Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Brother, Kapten, Admiral, Kak, Oom: Ucapan Selamat dari Seluruh Dunia

13 Desember 2016   13:19 Diperbarui: 13 Desember 2016   13:43 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin karena itu juga, saya memutuskan untuk bermain peran sebagai Kapten Haddock. Saya ingat, sejak 2009 saya memulai menggunakan kostum Kapten Haddock, lengkap dengan topi dan pipa cangklongnya. Di kalangan kaum muda sekarang mungkin bisa disebut cosplay Kapten Haddock, dan saya seorang cosplayer.

Hampir di semua aktivitas bersama Komunitas Tintin Indonesia – komunitas penggemar kisah Petualangan Tintin di Indonesia – saya tampil sebagai Kapten Haddock. Itulah sebabnya, banyak pula yang memanggil saya dengan sebutan “Kapten” juga.

Saya sebagai Admiral dari kisah fiksi ilmiah
Saya sebagai Admiral dari kisah fiksi ilmiah
Sedangkan panggilan “Admiral’ saya terima dari teman-teman penggemar Star Trek di Indonesia, terutama mereka yang tergabung dalam komunitas Indo Star Trek. Dalam komunitas ini, setiap anggota dipanggil dengan pangkat tertentu yang didasarkan pada usia. Kebetulan, selain cukup senior, usia saya telah mencukupi untuk dipanggil sebagai Admiral, maka jadilah teman-teman memanggil dengan sebutan “Admiral”.

Masih ada lagi sebutan yang saya terima. Panggilan “Oom” dari Bahasa Belanda yang artinya paman, biasanya disebutkan oleh keponakan-keponakan dalam keluarga besar orangtua saya. Ada juga yang memanggil “Broer”, ini pun dari Bahasa Belanda, yang berarti saudara laki-laki. Belakangan, teman-teman dari kalangan studi arkeologi,  studi yang saya tekuni sewaktu kuliah di Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia dan sekaran ini saat saya menjadi Ketua Harian Pengurus Pusat Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, juga ikut-ikutan memanggil “Oom” dan “Broer”.

Apa pun panggilan itu, terima kasih untuk semua ucapannya. TUHAN memberkati kita semua.

(Foto-foto: koleksi pribadi BDHS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun