Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kisah Petualangan Tintin: Dari Lelang Rp 21 Miliar sampai Bandara Kemayoran

20 November 2016   23:35 Diperbarui: 21 November 2016   02:11 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah anggota Komunitas Tintin Indonesia saat berlangsungnya Indonesia Comic Convention 2016. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)

The Adventures of Tintin (Petualangan Tintin), sebuah cerita bergambar atau sering juga disebut komik, kembali menjadi perbincangan di seantero dunia. Selembar original artwork dari serial Tintin Explorers on the Moon (Penjelajahan di Bulan), laku terjual seharga 1,55 juta Euro atau sekitar Rp 21 miliar dalam sebuah lelang di Paris, Prancis, baru-baru ini.

Original artwork adalah gambar asli buatan pencipta komik tersebut, Georges Prosper Remi yang lebih dikenal dengan nama penanya, Herge. menggunakan tinta cina di atas kertas berukuran 50 x 35 sentimeter.

Original artwork yang dilelang oleh Balai Lelang Artcurial tersebut, sebelumnya diprediksi bernilai antara 700.000 sampai 900.000 Euro. Ternyata hasil akhir lelang mengejutkan, karena berhasil mencapai angka dua kali lipat dari harga perkiraaan sebelumnya.

Lembaran original artwork itu berisikan gambar Tintin, si reporter muda, bersama anjing kesayangannya, Snowy atau dalam versi aslinya bernama Milo, dan sahabatnya sang pelaut tua, Kapten Haddock, sedang menjelajah di bulan. Ini memang karya Herge yang fenomenal, dan merupakan bagian kedua dari serial Tintin ke Bulan. Sebelum ini, Herge telah membuat serial Tintin “Perjalanan ke Bulan”.

Secara keseluruhan, Herge yang memulai karya kisah Petualangan Tintin itu pada 1929 menyelesaikan 23 serial komik Tintin, ditambah satu serial yang belum selesai, saat dia meninggal pada 1983.

Khusus mengenai dua serial Tintin ke Bulan, dianggap fenomenal karena karya itu dibuat pada 1953. Ini berarti Herge telah membuat kisah mengenai roket dan manusia yang mendarat di bulan, 16 tahun sebelum manusia pertama mendarat di bulan. Dari data sejarah, manusia barulah berhasil mendarat di bulan pada 1969, ketika pesawat luar angkasa Amerika Serikat, Apollo 11, mendaratkan dua astronot, Neil Arsmtrong dan Buzz Aldrin, menjejakkan kaki di bulan pada 20 Juli 1969.

Rekor penjualan original artwork tersebut, menambah panjang rekor lelang lukisan-lukisan asli karya Herge.  Sebelumnya, lukisan asli sampul komik serial Tintin di Amerika laku terjual 1,3 juta Euro pada 2012. Kemudian lembaran ganda lukisan tinta yang menjadi bagian dalam sampul serial-serial Petualangan Tintin terbitan antara 1937 sampai 1958, laku terjual seharga 2,65 juta Euro.

Tidak sampai di situ. Februari 2015, lukisan asli sampul serial Tntin “Bintang Jatuh”, berhasil mencapai angka 2,5 juta Euro. Masih di tahun sama pada Mei 2015, dua halaman terakhir dari serial Tintin “Tongkat Raja Ottokar” terjual 1,2 juta Euro, sementara pada Oktober 2015, dua halaman lain dari serial yang sama, laku seharga 1,5 juta Euro. Masih di bulan yang sama, seorang penggemar Tintin di Asia membeli gambar asli dari serial Tintin “Lotus Biru” seharga 1,2 juta Euro.

Mendunia

Mengapa begitu banyak penggemar yang bersedia membeli mahal lukisan asli karya Herge? Jawabnya karena komik kisah Petualangan Tintin memang telah mendunia. Serial yang aslinya berbahasa Prancis, telah diterjemahkan dalam lebih dari 50 bahasa di dunia. Termasuk terjemahan dalam Bahasa Indonesia.

Terjemahan awal Bahasa Indonesia diambil dari terjemahan dari Bahasa Inggris. Itulah sebabnya, nama-nama tokoh, kecuali Tintin dan Kapten Haddock, mengambil nama dari terjemahan Bahasa Inggris. Anjing kesayangan Tintin disebut Snowy, professor jenius yang menciptakan roket pembawa Tintin dan kawan-kawan ke bulan dinamai Profesor Calculus,sedangkan detektif kembar dinamai Thompson dan Thomson. Komik-komik terjemahan Bahasa Indonesia mulai diterbitkan oleh PT Indira pada paro pertama 1970-an.

Belakangan, hak terjemahannya diambil oleh PT Gramedia Pustaka Utama (GPU). Pihak GPU menerjemahkannya berdasarkan teks aslinya dalam Bahasa Prancis. Maka Snowy berubah menjadi Milo, Profesor Calculus menjadi Profesor Lakmus, dan duo detektif menjadi Dupond dan Dupont.

Mengingat terjemahan kisah tersebut yang benar-benar tersebar ke banyak bahasa di dunia, tak heran bila penggemarnya juga amat banyak di seluruh. Bahkan selain di Belgia yang merupakan “tanah kelahiran” Tintin, komunitas penggemar kisah petualangan itu juga tumbuh di banyak negara.

Sejumlah anggota Komunitas Tintin Indonesia saat berlangsungnya Indonesia Comic Convention 2016. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)
Sejumlah anggota Komunitas Tintin Indonesia saat berlangsungnya Indonesia Comic Convention 2016. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)
Di Indonesia sendiri sejak awal 2000-an, telah ada Komunitas Tintin Indonesia (KTI) yang juga dikenal dengan sebutan Tintin_id, kelompok penggemar kisah karya Herge tersebut. Saat ini, jumlah anggotanya tercatat telah mencapai hampir 3.000 orang sebagaimana tercatat di akun KTI di Facebook.  Padahal akun tersebut dibuat tertutup, bukan terbuka untuk umum. Mereka yang ingin mendaftar, tidak serta merta diterima, tetapi melalui pengesahan dari kelompok Admin KTI dulu.

Komunitas tersebut juga cukup aktif mengadakan kegiatan. Paling tidak dalam setahun ada beberapa kali pertemuan, berkumpul bersama sambil membicarakan berbagai hal, bahkan termasuk hal-hal di luar kisah Petualangan Tintin. Di luar itu, KTI juga cukup sering mengikuti pameran seperti Toys Fair atau Comic Convention.

Bandara Kemayoran

Bisa jadi, banyaknya penggemar kisah Petualangan Tintin di Indonesia, karena negara kita pun masuk dalam daftar kisah yang diceritakan Herge itu. Dalam serial Tintin “Penerbangan 714”. Diceritakan Tintin dan kawan-kawan mendarat di Bandara Kemayoran, bandara internasional di Jakarta yang beroperasi sampai 1985.

Diceritakan, mereka sebenarnya dalam transit setelah menempuh perjalanan dari Belgia hendak menuju Australia. Di Bandara Kemayoran, mereka bertemu seorang miliarder eksentrik yang akhirnya mengundang mereka naik pesawat pribadinya yang juga hendak ke Australia. Apa mau dikata, pesawat dibajak.

Dalam komik itu diceritakan, pesawat melewati radar Bandara Makassar, dan akhirnya mendarat di sebuah pulau bernama Bompa-bompa. Ini jelas nama fiktif, namun di pulau tersebut ditemukan Komodo, binatang purba yang digambar Herge dengan baik. Tak pelak banyak orang yang mengaitkan Pulau Bompa-bompa itu dengan pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur, tempat komodo hidup dan berkembang biak.

Akhir cerita tentu Tintin dan kawan-kawan berhasil mengalahkan si pembajak dan komplotannya. Mereka kembali ke Bandara Kemayoran dan bersiap menaiki pesawat Qantas, untuk terbang ke Australia.

Gambaran Bandara Kemayoran dari kisah Petualangan Tintin dan sisa-sisa Menara ATC Kemayoran. (Foto: KTI/Akun FB Kemajoran)
Gambaran Bandara Kemayoran dari kisah Petualangan Tintin dan sisa-sisa Menara ATC Kemayoran. (Foto: KTI/Akun FB Kemajoran)
Kini, sisa-sisa Bandara Kemayoran yang sebagian telah menjadi pusat pameran, perumahan, dan jalan raya, masih terlihat di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat. Paling tidak masih ada ruang tunggu penumpang dan bekas menara pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Control/ATC Tower). Menara itu bahkan telah masuk sebagai Benda Cagar Budaya sesuai Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.475 Tahun 1993.

Itulah sebabnya KTI dan komunitas-komunitas yang terkait dengan penerbangan di Indonesia, berusaha menyelamatkannya. Bandara Kemayoran adalah  bukti sejarah dunia penerbangan Indonesia, karena merupakan bandara komersial internasional pertama di Indonesia, dan sekaligus bukti sejarah perkembangan Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibu kota negara Republik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun