Beberapa waktu lalu, beberapa anggota komunitas Indonesia Scout Journalist (ISJ), komunitas yang terdiri dari para Pramuka yang senang kegiatan jurnalistik dan jurnalis yang menggemari kegiatam kepramukaan, berhasil menyelamatkan sejumlah benda bersejarah di reruntuhan Gudang Perkemahan Putra (Gudang Kempa) Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur.
Di antara yang berhasil kami selamatkan adalah bendera World Organization of the Scout Movement (WOSM), organisasi kepanduan yang awalnya hanya untuk putera namun sekarang terbuka untuk umum, bendera World Association of Girl Guides & Scouts (WAGGS) yang sekarang disebut World Association of Girl Guides & Girl Scouts (WAGGGS), organisasi kepanduan untuk puteri, dan bendera Tunas Kelapa, lambang Gerakan Pramuka.
Diawali oleh penemuan tidak sengaja oleh dua anggota ISJ, R. Andi Widjanarko dan Mutiara Adriane, yang sedang melewati reruntuhan Gudang Kempa itu dengan skuter Vespa, sampai akhirnya saya diberitahu dan ikut bergabung di hari berikutnya, membantu menyelamatkan berbagai benda bersejarah yang masih tersisa.
Bendera-bendera yang diselamatkan ada dua ukuran, yang berukuran besar sekitar 2 x 3 meter (awalnya kami mengira ukurannya 4 x 6 meter), serta yang berukuran lebih kecil sekitar 1,4 x 2,2 meter. Bila melihat dan membandingkan dengan benda-benda lain yang kami selamatkan – suatu metoda yang dikenal dengan cross dating yaitu menghubungkan benda-benda dalam satu tempat dengan benda yang tercetak tarikh (tahun), kemungkinan besar bendera berukuran besar itulah yang dikibarkan di tiang utama lapangan upacara Buperta Cibubur, saat berlangsungnya Jambore Nasional (Jamnas) 1981 yang sekaligus merupakan Jambore Asia-Pasifik ke-6.
Walaupun demikian, karena di reruntuhan Gudang Kempa itu ditemukan juga badge-badge Jamnas 1986, ada pula yang memperkirakan bahwa setelah digunakan pada Jamnas 1981, maka karena saat itu kondisinya masih baik, kemungkinan digunakan pula pada Jamnas 1986. Memang, baik Jamnas 1981 maupun Jamnas 1986, keduanya diselenggarakan di Buperta Cibubur.
Apa pun itu, bila dihitung sejak pertama kali digunakan dan dikibarkan di Buperta Cibubur, maka bendera-bendera itu telah berusia 35 tahun. Usia yang cukup tua untuk benda-benda yang terbuat dari kain, namun kondisinya masih cukup baik, hanya saja sudah kotor penuh bekas lumpur dan lainnya. Itulah sebabnya, setelah diselamatkan maka upaya berikutnya adalah mencoba membersihkan bendera-bendera itu. Walaupun tidak semudah yang dibayangkan, karena ukurannya yang cukup besar.
(Foto-foto: Mutiara Adriane, ISJ #2828)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H