Gudep Jakarta Timur 1131 (putra) dan 1131 (putri) diajak berkemah di kawasan Depok, Jawa Barat.

Waktu itu, Depok belum seramai sekarang. Masih banyak lahan hijau di sana-sini. Berangkat menggunakan kereta api Jakarta – Bogor – karena waktu itu belum ada KRL- kami kemudian berkemah di Depok Mas yang sekarang sudah penuh menjadi perumahan dan pertokoan. Saya mencatat semua aktivitas saat berkemah dalam log book pribadi maupun log book Regu Elang Kuning.

Tulisan pengalaman berkemah itu kemudian saya kirimkan ke Derap, suatu majalah Pramuka terbitan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Ternyata tulisan saya dimuat, dan itu jelas membanggakan bagi seorang remaja usia 15 tahun. Apalagi kemudian saya tahu, banyak teman dari Gudep saya maupun dari luar Gudep saya, yang senang dengan tulisan tersebut. “Seru juga ya pengalamannya, senang ya ikut Pramuka,” begitu kira-kira kalimat mereka yang masih saya ingat.

Di samping bangga, saya pun ikut gembira, karena tulisan saya ternyata bermanfaat. Banyak teman yang tadinya belum atau sudah tak ikut Pramuka, jadi tertarik untuk ikut berkegiatan Pramuka.

Memulai dengan Pertanyaan

Bila dulu dengan log book, maka kini catatan-catatan itu bisa dituangkan dengan blog seperti Kompasiana. Setelah sukses dengan slogan “Sharing & Connecting”, maka Kompasiana kini mengusung slogan “Beyond Blogging”. Bila slogan awal diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai “Berbagi & Berhubungan”, maka slogan baru Kompasiana ini dapat diterjemahkan sebagai “Lebih dari Sekadar Blogging”.

Logo Kompasiana Beyong Blogging. (Foto: Kompasiana)
Logo Kompasiana Beyong Blogging. (Foto: Kompasiana)
Lebih dari sekadar nge-blog, mungkin begitu bahasa populernya. Seperti ketika dulu, orang menggunakan log book untuk membuat catatan-catatan yang hasilnya bermanfaat bukan hanya bagi diri mereka, tetapi juga bagi orang lain, maka ketika nge-blog di Kompasiana pun, seyogyanya diusahakan tulisan kita bermanfaat pula bagi orang lain.

Sayangnya, akhir-akhir ini dengan semakin majunya teknologi informasi yang membuat siapa saja dan di mana saja dapat dengan mudah nge-blog, yang terjadi justru sebaliknya. Pembaca blog bukannya mendapat manfaat, sebaliknya malah teracuni. Berita dan informasi bohong bermunculan di banyak blog, yang kemudian dikutip dan disebarluaskan, sehingga menjadi semakin banyak pula yang teracuni. Istilah kerennya saat ini hoax, informasi yang bohong disebarluaskan.

Ada yang memang benar-benar bohong dalam artian sebenarnya tidak ada peristiwanya, ada yang peristiwanya ada tetapi dilebih-lebihkan untuk kepentingan tertentu atau diputarbalikkan faktanya, atau bahkan ada yang peristiwanya sengaja dibuat supaya terjadi, agar dapat diberitakan.

Inilah menjadi penting untuk tetap diingat dan diperhatikan semua Kompasianer, ajakan lomba blogcompetition Kompasiana. Di situ dituliskan antara lain, “Dalam rangka mengenalkan slogan baru ini, Kompasiana mengajak Anda, Kompasianer atau blogger secara umum untuk berbagi pengalaman, ulasan atau opini terkait peranan sebuah blog ataupun blogger di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini”.

Tapi tidak berhenti sampai di situ. Ditambahkan juga oleh Kompasiana, “Sekaligus merangsang Anda untuk terus berbagi hal positif dan informasi yang dapat dipercaya sehingga konten-konten negatif yang merugikan dapat tereduksi”.

Jadi sesuai slogan “Beyond Blogging” itu adalah ajakan untuk menulis lebih dari sekadar menuangkan laporan, informasi, ide, atau kritik ke dalam tulisan, kemudian mengunggahnnya ke dalam Kompasiana. Lebihnya adalah dengan memulai lewat satu pertanyaan, “Apakah tulisan yang (akan) saya buat ini bermanfaat juga bagi masyarakat luas, atau sebaliknya?”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun