[caption caption="Seorang peserta Diklat SAR mencoba mempraktikan Vertical Rescue. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"][/caption]"Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku, menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri (ikut) serta membangun masyarakat.
“Demikian sebagian kalimat dalam janji Pramuka yang dikenal dengan nama Trisatya Pramuka.
Trisatya atau Tri Satya bila diterjemahkan secara bebas berarti Tiga Kesetiaan. Selain kepada sesama hidup, kesetiaan seorang Pramuka juga akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban terhadap Tuhan YME dan negara. Di samping yang tak kalah penting adalah selalu berusaha menepati Dasa Darma Pramuka, yang bila dipadukan dari sepuluh darma itu adalah pencerminan dari Pancasila.
Bila dikembangkan secara luas, Trisatya Pramuka dan Dasa Darma Pramuka sebenarnya pencerminan dari tiga kata, Setia, Siap, Sedia. Tiga kata itulah yang menjadi tema Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Search And Rescue (SAR) yang diselenggarakan Gugusdepan (Gudep) KH Agus Salim 05063-05064 Kwartir Cabang (Kwarcab) Tangerang Selatan. Gudep yang berpangkalan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan itu mengadakan Diklat SAR di Hutan Kota Witana Harja, Kecamatan Pamulang, dari 28 Januari 2016.
[caption caption="Persiapan sebelum dimulainya Diklat SAR. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"]
Bila hari pertama peserta masih lebih banyak berkutat pada teori, maka pada hari kedua sampai Minggu, 31 Januari 2016, peserta akan diperkenalkan dengan materi-materi praktik lapangan. Di antara praktik lapangan yang akan diberikan, termasuk navigasi darat, medical first aid, jungle rescue, water rescue, dan vertical rescue.
[caption caption="Seorang Pembina Pramuka mengamati peserta melakukan praktik Diklat SAR. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"]
Materi ajar medical first aid meliputi pengantar first aid dan referensi anatomi, pemindahan korban, penilaian korban, bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru, pendarahan dan syok, cedera jantung lunak, cedera alat gerak, cedera kepala, tulang belakang dan dada, serta penanganan luka bakar dan kedaruratan lingkungan.
Ada pun vertical rescue adalah program Diklat SAR untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pertolongan dan penyelamatan korban dalam keadaan vertikal, seperti di bangunan bertingkat dan tempat ketinggian lainnya. Kemudian, jungle rescue merupakan program Diklat SAR untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan SAR dalam melaksanakan pencarian, pertolongan dan penyelamatan korban di gunung, pegunungan, dan hutan.
Sedangkan water rescue merupakan program Diklat SAR untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan SAR dalam melaksanakan pertolongan dan penyelamatan korban dengan keadaan di atas dan di bawah air. Pelatihannya akan dilakukan di danau yang terdapat di tengah hutan kota, tempat kegiatan tersebut berlangsung.
Instruktur Diklat SAR itu, selain dari lingkungan Gerakan Pramuka, juga dari kalangan militer, dan badan SAR. Tenaga-tenaga ahli dalam bidang survival tersebut, diharapkan mampu memberikan bekal bagi para peserta, untuk kelak dapat menjadi tenaga SAR yang diandalkan.
[caption caption="Seorang Pembina Pramuka memberi semangat kepada para peserta Diklat SAR. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"]
Semoga langkah baik ini dapat ditiru oleh Gudep-gudep lain di seluruh Indonesia, dengan memberikan kegiatan yang bersifat “kekinian” kepada para peserta didik. Agar mereka tidak bosan latihan, hanya upacara, tepuk Pramuka, dan bernyanyi saja. Walaupun tentu saja ketiga kegiatan yang disebutkan tadi bukan berarti tak penting.
(Semua foto karya: R. Andi Widjanarko, Indonesia Scout Journalist)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H