Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Jangan Takut"

25 Desember 2016   13:45 Diperbarui: 25 Desember 2016   14:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan dan perayaan Natal tahun ini dibayangi berbagai aksi intoleransi dan perilaku-perilaku tidak terpuji lainnya. Korupsi, penyalahgunaan obat atau lebih dikenal dengan sebutan “narkoba”, masih banyaknya penyakit yang menghantui kesehatan umat manusia, sampai keganasan dalamberbagai  bentuk kejahatan, dan bahkan bencana alam di mana-mana.

Menghadapi semua itu, Pendeta Sari Haswaraningtyas dalam kotbahnya di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Bintaro Utama, 25 Desember 2016, mengutip kembali ayat Alkitab yang menyerukan agar kita “jangan takut”. Seruan penting yang merupakan bagian dari Kitab Lukas 2 ayat 10, yang selengkapnya berbunyi, “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa”.

Malaikat mengatakan “jangan takut” itu kepada para gembala yang menjaga kawanan ternak di malam hari. Para gembala yang ketika zaman itu merupakan salah satu golongan terendah dalam masyarakat. Mereka bisa dibilang kaum paling lemah, paling tidak berdaya, dan paling miskin.

Tapi malaikat datang dan berkata agar mereka “jangan takut”. Jangan takut karena apa? Jawabnya ada di Lukas 2 ayat 11, yang berbunyi, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”.

Kepada kaum paling lemah dan paling tak berdaya itu diberikan kabar kesukaan tentang lahirnya Yesus Kristus, dan untuk itu mereka tak perlu takut lagi. Sama seperti kita pada masa kini, kalau kita merasa lemah, paling tak berdaya, kelahiran Kristus adalah saat tepat untuk “jangan takut”.

Suatu hal yang juga dikemukakan dalam Pesan Natal Bersama antara Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Geraja Indonesia (KWI) tahun ini. Pesan Natal dengan tema “Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” yang diambil dari Lukas 2 ayat 11, juga mengajak semua umat Kristiani, untuk tidak takut.

Berbagai tantangan yang ada dalam hidup ini, jangan membuat kita putus asa dan menyerah, sebaliknya, “Marilah kita jadikan tantangan-tantangan tersebut kesempatan untuk mengambil prakarsa dan peran secara lebih nyata dalam menyikapi berbagai persoalan hidup bersama ini,” demikian pesan PGI dan KWI tersebut.

Pesan tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henriette T.H. Lebang, dan Sekretaris Umum, Pdt. Gomar Gultom, M.Th, serta Ketua KWI, Mgr. Ignatius Suharyo, dan Sekretaris Jenderal, Mrg. Antonius S. Bunjamin OSC. Pesan yang mengajak agar kita menciptakan hidup bersama yang damai dengan terus melakukan dialog.

Ajakan untuk “jangan takut” itu, seperti dikatakan dalam pesan tersebut antara lain juga, “Kita lawan korupsi dan pungli dengan ikut aktif mengawasi pelaksanaan dan pemanfaatan anggaran pembangunan. Kita atasi problem kemiskinan, salah satunya dengan meningkatkan semangat berbagi. Kita lawan narkoba dengan ikut mengupayakan masyarakat yang bebas dari narkoba, khususnya dengan menjaga keluarga kita terhdapat bahaya barang terlarang dan mematikan itu”.

Secara khusus menyinggung Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan diadakan Februari 2017, baik PGI maupun KWI sepakat, “Kita tingkatkan kualitas demokrasi kita melalui keterlibatan penuh tanggungjawab dengan menggunakan hak pilih dan aktif berperan serta dalam seluruh tahapan dan pelaksanaan Pilkada. Kita juga berharap agar penyelenggara Pilkada dan para calon kepala daerah menjunjung tinggi kejujuran dan bersikap sportif, menaati semua aturan yang sudah ditentukan dan aktif berperan menjaga kedamaian demi terwujudnya Pilkada yang berkualitas”.

Bahkan secara tegas, pesan Natal kedua organisasi agama itu menyatakan, “Kita tolak politik uang. Jangan sampai harga diri dan kedaulatan kita sebagai pemilih kita korbankan hanya demi uang”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun