[caption caption="Menggunakan badge (lambang dari kain yang dibordir) saya membuat ucapan Selamat Tahun Baru dengan membuat pergantian angka dari 2015 ke 2016. (Foto: BDHS)"][/caption]Seperti biasa, setiap menjelang Tahun Baru, orang akan membuat foto atau catatan khusus sebagai ucapan selamat Tahun Baru. Berbeda dengan itu, sampai menjelang tibanya Tahun Baru 2016, saya sama sekali tidak menyiapkan apa-apa, tidak satu pun catatan, foto, gambar ucapan Tahun Baru yang telah saya siapkan.
Malam hari 31 Desember 2015, saya masih asyik menyelesaikan tulisan tentang Mr. Sunario, perannya dalam gerakan kepanduan dan Kongres Pemuda II di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928, yang melahirkan kesepakatan bersejarah “Sumpah Pemuda”.
Tulisan tersebut selesai sekitar pukul 23.00 WIB. Setelah itu, saya pun asyik membuka-buka akun media sosial milik saya, baik di Facebook, Twitter, maupun Path. Entah kenapa, tiba-tiba muncul ide juga untuk membuat satu foto menyambut Tahun Baru 2016.
Saya pun mengambil badge “Indonesia Scout Journalist” (ISJ), lalu beberapa badge angka yang sebenarnya untuk nomor anggota. Saya menempatkan badge di atas, lalu di bawahnya empat badge angka yang dijejerkan menjadi “2015”. Kemudian dengan tangan kanan saya yang memegang badge angka “6”, menempatkannya di atas angka “5” dan memotretnya dengan bantuan smartphone saya.
Angka “6” terlihat hampir menutup penuh angka “5”, sehingga yang terlihat adalah “2-16”. Jadilah foto ucapan “Selamat Tahun Baru 2016” yang saya buat secara pribadi. Saya membuatnya tepat saat pergantian dari 2015 ke 2016.
Segera saya unggah foto itu pada akun saya di media sosial. Dimulai di Facebook, lalu di Instagram, Twitter, dan Path. Juga di beberapa group Whatsapp yang saya ikuti. Foto disertai ucapan “Happy New Year 2016” atau “Selamat Tahun Baru 2016”.
Buat mereka yang aktif di gerakan kepanduan – yang di Indonesia sekarang dikenal dengan nama Gerakan Pramuka – tentu tidak asing dengan badge ISJ dan badge angka-angka itu. Badge ISJ dibuat seperti bentuk badge yang dikenal dengan nama Council Sholder Patch atau disingkat CSP . Ini adalah sebutan untuk “tanda lokasi” yang umumnya dikenal pada Boy Scouts of America, organisasi gerakan kepanduan di Amerika Serikat. Di negara itu, badge disebut patch, walaupun artinya sama-sama lambang dari kain yang biasanya dibordir.
Selain di Amerika Serikat, bentuk CSP juga dikenal luas di banyak negara lain. Biasanya dikenakan dengan menempelkan atau menjahitnya pada lengan kanan atau kiri seragam kepanduan masing-masing.
Bentuk ini mungkin tidak umum di Indonesia, tetapi kalau disebut sebagai “tanda lokasi”, tentu para Pramuka di Indonesia mengenalnya. Di Indonesia, “tanda lokasi” dengan bentuk sedikit berbeda, yang dikenakan di lengan kanan seragam Pramuka. Ini adalah tanda untuk menunjukkan di mana seorang Pandu atau Pramuka bergabung. Di Indonesia, “tanda lokasi” menunjukkan Kwartir Cabang yang berada di Daerah Tingkat II, kabupaten atau kotamadya. Di luar negeri, biasanya CSP adalah untuk menunjukkan suatu wilayah di bawah provinsi atau state.
Sedangkan badge angka juga meniru badge angka untuk menunjukkan nomor Gugusdepan, satuan Pramuka yang langsung menangani para anggota, di Amerika Serikat. Bentuknya segi empat vertikal, dengan huruf berwarna putih dan latar belakang berwarna merah.
Semua badge itu didesain dan dibuat oleh R. Andi Widjanarko. Dia pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka, namun sekarang sudah tidak aktif lagi. Dia berprofesi sebagai fotografer profesional, yang juga senang memotret aktivitas kepramukaan. Termasuk memotret berbagai seragam organisasi gerakan kepanduan. Saking senangnya, dia mengoleksi cukup banyak seragam Pandu dari berbagai negara.
Mengetahui saya selain aktif sebagai anggota Gerakan Pramuka, juga senang mengoleksi memorabilia kepanduan dari berbagai negara, Andi menghubungi saya. Dari sejumlah percakapan, Andi mengungkapkan ingin membentuk komunitas pencinta foto kepanduan. Saya lalu memberi ide, mengapa tidak membentu komunitas pewarta kepanduan saja? Dia setuju.
Sebagaimana rancangan yang saya berikan kepadanya, ini adalah komunitas kemasyarakatan non-politis yang bersifat independen. Tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan minat jurnalistik di kalangan anggota Gerakan Pramuka, maupun minat pewarta yang bukan anggota Gerakan Pramuka, untuk lebih banyak mempublikasikan berita-berita kepramukaan.
Sebagai organisasi independen, komunitas ini bukan bagian dari organisasi Gerakan Pramuka.
Komunitas ini terbuka untuk semua warganegara Indonesia yang menyetujui tujuan komunitas yaitu membantu meningkatkan minat jurnalistik di kalangan anggota Gerakan Pramuka, juga membantu meningkatkan minat pewarta umum untuk lebih banyak mempublikasikan berita-berita kepramukaan.
Maka sejak Agustus 2015, bersama beberapa teman, di antaranya Djoko AW dan Taufik Umar Prayoga, kami mulai mengembangkan komunitas yang dinamakan “Indonesia Scout Journalist” disingkat ISJ. Sampai saat ini, masih dalam tahap awal, meskipun peminatnya sudah cukup banyak.
Komunitas ini juga masih menjadi komunitas “sederhana”, dalam arti belum dikembangkan menjadi organisasi yang permanen. Lebih bersifat sebagai paguyuban, untuk saling membagi informasi dan pengetahuan tentang jurnalistik dan fotografi, serta menyebarluaskan informasi tentang kegiatan-kegiatan kepramukaan.
Sebagai tambahan, karena ini adalah komunitas independen, maka badge ISJ maupun badge angka-angka itu, tentu saja tidak dapat dipasang di seragam Pramuka. Ada yang memasangnya di jaket, di rompi, maupun kemeja lapangan. Bukan untuk gagah-gagahan, tetapi sekadar penanda dan penyemangat untuk terus menyebarluaskan hobi jurnalistik dan fotografi terutama di kalangan teman-teman anggota Gerakan Pramuka secara pribadi.
Juga sebagai penanda sebagai anggota komunitas yang terus bersemangat menginformasikan aktivitas kepramukaan di dalam dan luar negeri, agar lebih dikenal luas oleh masyarakat. Bukankah ada pepatah, “tak kenal, maka tak sayang”. Semoga dengan banyaknya informasi tentang aktivitas kepramukaan, gerakan kepanduan ini semakin dikenal luas masyarakat, dan masyarakat semakin sayang dan memberi apresiasi positif bagi gerakan yang kini mempunyai slogan universal, “Scouts, creating a better world” atau “Pramuka/Pandu, (membantu) menciptakan dunia yang lebih baik”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H