Walaupun jumlah yang terdaftar sebagai anggota IAAI sudah mencapai sekitar 800 orang, jumlah itu tidak mencerminkan keseluruhan dari mereka yang pernah menempuh pendidikan minimal Strata 1 Arkeologi, atau pun mereka yang aktif berkecimpung di kegiatan kepurbakalaan.
Akan tetapi, walaupun nantinya sudah ditambah dengan mereka yang belum bergabung di IAAI, jumlah ahli arkeologi di Indonesia masih terbilang sedikit. Dibandingkan dengan luas cakupan warisan budaya dan benda cagar budaya, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Bukan hanya di darat, tetapi juga yang ada di perairan. Baik yang sudah diketahui keberadaannya, maupun yang masih dalam pencarian dalam bentuk penelitian.
Sebagaimana disebutkan dalam pendahuluan Anggaran Dasar IAAI, keberadaan para ahli arkeologi Indonesia itu adalah karena mereka sebagai warganegara yang menyadari pentingnya warisan budaya nasional. Dalam kaitan itu dan dalam rangka pengembangan ilmu dan pengetahuan, serta pemanfaatan bagi kehidupan masyarakat serta untuk memperkokoh jatidiri bangsa, maka ahli arkeologi Indonesia mengabdikan diri pada ilmu dan pengetahuan arkeologi, dengan pemikiran, pendekatan, dan cara-cara yang positif ilmiah serta dengan penuh tanggung jawab kepada nusa dan bangsa.
Positif ilmiah dengan penuh tanggung jawab, menjadi kata kunci seorang ilmuwan, termasuk para ahli arkeologi Indonesia. Itulah juga yang diupayakan lewat IAAI. Di usianya yang ke-40, IAAI diharapkan dapat terus membantu ahli arkeologi untuk senantiasa meningkatkan dan mencapai kecakapan serta keterampilan dalam bidang ilmu arkeologi, sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan negara, khususnya di bidang arkeologi. Sekaligus, IAAI diharapkan dapat menjadi wadah penggerak aktivitas dalam bidang arkeologi di Indonesia.
Melalui hal itu, diharapkan IAAI dapat menjadi organisasi profesi arkeologi yang terpercaya dan berkualitas tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri, serta berperan serta aktif dalam membantu Pemerintah dan masyarakat luas di bidang arkeologi. Termasuk berusaha semaksimal mungkin menjaga kelestarian warisan budaya dan benda cagar budaya di Indonesia.
Kalimat terakhir tadi juga menjadi kata kunci penting lainnya. “Menjaga kelestarian warisan budaya dan benda cagar budaya di Indonesia”, serta memanfaatkannya untuk kepentingan nusa dan bangsa. Biar bagaimana pun, Indonesia pasti akan terus berkembang, dan agar tidak tercerabut dari akar budayanya, warisan budaya tetap harus dipertahankan.
Seperti juga sering diungkapkan, belajar dari masa lalu. Jangan sampai mengulangi kesalahan di masa lalu, sebaliknya memodifikasi yang sudah baik di masa lalu sehingga menjadi lebih baik di masa mendatang. Di sinilah peran ahli arkeologi, membantu mengungkapkan hal-hal yang pernah ada di masa lalu, untuk dikaji dan dimanfaatkan bagi kepentingan di masa depan.
Selamat ulang tahun Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, selamat berperan aktif membantu membangun bangsa dan negara tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H