Mungkin karena itu juga, saya memutuskan untuk bermain peran sebagai Kapten Haddock. Saya ingat, sejak 2009 saya memulai menggunakan kostum Kapten Haddock, lengkap dengan topi dan pipa cangklongnya. Di kalangan kaum muda sekarang mungkin bisa disebut cosplay Kapten Haddock, dan saya seorang cosplayer.
Hampir di semua aktivitas bersama Komunitas Tintin Indonesia – komunitas penggemar kisah Petualangan Tintin di Indonesia – saya tampil sebagai Kapten Haddock. Itulah sebabnya, banyak pula yang memanggil saya dengan sebutan “Kapten” juga.
Masih ada lagi sebutan yang saya terima. Panggilan “Oom” dari Bahasa Belanda yang artinya paman, biasanya disebutkan oleh keponakan-keponakan dalam keluarga besar orangtua saya. Ada juga yang memanggil “Broer”, ini pun dari Bahasa Belanda, yang berarti saudara laki-laki. Belakangan, teman-teman dari kalangan studi arkeologi, studi yang saya tekuni sewaktu kuliah di Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia dan sekaran ini saat saya menjadi Ketua Harian Pengurus Pusat Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, juga ikut-ikutan memanggil “Oom” dan “Broer”.
Apa pun panggilan itu, terima kasih untuk semua ucapannya. TUHAN memberkati kita semua.
(Foto-foto: koleksi pribadi BDHS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H