Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Setelah 35 Tahun, Kami Kibarkan Kembali Bendera Pramuka

6 Juni 2016   21:17 Diperbarui: 8 Juni 2016   23:09 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Tunas Kelapa, lambang Gerakan Pramuka juga dikibarkan di Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)

Beberapa waktu lalu, beberapa anggota komunitas Indonesia Scout Journalist (ISJ), komunitas yang terdiri dari para Pramuka yang senang kegiatan jurnalistik dan jurnalis yang menggemari kegiatam kepramukaan, berhasil menyelamatkan sejumlah benda bersejarah di reruntuhan Gudang Perkemahan Putra (Gudang Kempa) Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur.

Di antara yang berhasil kami selamatkan adalah bendera World Organization of the Scout Movement (WOSM), organisasi kepanduan yang awalnya hanya untuk putera namun sekarang terbuka untuk umum, bendera World Association of Girl Guides & Scouts (WAGGS) yang sekarang disebut World Association of Girl Guides & Girl Scouts (WAGGGS), organisasi kepanduan untuk puteri, dan bendera Tunas Kelapa, lambang Gerakan Pramuka.

Diawali oleh penemuan tidak sengaja oleh dua anggota ISJ, R. Andi Widjanarko dan Mutiara Adriane, yang sedang melewati reruntuhan Gudang Kempa itu dengan skuter Vespa, sampai akhirnya saya diberitahu dan ikut bergabung di hari berikutnya, membantu menyelamatkan berbagai benda bersejarah yang masih tersisa.

Bendera-bendera yang diselamatkan ada dua ukuran, yang berukuran besar sekitar 2 x 3 meter (awalnya kami mengira ukurannya 4 x 6 meter), serta yang berukuran lebih kecil sekitar 1,4 x 2,2 meter. Bila melihat dan membandingkan dengan benda-benda lain yang kami selamatkan – suatu metoda yang dikenal dengan cross dating yaitu menghubungkan benda-benda dalam satu tempat dengan benda yang tercetak tarikh (tahun), kemungkinan besar bendera berukuran besar itulah yang dikibarkan di tiang utama lapangan upacara Buperta Cibubur, saat berlangsungnya Jambore Nasional (Jamnas) 1981 yang sekaligus merupakan Jambore Asia-Pasifik ke-6.

Bendera Tunas Kelapa, lambang Gerakan Pramuka juga dikibarkan di Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)
Bendera Tunas Kelapa, lambang Gerakan Pramuka juga dikibarkan di Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)
Hal itu diperkirakan berdasarkan temuan badge-badge (lambang dari kain) Jambore Daerah DKI Jakarta tahun 1980, Raimuna Nasional 1982, dan sejumlah badge lainnya. Sebagai suatu jambore internasional tingkat Asia-Pasifik namun dihadiri juga oleh beberapa perwakilan organisasi kepanduan dari luar Asia-Pasifik, bendera WOSM dan bendera WAGGS memang menjadi keharusan untuk ikut dikibarkan bersama bendera Tunas Kelapa, lambang Gerakan Pramuka.

Walaupun demikian, karena di reruntuhan Gudang Kempa itu ditemukan juga badge-badge Jamnas 1986, ada pula yang memperkirakan bahwa setelah digunakan pada Jamnas 1981, maka karena saat itu kondisinya masih baik, kemungkinan digunakan pula pada Jamnas 1986. Memang, baik Jamnas 1981 maupun Jamnas 1986, keduanya diselenggarakan di Buperta Cibubur.

Apa pun itu, bila dihitung sejak pertama kali digunakan dan dikibarkan di Buperta Cibubur, maka bendera-bendera itu telah berusia 35 tahun. Usia yang cukup tua untuk benda-benda yang terbuat dari kain, namun kondisinya masih cukup baik, hanya saja sudah kotor penuh bekas lumpur dan lainnya. Itulah sebabnya, setelah diselamatkan maka upaya berikutnya adalah mencoba membersihkan bendera-bendera itu. Walaupun tidak semudah yang dibayangkan, karena ukurannya yang cukup besar.

Penjelasan tentang sejarah bendera yang ditemukan kepada adik-adik Pramuka. (Foto: ISJ)
Penjelasan tentang sejarah bendera yang ditemukan kepada adik-adik Pramuka. (Foto: ISJ)
Kami pun berkesempatan pula mengibarkan kembali bendera-bendera itu. Tak tanggung-tanggung, itu kami lakukan di Stadion Utama, Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno, Senayan, Jakarta. Stadion kebanggaan bangsa Indonesia, yang merupakan stadion sepakbola terbesar di Asia Tenggara. Bendera WOSM dan bendera Tunas Kelapa, kami kibarkan di sana pada Minggu, 5 Juni 2016.

Para anggota komunitas ISJ mengabadikan momen bersejarah di Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)
Para anggota komunitas ISJ mengabadikan momen bersejarah di Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)
Saat itu, Gelora Bung Karno dibuka untuk umum untuk terakhir kalinya. Gelora yang didirikan pada 1962 dalam rangka menyambut Asian Games IV, akan ditutup dan direnovasi dalam rangka menyambut Asian Games 2018. Masyarakat umum diberi kesempatan untuk menikmati stadion utama itu terakhir kali, sebelum ditutup, direnovasi, dan bila sudah selesai, baru dibuka kembali.

Bendera Tunas Kelapa dan Bendera WOSM dalam defile kecil di Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)
Bendera Tunas Kelapa dan Bendera WOSM dalam defile kecil di Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)
Di stadion bersejarah itulah, bendera WOSM dan bendera Tunas Kelapa kembali dikibarkan. Kami pun sempat berdefile kecil mengarak kedua bendera itu, dan bahkan membawanya berlari di lintasan luar lapangan sepakbolanya.

Berlari dengan bendera WOSM di lintasan Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)
Berlari dengan bendera WOSM di lintasan Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan. (Foto: ISJ)
Sebelum ditutup dan direnovasi, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, telah menjadi saksi berkibarnya kembali bendera-bendera Pramuka setelah 35 tahun lalu dikibarkan di tiang utama Buperta Cibubur. Sebagai perlambang bahwa WOSM dan Gerakan Pramuka – dan juga WAGGGS – tetap ada dan tetap berkibar. Membantu memberikan pendidikan bagi anak dan remaja, melengkapi pendidikan yang diberikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.

(Foto-foto: Mutiara Adriane, ISJ #2828)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun