Generasi muda sekarang mungkin kurang mengenal nama Stanley Gouw, namun pada masa jayanya dia adalah seorang atlet dan pelatih olahraga serbabisa. Setidaknya, empat cabang olahraga dikuasai oleh Stanley Gouw yang lahir di Jakarta, 11 Juni 1929. Renang, atletik, bulutangkis, dan sepakbola, keempat cabang olahraga yang sempat ditekuninya dengan prestasi yang memuaskan.
Tokoh yang telah banyak memberikan sumbangsih bagi kejayaan olahraga ini, meninggal dunia Selasa, 31 Januari 2017 pada sekitar pukul 17.45 WIB, setelah cukup lama menderita penyakit di usia tuanya. Saat ini, jenazah beliau disemayamkan di rumah duka di kawasan Depok, Jawa Barat, dan menurut rencana akan dikremasikan pada Jumat, 3 Februari 2017 di Krematorium Oasis Lestari, Tangerang, Banten.
Secara pribadi, saya tak mengenal beliau. Hanya tahu dari menantunya, yang merupakan saudara sepupu saya. Kurang dari tiga tahun lalu, tepatnya 27 Desember 2014, Stanley Gouw yang biasa dipanggil Oom (paman), merayakan HUT ke-60 pernikahannya dengan istrinya, Jeanne Kwee. Dari pernikahannya, Oom Stanley mendapatkan 3 putri, 2 putra, dan dikarunia pula cucu-cucu.
Dari informasi yang tersebar, kegemaran Oom Stanley pada olahraga adalah karena nasihat dokter. Ia lahir prematur pada bulan ketujuh dari kandungan ibunya, dan untuk menguatkan kondisi tubuhnya yang rentan lemah, dokter menganjurkannya untuk rajin berolahraga.
Hasilnya, ternyata cukup mengagumkan. Pada usia ke-12, yaitu pada 1941, Stanley kecil berhasil menjadi juara renang di kelompok umurnya dalam pertandingan renang yang diadakan di Jakarta (dulu namanya Batavia).
Ketika telah dewasa, Oom Stanley yang sempat kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia namun tidak selesai, ditempatkan di Kuala Lumpur, Malaysia, antara kurun 1960-1970. Di sana dia bekerja sebagai perwakilan perusahaan farmasi Carlo Elba dari Italia. Di Malaysia itulah, Oom Stanley ditunjuk menjadi pelatih tim atletik negara tersebut yang dikirim mewakili negaranya ke Olimpiade Mexico pada 1968.
Pada 1970, Oom Stanley kembali ke Tanah Air. Saat itu, pelatih nasional Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Irsan Arifin, meninggal dunia. Maka Oom Stanley segera ditunjuk menjadi penggantinya. Di tangannya, lahir dua ganda tangguh, Christian Hadinata dan Ade Chandra, serta Tjun Tjun dan Johan Wahyudi. Dua pasangan Indonesia segera sukses mendominasi nomor ganda putra di All England.
Berbagai jabatan dipegang Oom Stanley di PBSI, mulai dari kordinator pelatih tim nasional sampai Ketua Komisi Teknik, dengan sejumlah prestasi yang membanggakan. Banyak orang – terutama penggemar bulutangkis – mengingat namanya sebagai salah satu tokoh yang berhasil membangun dunia bulutangkis di Indonesia.
Tetapi bukan itu saja. Nama Stanley Gouw juga cukup erat dengan dunia sepakbola. Pada awal-awal kompetisi sepakbola profesional atau katakanlah semi profesional digelar di Indonesia dengan nama Liga Sepakbola Utama (Galatama), Oom Stanley juga aktif. Dia bahkan pernah menjadi manajer kesebelasan Tunas Inti.
Selamat jalan Oom Stanley Gouw.