Bahan-bahan tambang lainnya adalah batu bara yang terbentuk dari sisa tetumbuhan di masa lalu. Sisa-sisa tetumbuhan itu kemudian mengendap dalam lapisan tanah dan menjadi fosil. Tak heran bila ada juga yang menyebut batu bara sebagai batu fosil.
Timah dan bijih besi juga merupakan bahan tambang yang ada di negeri ini. Bahkan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kandungan timah terbesar di dunia. Data yang dirilis empat tahun lalu (2012) menyebutkan, Indonesia menghasilkan timah sebanyak 300.000 ton setiap tahunnya. Disusul dengan Malaysia sebanyak 200.000 ton pertahun, juga Bolivia dan Thailand yang menghasilkan timah sebanyak Malaysia.
Tembaga juga merupakan bahan tambang yang banyak dihasilkan Indonesia. Bahan tambang itu banyak terdapat di Papua dan beberapa tempat lainnya. Demikian pula nikel, yang dalam penggunaannya dicampur dengan besi menjadi bahan anti karat maupun baja, terdapat pula di negeri ini, khususnya di daerah Soroako, Sulawesi Selatan.
Selain itu, batu-batu permata seperti berlian dan batu permata lainnya, terdapat pula di sejumlah tempat di Indonesia. Apalagi sejak tren “batu akik” muncul sekitar 2-3 tahun lalu, penambangan batu-batu permata makin gencar dilakukan di berbagai daerah.
Kemakmuran Masyarakat
Banyaknya usaha dan jenis bahan pertambangan di Indonesia, jelas menunjukkan bahwa kegiatan pertambangan memang membantu kehidupan manusia dan sekaligus dapat membantu meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Bijih besi yang banyak ditambang di Cilegon, Banten, misalnya, dapat digunakan untuk membuat berbagai peralatan. Mulai dari peralatan sehari-hari sampai peralatan dengan teknologi tinggi. Bahkan batu bara yang sekadar dibakar saja, juga bermanfaat untuk banyak hal. Mulai dari keperluan di rumah tangga sebagai pengganti minyak tanah, sampai yang berskala besar untuk membantu mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) misalnya.
Di samping bahan-bahan tambang itu yang membantu memakmurkan masyarakat, perusahaan-perusahaan pertambangan yang berskala besar pun tentu saja wajib membantu upaya kemakmuran masyarakat, terutama masyarakat di sekitar tempat aktivitas pertambangan tersebut.
PT Pertamina (Persero) misalnya mempunyai unit CSR (Corporate Social Responsibility) yang mempunyai visi “menuju kehidupan yang lebih baik”, dan misi “ melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, serta melaksanakan tanggung jawab korporat dan kepedulian sosial untuk sebuah pembangunan masyarakat yang berkelanjutan”. Upaya yang dilakukan mulai dari bidang pendidikan, pembangunan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan.
Hal serupa juga bisa dilihat di perusahaan-perusahaan pertambangan lainnya, seperti PT Vale Indonesia Tbk yang dulunya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk (Inco). Perusahaan ini juga menyediakan bantuan fasilitas kesehatan untuk pegawai dan masyarakat di sekitar Soroako, serta program magang bagi penduduk setempat.