Namun, rupanya biaya yang dimiliki Soewarma masih kurang. Maka dia menemui kepala koki di kapal laut MS Dempo. Selain pintar berdagang, rupanya Soewarma juga pandai memasak. Dia menawarkan keahliannya untuk menjadi pembantu koki, sehingga akhirnya biaya untuk berangkat ke Belanda mencukupi dan Soewarma pun bisa ikut Jambore Kepanduan Sedunia ke-5.
![Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell (kiri), bersama Ratu Wilhemina dari Belanda, saat upacara pembukaan Jambore Kepanduan Sedunia ke-5. (Foto: Istimewa)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/03/b-p-5842e578e4afbd760a9ee85c.jpg?t=o&v=555)
Begitulah kisah Soewarma yang direkam para anggota Indonesia Scout Journalist, R. Andi Widjanarko, Mia Damayanti Sjahrir, dan Adi Rachmatullah, ketika mereka berkunjung ke kediaman Soewarma yang merayakan ulang tahunnya ke-100. Soewarma itulah satu-satunya yang tersisa dari kontingen Kepanduan Hindia-Belanda ke Jambore Kepanduan Sedunia-5 pada 1937.
Jadi tak salah bila disebut bahwa Soewarma itu adalah The Last Boy Scout. Bahkan bisa jadi bukan saja satu-satunya yang tersisa dari Indonesia, tetapi juga dari 28.750 Pandu mewakili 54 negara yang hadir di Jambore Kepanduan Sedunia ke-5 tersebut. Soewarma sejatinya memang The Last Boy Scout yang kini genap berusia 100 tahun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI